Langit masih gelap, lampu bohlam berwarna oranye masih terlihat menyala di salah satu lapak agen koran di Jalan Soekarno, Kota Bandung.
Sudah sejak subuh, para agen koran, tabloid dan majalah yang ada di jalan tersebut sibuk dengan pekerjaannya. Mereka berjualan dengan cara menggelar terpal plastik dan menjajakan produk media cetak yang dijualnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ada yang merapikan tumpukan koran pesanan loper, tabloid yang baru diturunkan dari mobil dan ada juga yang memilah majalah pesanan langsung dari beberapa instansi dan perkantoran.
Tak hanya itu, agen di sini juga melayani pembelian langsung dari warga. Ada yang dikirim, ada juga yang datang langsung.
![]() |
Pandemi COVID-19 berdampak sekali pada penjualan koran, tabloid dan majalah yang dijual oleh para agen. Mereka mengaku, pembeli masih ada, namun jumlahnya tak sebanyak sebelum pandemi COVID-19.
Karena penjualan sudah jauh menurun, para agen menjual produk yang masih dicari oleh pembaca. Seperti koran hingga majalah yang sudah dikenal publik.
![]() |
Keuntungan yang didapatkan oleh agen atau loper pun tidak seberapa kisaran Rp 500-Rp 1.500 per satu buah eksemplar koran, tabloid atau majalah. Meski begitu mereka tetap lakoni usahanya demi mencari nafkah untuk keluarga di rumah.
Penurunan penjualan dirasakan para agen dalam dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan pendapatannya bisa mencapai 80 persen.
![]() |
Mereka sempat merakan masa kejayaan di masa Presiden Soeharto. Pada saat itu, informasi yang disebarkan melalui media cetak merupakan barang mahal, sehingga ditunggu-tunggu masyarakat.
Keberadaan agen dan loper ini tidak sebentar, umurnya di atas 5-15 tahun, bahkan ada yang sudah 20 tahun berjualan koran, tabloid dan majalah.
![]() |
(mso/tey)