Pelabuhan Cirebon Disulap Jadi Panggung Seni Berpadu Teknologi

Pelabuhan Cirebon Disulap Jadi Panggung Seni Berpadu Teknologi

Ony Syahroni - detikJabar
Selasa, 18 Nov 2025 14:30 WIB
Festival Komunitas Seni Media (FKSM) di kawasan Pelabuhan Cirebon
Festival Komunitas Seni Media (FKSM) di kawasan Pelabuhan Cirebon (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Pelabuhan Cirebon begitu meriah pada Senin (17/11) malam saat Festival Komunitas Seni Media (FKSM) menyalakan gudang-gudang tua dengan musik, tarian, dan berbagai karya seni.

Suasana di kawasan pelabuhan tampak hidup dan penuh warna. Musik mengalun, tarian bergerak mengikuti irama, sementara cahaya lampu memantul jelas ke dinding-dinding bangunan yang ada di lokasi.

FKSM menjadi magnet utama malam itu, mengundang para pengunjung untuk datang. Festival ini menampilkan pertunjukan musik, tari tradisional, hingga karya yang memadukan seni dengan teknologi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua karya dipajang di bangunan lama pelabuhan, memberi pengalaman yang memadukan ruang bersejarah dengan ide kreatif generasi muda.

FKSM bertajuk Rentang Lawang itu digelar selama sepekan. Acara tersebut akan berlangsung mulai 17 hingga 23 November 2025.

ADVERTISEMENT

Menengok Karya Seni di FKSM

FKSM yang digelar di Pelabuhan Cirebon menampilkan berbagai macam karya. Salah satunya adalah lukisan yang dipamerkan dengan sentuhan teknologi kecerdasan buatan.

Pameran karya seni ini merupakan hasil kolaborasi antara Made Casta dari Cirebon dan M Hafiz Maha dari Jakarta.

Beberapa lukisan karya Made Casta dipajang, termasuk salah satunya yang menggambarkan bendera kebesaran Kerajaan Cirebon. Selain itu, pengunjung bisa melihat berbagai lukisan lain hasil karyanya yang turut dipamerkan.

Menariknya, lukisan-lukisan tersebut tidak dipamerkan seperti pameran biasa. Sentuhan teknologi kecerdasan buatan dari kolaborasi dengan M Hafiz Maha membuat karya itu terlihat lebih hidup dan interaktif bagi pengunjung.

"Karya-karya hasil kolaborasi ini ternyata melahirkan ketakterdugaan. Ini bisa memperkaya," kata Made Casta.

Festival Komunitas Seni Media (FKSM) di kawasan Pelabuhan CirebonFestival Komunitas Seni Media (FKSM) di kawasan Pelabuhan Cirebon Foto: Ony Syahroni/detikJabar

Sementara itu, M Hafiz Maha mengatakan, dengan adanya sentuhan AI, karya lukisan yang dipamerkan tampil dengan nuansa berbeda.

"Lukisan-lukisan tersebut bisa menjadi, salah satunya hologram. Menggunakan visual-visual dari Pak Made, lalu penggabungan dengan karya saya juga. Jadi ada perpaduan," kata Hafiz.

Selain lukisan, FKSM turut menampilkan beragam hasil karya dari komunitas seni. Semua karya dipamerkan hingga memenuhi setiap sudut bangunan tua yang ada di Pelabuhan Cirebon.

Momen Pembukaan FKSM di Pelabuhan Cirebon

Momen pembukaan FKSM 2025 berlangsung semarak. Penampilan musik, tarian, dan berbagai pertunjukan menghidupkan suasana malam di kawasan Pelabuhan Cirebon.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, hadir langsung dalam pembukaan FKSM, didampingi Wali Kota Cirebon, Effendi Edo. Fadli menyampaikan festival ini bisa menjadi ruang bagi pelaku seni untuk menyalurkan kreativitas dan ide-ide baru.

"Bagi generasi muda tentu ini akan menjadi hal yang menarik," kata Fadli di Kota Cirebon.

Menurutnya, FKSM adalah sebuah wadah bagi komunitas seni yang dikembangkan oleh Kementerian Kebudayaan. Ia mengatakan, festival ini akan terus dikembangkan untuk memberi ruang bagi ekspresi seni dan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.

"Karena ini adalah perintah konstitusi, Pasal 32 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945. Bunyinya, negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia, dengan menjamin masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya," kata Fadli.

Festival Komunitas Seni Media (FKSM) di kawasan Pelabuhan CirebonFestival Komunitas Seni Media (FKSM) di kawasan Pelabuhan Cirebon Foto: Ony Syahroni/detikJabar

Fadli Zon menekankan pentingnya agar seni tradisi dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi, sehingga tetap relevan bagi generasi muda. Ia menilai FKSM 2025 menjadi ruang perjumpaan antara seni tradisional, seni kontemporer, dan media digital.

"Kita harus beradaptasi dengan kemajuan zaman. Festival ini memadukan seni tradisional, modern, dan teknologi seperti videomapping," ujarnya.

Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, menyebut FKSM 2025 sebagai momentum penting untuk memperkuat identitas kota sebagai pusat budaya dan seni.

Ia berharap, festival ini bisa menjadi ruang pertemuan bagi seniman dari berbagai daerah untuk bertukar ide dan menampilkan karya kreatif.

"Cirebon dengan sejarah panjang akulturasi budayanya, akan menjadi panggung bagi lahirnya gagasan-gagasan segar dan kolaboratif," kata dia.

Alasan FKSM 2025 Digelar di Cirebon

Direktur Jenderal PPPK Kementerian Kebudayaan, Ahmad Mahendra, mengatakan pemilihan Cirebon sebagai lokasi FKSM 2025 bukan tanpa alasan.

Letaknya yang strategis di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah membuat Cirebon menjadi titik pertemuan berbagai budaya.

"Kota ini memiliki sejarah panjang sebagai ruang pertemuan berbagai budaya," kata Ahmad Mahendra.

"Tahun ini, dengan tema Rentang Lawang, kami ingin membuka pintu dialog lintas disiplin dan lintas budaya," sambung dia.

Ia menambahkan, FKSM 2025 yang diselenggarakan di Pelabuhan Cirebon tidak hanya menampilkan karya, tetapi juga memperkuat jaringan komunitas.

"Dan Cirebon adalah tempat yang tepat untuk merayakan semangat keterhubungan itu," ungkapnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads