Ketenangan di Tengah WJF 2025, Cerita Iwan Dapat Pijat Gratis

West Java Festival 2025

Ketenangan di Tengah WJF 2025, Cerita Iwan Dapat Pijat Gratis

Yuga Hassani - detikJabar
Sabtu, 08 Nov 2025 14:00 WIB
Warga Cimahi, Iwan Kartiwa (63) dan anak perempuannya, Sonya Putri Utami (24) saat mencoba pijat reflexy di event West Java Festival (WJF) 2025
Warga Cimahi, Iwan Kartiwa (63) dan anak perempuannya, Sonya Putri Utami (24) saat mencoba pijat reflexy di event West Java Festival (WJF) 2025. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Musik, tawa, dan aroma jajanan khas Jawa Barat memenuhi udara pagi di Kiara Artha Park, Sabtu (8/11/2025). Ribuan pengunjung larut dalam euforia West Java Festival (WJF) 2025.

Namun di tengah gemerlap panggung dan hiruk pikuk stan kuliner, ada satu sudut yang berbeda, tenang, damai, dan penuh senyum.

Di sebuah tenda sederhana bertuliskan 'Radja Reflexy dan Pijat Keluarga', deretan kursi pijat disiapkan. Bau minyak aromaterapi samar tercium. Di sinilah warga bisa menikmati pijatan refleksi gratis yang menghadirkan rasa rileks di tengah keramaian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu yang terlihat menikmati momen itu adalah Iwan Kartiwa (63), warga Cimahi. Ia datang bersama putrinya, Sonya Putri Utami (24).

ADVERTISEMENT

"Saya dari Cimahi dan memang sengaja ke sini. Berangkat jam 8 pagi pakai kereta, turun di Stasion Kiaracondong," ujar Iwan sambil tersenyum.

Bagi seorang konsultan hukum yang sehari-hari berkutat dengan berkas dan jadwal padat, akhir pekan seperti ini adalah kemewahan tersendiri.

"Ke sini sambil menikmati liburan aja," katanya.

Tangan-tangan terapis menekan titik-titik refleksi di telapak kakinya. Sesekali Iwan memejamkan mata, menikmati tiap tekanan yang perlahan melepaskan rasa pegal di tubuhnya.

"Kalau pijat reflexy mah jarang, kalau pijat biasa mah di rumah sering. Setelah di pijat mah enakeun banget," ujarnya.

Warga Cimahi, Iwan Kartiwa (63) dan anak perempuannya, Sonya Putri Utami (24) saat mencoba pijat reflexy di event West Java Festival (WJF) 2025Warga Cimahi, Iwan Kartiwa (63) dan anak perempuannya, Sonya Putri Utami (24) saat mencoba pijat reflexy di event West Java Festival (WJF) 2025 Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Usai dipijat, ia tak langsung pulang. Masih banyak yang ingin dinikmatinya di festival ini, mulai dari kuliner, musik, hingga pameran UMKM.

"Adanya event ini bermanfaat bagi masyarakat. Kalau bisa ke depannya ada lagi. Habis di pijit kayanya mau nyoba kuliner yang ada di sini," katanya sambil terkekeh.

Sementara itu, Dicky Sumadi (43), Supervisor Radja Reflexy dan Pijat Keluarga, mengamati para pengunjung yang silih berganti datang. Ia tampak senang melihat antusiasme masyarakat.

"Ini mah lebih ke relaksasi. Jadi kami fokus di massage dan reflexy," ujarnya.

Radja Reflexy sudah berdiri delapan tahun. Di Bandung, mereka memiliki empat cabang - di Antapani, Cimahi, Cijambe, dan Kopo - sementara di luar Bandung ada juga di Bekasi, Cikarang, dan Bogor.

"Kalau khusus di event ini mah gratis," tambahnya.

Biasanya, layanan pijat di gerai mereka dikenakan biaya Rp115 ribu untuk 90 menit, atau Rp165 ribu untuk paket dua jam dengan pijatan di seluruh tubuh, kecuali area perut dan dada.

"Ada paket radja A, massage sama reflexy paling best seller durasi dua jam. Full body kecuali area perut dan dada Rp165 ribu," jelas Dicky.

Ia menekankan bahwa pijat refleksi bukan sekadar kegiatan fisik, tapi bentuk perawatan diri yang sejati.

"Kalau yang sakit ya tidak bisa di reflexy juga, justru ini khusus buat kebugaran. Kemudian kami juga ingin menekankan bahwa pijat reflexy itu biasanya konotasinya negatif. Padahal tidak semua seperti itu," pungkasnya.

West Java Festival 2025 didukung oleh Bank BJB (Official Banking Partner), Le Minerale (Official Mineral Water), serta sejumlah sponsor lain yang turut berpartisipasi dalam kemeriahan acara ini diantaranya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), dan Tolak Angin.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads