Belakangan, konten-konten terkait proyek kereta cepat telah menyedot perhatian publik. Di antara para youtuber konten infrastruktur di Bandung, ada youtuber yang usianya paling tua, yakni Haerudin (68).
Pensiunan BUMN itu tak minder berada di tengah kelompok youtuber 'Kereta Cepat' yang didominasi para youtuber muda. Semenjak pensiun dari pekerjaannya di perusahaan BUMN ternama Indonesia, Haerudin kini memilih aktivitas baru sebagai Youtuber infrastruktur.
Sebelum membuat konten infrastruktur, Haerudin sempat membuat konten terkait aktivitas memancing, namun karna viwers untuk video memancing yang dibuatnya stagnan, ia sempat membuat konten wisata. Karena pandemi COVID-19 yang di mana obyek wisata banyak ditutup, akhirnya Haerudin banting stir membuat konten soal infrastruktur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kereta cepat baru, termasuk paling akhir, tahun lalu 2021. Karena ada COVID-19 berhenti duh tempat rekreasi, baru saya mulai ada program awalnya Cigatas, Cileunyi Garut Tasik, menjadi Getaci, Gedebage Tasik Cilacap dan saya mulai ekplore daerah sini, tahun 2020," kata Haerudin dijumpai detikJabar di kawasan Tegalluar, Selasa (24/5/2022).
Tidak seperti Youtuber infrastruktur lainnya, Haerudin hanya membuat konten video yang ada disekitar Tegalluar hingga Rancaekek.
"Tapi saya enggak bisa jauh, enggak kaya teman-teman sampai ke Gunung Bohong, saya di sekitar sini saja," ujarnya.
Saat disinggung terkait aktivitasnya saat ini yang berbanding jauh dengan pekerjaannya dulu. Haerudin yang pernah menjabat diposisi strategis di salah satu perusahaan BUMN mengaku aktivitasnya saat ini dilakukan untuk mengisi hari tua.
"Daripada diem di rumah, mending beraktivitas, di sini juga menambah banyak teman untuk bersilaturahmi," ucapnya.
Selain itu, ia mengaku terpacu membangun akun Youtube yang tadinya tidak memiliki iklan hingga tervefikasi oleh Youtube dan bisa mendapatkan penghasilan melalui media sosial tersebut.
"Kenapa saya berani setua ini kaya gini, kelihatannya sulit jadi Youtuber sampai bisa monetize, pahit getirnya cari subribe enggak mudah, saya pacu terus, sampai satu tahun, bulan kemarin dapat PIN sekarang lagi cari sampai 100 dolar, masih jauh ya," jelasnya.
Hal serupa juga dikatakan Fauzi Tamim (60), setelah pensiun ia memilih menjadi Youtuber. Meski bayarannya tidak tentu dan jauh dengan penghasilannya selama bekerja di salah satu perusahaan BUMN di Tasikmalaya, ia tetap senang.
"Besaran relatif, tidak sebanding (jika disamakan dengan gajih saat bekerja), ini mengisi hari tua, jangan sampai diam di rumah mumet. Ini tercerahkan, lihat yang indah, apalagi ngumpul dengan banyak anak muda," ujarnya.
(wip/tya)