HET Migor Dicabut, Pengusaha Warteg Bandung: Ini Menyengsarakan

HET Migor Dicabut, Pengusaha Warteg Bandung: Ini Menyengsarakan

Bima Bagaskara - detikJabar
Senin, 21 Mar 2022 11:42 WIB
Warteg di Bandung.
Ilustrasi warteg di Bandung (Foto: Bima Bagaskara)
Bandung -

Tingginya harga minyak goreng kemasan masih menjadi topik yang hangat saat ini. Persoalan ini pun menuai komentar dari berbagai kalangan, termasuk para pengusaha warteg di Bandung.

Ketua Himpunan Pengusaha Warteg Bandung Raya (HPWBR) Tatang Supriadi mengatakan pencabutan harga eceran tertinggi (HET) telah membuat masyarakat kecil khususnya pengusaha kuliner sengsara.

"Sekarang HET dicabut dengan harga Rp 23.000 - Rp 25.000 yang kemasan 1 liter ini saya kira kenaikannya bukan naik lagi, ini menyengsarakan rakyat dan pengusaha kuliner seperti kami," kata Tatang saat dihubungi detikJabar, Senin (21/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini mah mematikan usaha UMKM kayak kita di bidang kuliner terus terang aja," imbuhnya.

Ia pun mempertanyakan kebijakan pemerintah dalam menetapkan harga migor. Bahkan Tatang menganggap kebijakan pemerintah yang mencabut HET migor kemasan sebagai prank.

ADVERTISEMENT

"Pemerintah serius gak sih mau membantu rakyat tuh, soalnya kayak di-prank gitu kemarin murah gak ada barangnya, sekarang banyak stoknya, buset harganya mahal kayak di-prank," tegas dia.

Menurutnya pengusaha warteg di Bandung Raya mayoritas mengandalkan migor kemasan untuk memasak berbagai masakan.

Meski saat ini harga migor kemasan setinggi langit, namun Ia memastikan belum ada rencana pengusaga warteg untuk ikut menaikkan harga jual makanan. "Kalau menaikkan harga jual makanan gak ada kita, susah yah gimana," ujar Tatang.

Ia pun mengharapkan perhatian lebih pemerintah terkait persoalan migor tersebut. "Jadi sebagai pengusaha yang di bidang kuliner ini saya pengen ada perhatian khusus dari pemerintah lah soal minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya lah," pungkasnya.




(bbn/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads