Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Pemerintah Kabupaten Bogor dan Pemerintah Kota Bogor kini memasuki babak baru dalam transformasi tata kelola lingkungan. Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang digelar di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang. Kegiatan ini jadi momentum penting dalam mendorong Jawa Barat menuju provinsi yang lebih mandiri energi melalui pengolahan sampah modern.
Bupati Bogor Rudy Susmanto, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dan Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim hadir untuk memperkuat komitmen bersama dalam mempercepat teknologi pengolahan sampah menjadi energi listrik. Lebih dari sekadar merespons persoalan sampah, ketiga pemerintah daerah turut membangun fondasi energi terbarukan yang selaras dengan arah pembangunan berkelanjutan.
Rudy Susmanto menyambut baik kolaborasi tersebut. Ia menegaskan kerja sama lintas pemerintah ini merupakan bukti keseriusan dalam menciptakan lingkungan yang lebih berkualitas bagi masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semoga langkah ini menjadi ikhtiar terbaik bagi lingkungan serta masa depan yang bersih, ramah lingkungan, dan berkelanjutan," ujar Rudy, dalam keterangan tertulis, Kamis (4/12/2025).
Sejalan dengan itu, Dedi Mulyadi menyoroti kompleksitas sampah tidak dapat ditangani oleh satu daerah saja. Menurutnya, integrasi antarwilayah adalah fondasi utama untuk menciptakan sistem pengolahan sampah yang modern, terpadu, dan memberi manfaat jangka panjang.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antardaerah, terutama dalam implementasi teknologi yang mampu mengubah sampah menjadi listrik. Langkah ini turut memperkuat ketahanan energi daerah dan menjadi bagian dari strategi besar Jabar menuju provinsi hijau.
Kolaborasi lintas wilayah ini pun diproyeksikan menjadi role model pengelolaan sampah berkelanjutan di Jawa Barat. Jika berhasil, pendekatan serupa dapat diterapkan di daerah lain sebagai standar baru tata kelola lingkungan berbasis energi terbarukan.
Pada kesempatan yang sama, Sekda Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika menekankan bahwa MoU ini menjadi landasan penting bagi percepatan penguatan energi dan pengurangan tekanan terhadap TPA.
"Kerja sama ini membuka peluang percepatan pengelolaan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan, yang bukan hanya meningkatkan efisiensi penanganan sampah, tetapi juga berkontribusi pada ketersediaan energi berkelanjutan bagi masyarakat," ungkap Ajat.
Dengan langkah kolaboratif ini, Jawa Barat menegaskan komitmennya untuk tidak hanya mengolah sampah, tetapi mengubahnya menjadi aset energi yang memperkuat masa depan lingkungan dan ketahanan energi regional.
(prf/ega)











































