Kabar Regional

Di Dalam Perut Buaya Undan: Bukan Tulang Belulang tapi TV Tabung

Antara - detikJabar
Selasa, 25 Nov 2025 14:00 WIB
Kondisi buaya sepanjang 5,7 meter yang mati usai dirawat selama 20 hari di DPKP Inhil. (ANTARA/HO-Dinas Damkar dan Penyelamatan Inhil)
Riau -

Ada fakta memilukan di balik kematian buaya jumbo seberat 585 kilogram (kg) dengan panjang 5,7 meter di Indragiri Hilir (Inhil) Provinsi Riau. Setelah perutnya dibedah, ternyata ada karung goni, pisau hingga tabung televisi.

Temuan itu bermula Saat warga di sekitar Sungai Undan, Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menangkap buaya tersebut beramai-ramai pada 1 November 2025 lalu. Reptil itu kemudian dievakuasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Inhil. Setelah beberapa hari dirawat, buaya itu mati pada Kamis (20/11).

Kepala DPKP Inhil Junaidi menjelaskan kematian buaya raksasa dari Sungai Undan diketahui setelah dilakukan observasi oleh personel pada Kamis (20/11). Observasi dilakukan dikarenakan infeksi akibat luka lecet di kedua kaki dan tangan buaya.

"Kematian buaya dilaporkan setelah personel kita melakukan observasi tadi. Karena tak ada tanda-tanda bergerak, lalu dilakukan pengecekan ternyata sudah mati," kata Junaidi di Tembilahan, dilansir Antara, Jumat (21/11/2022).

Selain itu selama 20 hari di tempat penangkaran, buaya tersebut juga tidak mau makan meski sudah diberi makanan. Sebelumnya buaya itu ditangkap warga di Desa Sungai Undan, Kecamatan Reteh, Kabupaten Inhil pada 1 November lalu.

Ilustrasi buaya Foto: Getty Images/Ozbalci

Sehari kemudian hewan reptil super jumbo tersebut dievakuasi menggunakan mobil kabin ganda melalui jalur darat selama sembilan jam. Buaya ditempatkan di penangkaran sementara di kawasan DPKP Jalan SKB, Tembilahan.

Atas kematian buaya super jumbo tersebut, DPKP telah melaporkan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI, serta Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSDPL) Padang, termasuk Loka Kawasan Perairan Nasional Pekanbaru Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.

Selanjutnya pihak DPKP Inhil masih menunggu arahan, apakah bangkai buaya besar tersebut langsung dikubur atau dilakukan pengawetan untuk kepentingan penelitian. "Ya, kita masih menunggu arahan lanjutan," ujar Junaidi.

Bangkainya Dikirim ke Jakarta

DPKP Inderagiri Hilir, Provinsi Riau, mengirim bangkai buaya besar dengan berat 585 kilogram dan panjang 5,7 meter ke lembaga konservasi di Jakarta untuk diawetkan. Lembaga tersebut berada di bawah binaan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.

"Pengiriman bangkai buaya itu atas permintaan lembaga tersebut untuk preparasi dan diawetkan," kata Kepala DPKP Inhil, Junaidi di Tembilahan, Minggu (23/11/2025).

Bangkai buaya besar tersebut, kata dia, dibawa menggunakan mobil boks pendingin agar tidak terjadi pembusukan. Bangkai buaya yang sudah dibungkus plastik tersebut dibawa pada Jumat (21/11) pukul 21.00 WIB.

Junaidi mengatakan, sebelum bangkai buaya yang diberi nama "Si Undan" itu dibawa ke Jakarta, personel DPKP Inhil terlebih dahulu mengeluarkan isi perutnya. "Ternyata isinya mengejutkan mulai dari plastik, elektronik, hingga benda tajam," ujarnya.

Menurut dia, isinya ada 20 kantong plastik, karung goni, tutup minuman kemasan, pisau kecil lengkap dengan gagangnya, dan mata tombak. Bahkan, ada juga pecahan tabung televisi lama.

Semua benda yang ditemukan di perut buaya tersebut masih utuh. Namun, tidak ada satu pun tulang belulang hewan atau manusia.

"Kemungkinan benda-benda yang tidak bisa dicerna itu penyebab buaya tersebut mati. Bayangkan saja plastik ada 20 kantong, serta karung goni, pisau, mata tombak, dan tabung televisi," kata Junaidi.

Artikel ini telah tayang di detikNews




(yum/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork