Pengembaraan Dewi Astutik: TKW yang Berakhir Jadi Incaran Interpol

Tim detikcom - detikJabar
Kamis, 04 Des 2025 15:00 WIB
Akhir Pelarian Dewi Astutik 'Mami' Penyelundup Dua Ton Sabu Ditangkap BNN (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Ponorogo -

Dewi Astutik alias Paryatin (43) merintis karier dari seorang tenaga kerja wanita (TKW) sebelum akhirnya menjadi gembong sabu internasional.

Petualangan wanita asal Ponorogo ini membuat tetangga hingga suaminya tak percaya, karena jejak kriminal serius yang dilakoninya. Berikut rekam jejak Dewi Astutik.

Awalnya Ibu Rumah Tangga Biasa yang Jadi TKW

Didik Harirawan, Kepala Dusun mengungkapkan bahwa Paryatin memang warga di desanya. Didik mengaku mengenal Paryatin cukup lama dan menyatakan bahwa perubahan fisik maupun aktivitasnya masih diingat oleh warga setempat.

"Dulunya ya Paryatin, wajah sama. Sekarang kan gemuk. Terakhir jenguk orang tua itu tahun 2023 waktu pembuatan PTSL," ujar Didik saat ditemui detikJatim, Rabu (3/12/2025).

Sebagai pemegang wilayah Dukuh, Didik beberapa kali sempat bertemu langsung dengan Paryatin. Menurut Didik, keseharian Paryatin terlihat biasa saja sebelum berangkat bekerja ke Taiwan hingga Kamboja. Dia bahkan sebutkan bahwa Paryatin sempat berdagang keliling.

"Aktivitas biasa saja. Hari-hari jualan keliling di tontonan," katanya.

Didik menceritakan, sebelum menikah sebenarnya Paryatin sudah pernah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Menjadi TKI itu dilakoni oleh ibu dua anak itu setelah sempat berjualan keliling di acara-acara kampung.

"Sebelum nikah sudah TKI. Sampai dia nikah. Habis nikah jarak 2 tahun, dia ke luar negeri lagi," ungkapnya.

Pada 2023, di tahun yang sama ketika Paryatin sempat pulang ke dusun untuk mendaftar PTSL, perempuan itu sempat kembali merintis usaha kecil-kecilan bersama suaminya.

"Jualan nasi bungkus, minuman. Nggak lama, sekitar 7 bulanan. Usaha itu suaminya yang pegang. Di rumah buka pemancingan. Setahu saya, Paryatin kerja di Taiwan," ujar Didik.

Dia pun menceritakan lebih detail perjalanan Paryatin hingga terakhir kali ketemu dirinya. Didik mengatakan sebelum menikah Paryatin merantau ke Taiwan. Pada 2023 dia pulang, setelah itu sempat pergi ke luar pulau dan tidak lagi bekerja di luar negeri.

Setelah dari Taiwan Paryatin Pamitan ke Kamboja

Mbah Misiyem, salah satu tetangga, mengatakan terakhir kali bertemu Dewi alias Paryatin pada Lebaran 2023. Saat itu, menurutnya, Dewi berpamitan ke Kamboja untuk bekerja.

"Waktu itu pamitnya habis Lebaran, bilangnya mau kerja ke Kamboja. Saya sempat tanya kok jauh sekali, dia jawab di rumah nggak ada kerjaan. Saya juga tanya suaminya ditinggal gimana, dia bilang nggak apa-apa," imbuh Misiyem.

Sementara itu, sang suami yang bernama Sarno hingga kini masih tinggal di Ponorogo. Ia bekerja serabutan. Sarno mengaku tak tahu-menahu tentang aksi istrinya menjadi bandar narkoba. Katanya, terakhir kali Dewi alias Paryatin pamit ke Taiwan.

"Sebelum puasa tahun 2024, pamitnya ke rumah bosnya yang dulu di Taiwan. Sudah itu nggak tahu ke mana-mana," kata Sarno kepada detikJatim, Rabu (3/12/2025).

Sarno mengakui memang sempat ada komunikasi dengan sang istri, tapi itu pun jarang sekali. Menurutnya, Paryatin hanya menanyakan kabar anak dan mengirim uang.

"Waktu awal-awal berangkat dulu, ngomongin tanya kabar anak. Meneleponnya sebulan sekali. Selama kerja kirim uang buat anak, jajan anak gitu aja," lanjutnya.

Mengajar Bahasa Inggris, Gabung Sindikat Penipuan Online di Kamboja

Menurut hasil penelusuran BNN, Dewi Astutik alias Paryatin masuk ke Kamboja pada Februari 2023. Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto mengatakan, kedatangan Dewi ke Kamboja bukan untuk kabur, melainkan memang ingin bekerja di industri penipuan online atau online scamming yang memang tengah marah di Kamboja.

"Dari analisa dan pendalaman, yang bersangkutan PAR alias DA bukan kabur ke Kamboja, namun memang awalnya PAR alias DA ini bersentuhan dengan fenomena scamming di Kamboja, karena cepat menghasilkan uang," terang Suyudi dihubungi detikNews, Kamis (4/12/2025).

Selain menjadi scammer, Dewi sempat mengajar bahasa Inggris hingga bahasa Mandarin di tempat kursus dengan pendapatan yang cukup besar. Ia juga mengajarkan bahasa kepada scammer agar bisa melakukan penipuan lintas negara.

"Hasil pendalaman lanjutan, sebelumnya yang bersangkutan di Kamboja kerja di beberapa tempat kursus bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengajar, per bulan pendapatan kurang lebih Rp 20 juta," lanjutnya.




(yum/yum)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork