Reaksi Budayawan Cirebon soal Konsep Candi Bentar di Pagar Gedung Sate

Reaksi Budayawan Cirebon soal Konsep Candi Bentar di Pagar Gedung Sate

Devteo Mahardika - detikJabar
Minggu, 23 Nov 2025 16:30 WIB
Sentuhan bertema Candi Bentar jadi wajah baru di Gedung Sate, Kota Bandung
Sentuhan bertema Candi Bentar jadi wajah baru di Gedung Sate, Kota Bandung. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Cirebon -

Pembangunan gapura berornamen Candi Bentar di kawasan Gedung Sate, Kantor Gubernur Jawa Barat, menjadi perhatian publik. Kehadiran ornamen khas tersebut dinilai menghadirkan nuansa baru yang lebih sarat nilai budaya.

Pegiat budaya menilai langkah tersebut menyimpan makna mendalam karena Candi Bentar telah lama menjadi identitas arsitektur keraton-keraton Cirebon.

Pegiat budaya Cirebon, Raden Chaidir Susilaningrat menyambut positif kehadiran ornamen candi bentar di Gedung Sate. Menurutnya, arsitektur Gedung Sate sejak awal memang memadukan unsur Eropa dengan kearifan lokal Nusantara. Penambahan Candi Bentar disebutnya sebagai upaya memperkaya identitas bangunan ikonik tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau melihat arsitektur Gedung Sate, memang ada upaya menyerap kearifan lokal. Saya senang karena Candi Bentar yang kini menjadi wajah baru Gedung Sate sangat identik dengan budaya Cirebon," ujarnya, Minggu (23/11/2025).

ADVERTISEMENT

Ia menilai langkah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menghadirkan Candi Bentar menunjukkan penghargaan terhadap keragaman budaya di Jawa Barat. Ia menegaskan wilayah Jawa Barat tidak hanya dihuni budaya Sunda, tetapi juga budaya Cirebonan dan Betawi. Karena itu, menurutnya, representasi budaya Cirebon patut mendapatkan ruang yang lebih luas.

Ia juga menjelaskan bahwa Candi Bentar yang banyak ditemui di keraton Cirebon merupakan karya arsitek Majapahit yakni Ki Ageng Sepat.

Filosofi Candi Bentar

Bangunan ini memiliki filosofi mendalam, yaitu susunan bata yang mengerucut ke atas menggambarkan struktur sosial masyarakat Jawa, semakin tinggi posisi seseorang, semakin besar tuntutan moral dan spiritualnya.

"Untuk menjadi pemimpin harus unggul secara jasmani dan rohani, memiliki sifat baik. Itu sebabnya dalam falsafah kepemimpinan Jawa tidak dikenal adanya 'matahari kembar'," jelasnya.

Selain itu, Candi Bentar juga melambangkan tingkatan pemahaman agama. Semakin sedikit seseorang terikat pada urusan dunia, maka semakin dekat ia pada Tuhan.

"Gaya arsitektur keraton di Cirebon itu banyak mengandung filsafat keislaman," terangnya.

Namun demikian, ia mengungkapkan bahwa selama ini pegiat budaya Cirebon jarang dilibatkan dalam program kebudayaan tingkat provinsi. Akibatnya, perkembangan budaya Cirebon kerap tertinggal.

Ia berharap pemerintah provinsi lebih terbuka dan intens berkomunikasi dengan para budayawan untuk mengembangkan kebudayaan, tidak hanya dalam aspek arsitektur, tetapi juga kesenian.

"Kami berharap ke depan ada ruang diskusi bersama pegiat budaya agar pelestarian budaya Cirebon berjalan lebih baik. Selain arsitektur, kesenian Cirebon juga harus mendapat perhatian di tingkat Jawa Barat," tutupnya

Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Mas Adi Komar, membenarkan bahwa revitalisasi gapura dilakukan untuk memperkuat karakter visual Gedung Sate sebagai ikon provinsi. "Memang secara umum pemerintah terus berbenah terkait lingkungan dan sarana prasarana di Gedung Sate karena sebagai ikon Jawa Barat, perlu representasi visual yang lebih kuat terkait kekhasan daerah," ujarnya, Kamis (20/11).

Adi menjelaskan bahwa pagar Gedung Sate sudah lama tidak diperbarui. Beberapa bagian bahkan rusak akibat aksi unjuk rasa yang terjadi sebelumnya. "Beberapa waktu lalu ada aktivitas unjuk rasa yang berdampak pada pagar, sehingga ada bagian yang perlu diperkuat kembali. Selama ini perbaikan masih tambal sulam, belum menyeluruh," katanya.

"Kita sudah merencanakan revitalisasi area muka dan beberapa item pagar di lingkungan Gedung Sate di APBD Perubahan, salah satunya pembangunan gapura," ungkap Adi.

Desain gapura baru menggabungkan unsur tradisi dan modernitas. Menurut Adi, elemen candi bentar sebenarnya bukan hal baru bagi Gedung Sate. "Desainnya mengangkat arsitektur candi bentar, yang memang sudah menjadi bagian dari bangunan Gedung Sate sejak lama," jelasnya.

Elemen candi bentar itu bukan sekadar ornamen, melainkan simbol budaya yang hidup di sejumlah keraton di Jawa Barat. "Candi bentar merupakan warisan budaya lokal. Penggabungan unsur tradisi dan modernitas ini menegaskan bahwa Jawa Barat adalah provinsi yang maju dan inovatif, namun tetap menjunjung budaya yang berakar kuat," tuturnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads