Melonjaknya kasus COVID-19 varian Omicron diperkirakan dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat. Apalagi saat ini pemerintah kembali menerapkan sejumlah pembatasan demi menekan penyebaran Corona.
"Perekonomian global, nasional maupun Jawa Barat saat ini sedang menghadapi tantangan peningkatan kasus varian Omicron yang diperkirakan dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Herawanto saat membuka Rakorwil Penguatan Sinergi dan Kolaborasi Program TPID dan TP2DD se-Jawa Barat, Rabu (16/2/2022).
Dia menyatakan penyebaran virus Corona varian Omicron terjadi sangat cepat. Bahkan di beberapa daerah peningkatan kasusnya cukup tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Kondisi ini) telah direspons dengan penerapan kembali kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat," katanya.
Menurut Herawanto dengan meningkatnya kasus Corona akhir-akhir ini pihaknya mulai mengambil kebijakan agar tidak mengubah trajectory ekonomi di Jawa Barat yang saat ini sedang dalam tren positif.
Ia menuturkan sejak triwulan IV 2021, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat melonjak sebesar 6,21 persen (year on year). Hal itu, kata Herawanto, merupakan cerminan perbaikan signifikan dan menambah optimisme terhadap kondisi perekonomian di wilayah Jawa Barat.
"Pandemi dan berbagai tantangan apapun perlu kita sikapi dengan bijak. Agar momentum opomisme perekonomian tersebut tetap terjaga dengan baik. Karena hanya dengan optimisme maka masyarakat akan semakin meningkatkan berbagai transaksi perekonomiannya yang pada gilirannya akan memajukkan dan mengembangkan perekonomian wilayah ini," ujarnya.
Herawanto menyebut pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat diproyeksikan untuk terus melanjutkan perbaikan yang didukung oleh menguatnya permintaan domestik dan permintaan global.
"Indikator dini kami mencatat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih konsisten berada di atas 100 yang berarti berada pada level optimis dengan posisi awal triwulan I 2022 sebesar 105,7," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan tahun 2022 ini daya beli masyarakat Jawa Barat mulai berangsur pulih. Hal itu terindikasi dengan laju inflasi bulan Januari 2022 yang tercatat sebesar 0,45% (mtm) atau 1,98% (yoy).
"Berbagai komoditas/jasa dalam keranjang core inflation telah mulai yang menunjukkan menguatnya permintaan, disamping tekanan yang berasal dari kelompok valamile foods. Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama agar tekanan inflasi yang terjadi tidak berlebihan, sehingga berdampak pada menurunnya kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.
(bba/mso)