Pemerintah Kota Cimahi kembali menggelar Cireundeu Festival 2025 yang sudah dilaksanakan selama tiga tahun berturut-turut. Di tahun ini Cireundeu Festival mengangkat tema 'Mewarisi Tradisi Merawat Generasi'.
Cireundeu Festival 2025 juga sebagai upaya Kota Cimahi meneguhkan diri sebagai kota yang menjaga akar budaya sekaligus membuka ruang bagi kreativitas bagi generasi masa depan. Cireundeu Festival juga menegaskan pentingnya keberlanjutan budaya lokal sebagai identitas dan warisan yang perlu diturunkan kepada generasi muda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tema tersebut sekaligus mencerminkan karakter Kampung Adat Cireundeu, yang selama lebih dari satu abad mempertahankan tradisi leluhur mulai dari pola hidup sederhana, filosofi pangan berbasis singkong, hingga berbagai ritual budaya yang dijaga secara turun-temurun.
Acara kebudayaan itu menyuguhkan Helaran Dongdang yang melibatkan 15 kelurahan, pagelaran Sisingaan dari Kabupaten Subang, pertunjukan angklung buncis, pameran interaktif Etnostem budaya Sunda, exhibition permainan tradisional, gelar produk kuliner khas Cireundeu yang dapat dinikmati secara gratis, hingga pagelaran wayang golek sebagai acara puncak.
"Cireundeu Festival bukan sekadar agenda budaya, melainkan wujud komitmen pemerintah daerah menjaga kearifan lokal sekaligus memperkuat ketahanan pangan berbasis tradisi. Kekayaan adat Cireundeu harus terus dirawat sebagai bagian dari identitas Kota Cimahi," kata Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, Minggu (16/11/2025).
Ngatiyana mengatakan festival di Kampung Adat Cireundeu juga merupakan hajat seluruh masyarakat Kota Cimahi. Pelibatan banyak unsur masyarakat menjadi bukti bahwa budaya adalah ruang kebersamaan yang menyatukan seluruh lapisan.
"Dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat, itulah semangat yang ingin kita hidupkan melalui festival ini," ujar Ngatiyana.
Cireundeu Festival juga berperan penting dalam memperkuat persona Cimahi dengan keterbatasan potensi wisatanya. Melalui Kampung Adat Cireundeu timbul asa pemerintah bisa meningkatkan jumlah kunjungan, belanja wisatawan, serta durasi tinggal wisatawan di Kota Cimahi.
"Melalui Cireundeu Festival kita memiliki kesempatan untuk mengangkat keunikan dan potensi lokal, untuk mengetahui lebih dekat tradisi, kerajinan, kuliner khas di Kampung Adat Cireundeu, menjadikannya destinasi yang tak hanya menarik bagi wisatawan lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara," kata Ngatiyana.
Di sisi lain, Ngatiyana mendorong Kampung Adat Cireundeu agar semakin dikenal dengan meningkatkan kualitas fasilitas dan infrastruktur pendukung wisata budaya. Pemerintah juga akan memperkuat pelestarian budaya Sunda melalui kolaborasi dengan dunia pendidikan, termasuk mendorong penggunaan aksara Sunda di berbagai kegiatan pembelajaran dan ruang publik.
"Kita harapkan masyarakat adat Cireundeu dan warga Kota Cimahi dapat terus mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi muda agar tradisi yang diwariskan turun-temurun tidak hilang atau tergantikan oleh budaya baru," kata Ngatiyana.
(iqk/iqk)










































