Kisah Haru Proses Evakuasi Ibu dan Bayi di Tengah Banjir Cirebon

Kisah Haru Proses Evakuasi Ibu dan Bayi di Tengah Banjir Cirebon

Devteo Mahardika - detikJabar
Senin, 15 Des 2025 20:30 WIB
Kisah Haru Proses Evakuasi Ibu dan Bayi di Tengah Banjir Cirebon
Kondisi Megawati Sukarti bersama anaknya di tengah banjir (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar).
Cirebon -

Air banjir berwarna kecokelatan masih menggenangi lantai rumah ketika tangis seorang bayi memecah sunyi di Desa Panguragan Kulon, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon. Di tengah bencana, Megawati Sukarti menggendong buah hatinya yang baru berusia tiga hari. Kelahiran itu menjadi simbol harapan di tengah ujian tak terduga.

Banjir akibat luapan Sungai Winong datang begitu cepat. Tak ada waktu bagi Megawati untuk menyelamatkan diri. Dengan kondisi tubuh yang masih lemah setelah menjalani operasi sesar, ia hanya bisa bertahan di rumah yang perlahan terendam air.

Selama dua malam, Megawati dan bayinya tidur di atas genangan banjir. Papan kayu dan karpet tipis menjadi alas seadanya, menggantikan tempat tidur yang kini terendam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah dua malam begini, tidur di atas air sama anak saya yang baru lahir," ucap Megawati lirih.

Rasa nyeri bekas operasi membuatnya tak sanggup berpindah tempat. Duduk dan berbaring menjadi satu-satunya pilihan, sambil memastikan bayinya tetap hangat dan aman di tengah dinginnya air banjir.

ADVERTISEMENT

"Selama banjir ya di sini saja sama anak. Bukan tidak mau pindah, tapi masih sakit bekas operasi sesar," katanya.

Bagi Megawati, ini adalah pengalaman yang tak akan mudah dilupakan. Di satu sisi, ia tengah diliputi kebahagiaan menyambut kelahiran buah hati. Di sisi lain, ia harus menghadapi kenyataan pahit saat rumah terendam, lingkungan lumpuh, dan rasa cemas akan keselamatan anaknya.

"Kalau dibilang bahagia, ya bahagia ketika anak lahir. Tapi mau bagaimana lagi, namanya musibah banjir, tidak ada yang tahu," tuturnya.

Laporan mengenai ibu yang baru melahirkan dan terjebak banjir itu akhirnya diterima petugas. Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Cirebon, Faozan, mengatakan tim gabungan BPBD, TNI, dan Polri segera bergerak setelah menerima informasi dari warga.

"Saat kami mendapat informasi tersebut, tim gabungan langsung menuju lokasi untuk mengevakuasi ibu dan anaknya," ujar Faozan.

Petugas melakukan proses evakuasi dengan penuh kehati-hatian. Kondisi Megawati yang masih dalam masa pemulihan pasca operasi membuat petugas harus ekstra waspada, memastikan setiap langkah aman dari risiko terpeleset atau cedera.

Setelah petugas menjelaskan pentingnya keselamatan dan kesehatan, Megawati akhirnya bersedia dievakuasi. Petugas menggendong bayinya dengan penuh perlindungan, sementara Megawati dipapah perlahan menembus genangan air.

"Alhamdulillah, ibu dan anak berhasil kami evakuasi ke rumah warga yang lokasinya lebih tinggi," jelas Faozan.

Menurutnya, banjir di Desa Panguragan Kulon terjadi akibat luapan Sungai Winong setelah intensitas hujan tinggi. Air merendam permukiman warga dengan ketinggian bervariasi.

"Luapan Sungai Winong menyebabkan ketinggian air antara 40 sampai 70 sentimeter," pungkasnya.

Di tengah banjir yang belum sepenuhnya surut, kisah Megawati menjadi potret keteguhan seorang ibu. Dalam kondisi serba terbatas, ia bertahan demi menjaga kehidupan kecil yang baru saja hadir. Kisah ini menjadi potret keteguhan seorang ibu di tengah krisis banjir.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kementerian PU Kebut Pembangunan Jembatan Bailey di Aceh"
[Gambas:Video 20detik]
(mso/mso)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads