Kebangetan! Cabai Rawit di Bandung dan Tasik Tembus Rp 70 Ribu

Kebangetan! Cabai Rawit di Bandung dan Tasik Tembus Rp 70 Ribu

Deden Rahadian, Yuga Hassani - detikJabar
Senin, 14 Mar 2022 15:38 WIB
Cabai rawit.
Cabai rawit. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Harga cabai rawit di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Tasikmalaya benar-benar pedas. Harganya melejit hingga menembus Rp 70 ribu.

Pantauan detikJabar di Pasar Cicalengka, Senin (14/3/2022), sejumlah pedagang mengeluhkan harga cabai rawit yang saat ini mengalami kenaikan cukup signifikan.

Pedagang Pasar Cicalengka, Ibu Onah (57) mengatakan harga cabai rawit saat ini tidak menentu. Namun, saat ini harganya berkisar di harga Rp70 ribu per kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga cabai rawit memang lagi naik. Walaupun enggak menentu, tapi sekarang lagi stabil di Rp70 ribu per kilogram. Lumayan kan mahal banget," ujar Onah.

Menurutnya, kenaikan harga terjadi sejak sepekan lalu. Namun, dia tak tahu kenapa harga bisa semahal itu.

ADVERTISEMENT

"Ini udah dari minggu lalu. Saya juga enggak tahu ini naiknya karena apa," ucapnya.

Onah mengungkapkan, harga normal cabai rawit sebelumny berkisar Rp 35-40 ribu per kilogram.

"Kalau sebelum naik mah harga normalnya Rp35 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram. Tapi sekarang aneh bisa nyampai Rp 70 ribu per kilogram," keluhnya.

Dia menjelaskan harga cabai jenis lainnya saat ini bervariatif. Bahkan, kata dia, penjualannya masih lumayan banyak.

"Kalau cabai merah Rp 40 ribu per kilo, rawit merah Rp 40 ribu, rawit hijau Rp 20 ribu, dan cabai tanjung Rp 40 ribu per kilo. Alhamdulillah kalau penjualan ada saja," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Kabupaten Bandung, Dicky Anugrah mengklaim harga cabai di Kabupaten Bandung belum mengalami kenaikan.

"Kalau cabai, bawang kita stabil, enggak ada kenaikan. Apalagi impornya kan dari Kabupaten Bandung," katanya.

Dicky mengatakan, sebelumnya harga komoditi lain sempat mengalami kenaikan. Salah satunya kedelai.

"Komoditi yang lain memang ada beberapa yang diindikasi (kenaikan), seperti kemarin kedelai. Tapi kedelai itu ternyata yang dipakai untuk pembuatan tahu itu impor. Jadi memang negara yang mengeluarkan bahan baku kedelai impor itu saat ini membatasi, karena lagi panennya kurang. Jadi dia menutup lagi kebutuhan di negara masing-masing. Tapi saat ini kita masih sudah stabil, hanya dua bulan kemarin yang sempat mengalami kelangkaan," pungkasnya.

Tak Hanya Cabai Rawit yang Naik

Beberapa pekan jelang Ramadan, harga kebutuhan pokok di pasar tradisional Singaparna, Tasikmalaya, juga mulai merangkak naik, Senin (14/3/2022). Kenaikan terjadi pada komoditas cabe merah, rawit, bawang merah, gula pasir, dan gula merah.

Kenaikan 100 persen terjadi pada cabai Rawit. Harga cabai rawit naik dari Rp 30 ribu menjadi Rp 65 ribu per kilogram.

"Pada naik pak, cabai rawit naiknya 100 persen lebih sekarang nyampe Rp 65 ribu per kilogram, asalnya hanya Rp 30 ribu. Masih aja mungkin naik," kata Lilis, pedagang sayuran.

Selanjutnya, harga bawang merah dari Rp 20 ribu per kilogram menjadi Rp 32 ribu per kilogram. Di tengah kenaikam harga, permintaan pembeli atau konsumen justru menurun sekitar 60 persen.

"Jadi, sudah biasa kalau mau masuk bulan puasa. Suka ada kenaikan, kadang-kadang bisa sampai Lebaran. Jadi pembeli juga berkurang. Kalaupun ada, pembelianya dikurangi," ujarnya.

Kenaikan dipicu pasokan barang ke pedagang dari petani mengalami penurunan. Sehingga stok sedikit, sedangkan permintaan meningkat.

"Pasokan sedikit dari petani mungkin karena gagal panen," tambah lilis.

Konsumen pun mengaku keberatan dengan kenaikan harga tersebut. Apalagi, di tengah kelangkaan minyak goreng, harga kebutuhan pokok turut naik.

"Ah, makin susah aja nih. Harga harga kebutuhan naik. Minyak goreng masih susah dicari," keluh Weni, salah seorang konsumen.




(ors/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads