Siapa yang tak kenal dengan gerai jajanan pasar Sari Sari? Toko di bahu jalan Sultan Tirtayasa ini tak pernah sepi pengunjung. Bahkan banyak yang rela datang sejak pukul 05.00 WIB agar tak kehabisan stok kue di dalam toko.
Kini, Sari Sari semakin berkembang dengan membuka dua cabang, salah satunya di Sarinah Jakarta. "Tahun 2021 kami membuka gerai kecil di Jalan Sukaresmi dan April 2022 buka di Sarinah. Alhamdulillah semua gerai dapat antusias yang tinggi dari pembeli," ujar Rheza Arden Wiguna, General Manager Sari Sari Outlet Tirtayasa.
Berawal dari tahun 1967 di depan Gang Kote, Bandung, sebuah gerobak kecil mencoba menjajakan jajanan ala kantin sekolah. "Engkong dan papi saya belum tau mau dagang apa. Semua dicoba di gerobak itu seperti baso tahu, kue-kue biasa, karena termotivasi dari toko roti selai seberang yang sangat laris. Saat itu tidak laku sama sekali," cerita Rheza pada detikJabar, Selasa (17/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa waktu kemudian, seorang pedagang onde-onde wijen menitipkan dagangannya di gerobak tersebut. Rupanya, onde-onde itulah yang paling dicari pembeli. Sampai akhirnya semakin banyak yang menitipkan dagangan jajanan pasarnya, hingga gerobak kecil itu tak mampu lagi menampung.
"Tujuh tahun kemudian buka gerai di Jalan Sudirman. Laris manis dan punya banyak etalase, sampai akhirnya tahun 2012 kami memutuskan untuk pindah ke Jalan Tirtayasa. Di Jalan Sudirman sudah jadi jalan searah, pembelian eceran kami jadi menurun pesat," jelasnya.
Pindah ke Jalan Tirtayasa merupakan pilihan tepat. Gerai yang dibuka jauh lebih besar karena pembeli semakin banyak. Menawarkan berbagai jenis jajanan pasar yang komplit, serta mempertahankan kualitas dan rasa yang asli dengan harga terjangkau, membuat Sari Sari tak pernah kehilangan pembeli.
"Salah satu kelebihan Sari Sari selain harga murah adalah mempertahankan cita rasa asli. Seperti contohnya serabi Solo, kami kebetulan kenal dengan supplier yang memang asli Solo sehingga kami berhasil dapatkan rasa aslinya," tutur Rheza.
Misi Sari Sari tak sederhana namun mulia. Gerai yang kini sudah diurus generasi ketiga ini merangkul puluhan supplier berkualitas terutama di daerah Bandung, untuk sama-sama maju dan berkembang. Ditambah dengan misi mempertahankan dan mengenalkan aneka kue basah sebagai identitas asli Indonesia.
"Kini sudah diurus oleh generasi ketiga dengan dua gerai cabang, setiap cabangnya kami pekerjakan 30-40 pegawai. Di kedai Mendjamu diurus oleh adik saya yang pertama, dan di Sarinah diurus adik saya yang kedua. Mohon doanya agar tahun depan kami bisa mengajak lebih banyak supplier dan bisa buka di kota lain," tutupnya.
(aau/tya)