Bencana banjir bandang yang terjadi di Kota Sukabumi pada Kamis (17/2) lalu membuat ratusan rumah warga masyarakat mengalami kerusakan. Berdasarkan data BPBD, secara total ada 839 rumah yang mengalami kerusakan dari mulai rusak ringan, sedang hingga rusak berat.
Tak hanya itu, infrastruktur lain pun dikabarkan terdampak seperti jalan pemukiman warga, 51 tempat ibadah, 2 sekolah dan 2 tempat layanan kesehatan warga.
Walikota Sukabumi Achmad Fahmi mengungkapkan, dana untuk menanggulangi kerusakan akibat bencana banjir itu mencapai Rp 8 miliar. Pasalnya, bencana itu melanda 24 kelurahan dan berdampak pada 2.857 jiwa..
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari hasil estimasi untuk penanganan bencana di 68 titik yang lalu ini membutuhkan sekitar Rp 8 miliar biaya, termasuk juga untuk lingkungan di Kelurahan Jayaraksa ini," kata Fahmi usai mencabut status tanggap darurat bencana di Kelurahan Jayaraksa, Kamis sore (3/3/2022).
Lalu darimana sumber dana tersebut?
"Dananya dari yang masuk (ke Pemda), dari Provinsi, dari sumbangan yang ada. Karena semua sumbangan yang ada itu menyatakan untuk recovery pasca bencana," ujarnya.
Apabila dana yang terkumpul masih kurang, kata dia, maka Pemkot akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Meski demikian, Fahmi belum dapat memastikan berapa dana APBD yang akan dikeluarkan untuk recovery bencana ini.
![]() |
"Selebihnya kita akan gunakan dari APBD. Rencana dari APBD nanti dilihat dari dana yang ada berapa, dari sumbangan berapa, kekurangan nanti akan ditanggulangi oleh APBD," katanya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Pemkot Sukabumi menerima sumbangan dari Pemerintah Provinsi sebesar Rp 1,5 miliar, Rp 500 juta dari dana umat dan Rp 460 juta dari Kementerian Sosial.
"Beberapa dukungan anggaran yang diberikan sampai saat ini masih kami urus untuk proses masuk ke dalam rekening kas daerah. Supaya tidak ada kecurigaan dan sangkaan, jadi uang tersebut belum masuk ke dalam rekening daerah," ungkap Fahmi.
(yum/bbn)