Kisah Pilu Zahra dan 2 Adiknya Bertahan di Rumah Ambruk Akibat Bencana

Yuga Hassani - detikJabar
Rabu, 26 Nov 2025 07:00 WIB
Kondisi rumah Fatimah Azzahra (21) dan kedua adiknya setelah ambruk. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Kabupaten Bandung -

Tiga anak yatim di Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, harus bekerja keras menjalani hidup dengan penuh perjuangan. Kondisi mereka semakin berat setelah atap dan dinding rumah yang mereka tempati ambruk.

Ketiga anak yatim tersebut adalah Fatimah Azzahra (21), Muhamad Raihan Nur Wahid (17), dan Muhamad Fadel Ramdan (13). Mereka selama ini tinggal di sebuah rumah sederhana di Kampung Jalan Cagak, Desa Maruyung. Namun sebagian bangunan itu kini rata dengan tanah setelah ambruk dihantam angin puting beliung dan gempa bumi yang terjadi pada Rabu (29/10) lalu. Saat kejadian, ketiganya berada di dalam rumah.

"Kejadiannya malam hari pukul 10 malam. lagi pada tidur eh saya terkena di sini pinggang sedikit. Tapi sama genteng kan langsung ngegebruk gitu," ujar Fatimah yang akrab disapa Zahra saat ditemui awak media, Selasa (25/11/2025).

Sejak ayah mereka meninggal beberapa tahun lalu, Zahra menjadi tulang punggung keluarga dan merawat kedua adiknya. Sementara ibu kandung mereka telah menikah lagi dan tinggal di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

"Saya ngurus dua adik dari mulai ayah meninggal pas saya kelas 1 SMA lalu. Jadi sampai sekarang udah 21 tahun saya mengurus ade yang satu SMA kelas 3, sekarang ade yang satu lagi SMP kelas 1," katanya.

Dalam kehidupan sehari-hari, mereka hidup dari bantuan saudara dan para tetangga. Zahra sendiri belum memiliki pekerjaan tetap sehingga sulit memenuhi kebutuhan harian.

"Alhamdulillah sehari-hari sih ada bantuan dari Bibi dan tetangga. Terus setelah ambruk awalnya sih di sini dulu. Nah, udah gitu ke UU (uwa) dulu kan, minta izin buat tinggal di sana gitu. Karena emang kondisinya sudah tidak memungkinkan di sini," jelasnya.

Meski begitu, sang ibu terkadang masih memberikan nafkah semampunya. Namun karena kondisi ekonomi yang sama-sama sulit, bantuan itu tidak menentu.

"Kan karena ekonominya juga sama, jadi kadang kalau misalnya punya ya dikasih, kalau enggak ya enggak gitu. Kadang juga makan kadang enggak gitu. Saya sama adek-adek juga gitu kadang puasa," ucap Zahra.

Setelah rumah mereka ambruk, pemerintah desa dan sejumlah yayasan swasta memberikan bantuan darurat berupa kebutuhan pokok dan material bangunan. Bagi Zahra, harapan terbesarnya sederhana: memiliki rumah yang layak dan aman.

"Iya keinginannya mah cuma pengen dibangun rumah aja yang nyaman, aman sama biar tenang aja gitu sama adek-adeknya gitu," ungkapnya.



Simak Video "Video: Warga Bangladesh Ceritakan Momen Diguncang Gempa M 5,7"


(dir/dir)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork