Lagi-lagi Petaka MBG di Bandung Barat

Round Up

Lagi-lagi Petaka MBG di Bandung Barat

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 16 Okt 2025 08:00 WIB
Korban keracunan massal SMPN 1 Cisarua
Korban keracunan massal SMPN 1 Cisarua (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Suasana di SMP Negeri 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mendadak mencekam pada Selasa (14/10/2025) siang. Puluhan siswa yang semula riang usai santap Makan Bergizi Gratis (MBG) tiba-tiba tumbang.

Mereka mengeluh pusing, mual, dan muntah hanya beberapa jam setelah menikmati menu ayam kecap, capcay, tahu goreng, lalapan, nasi, dan buah melon. Awalnya, para siswa menyantap menu MBG sekitar pukul 09.30 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, mulai pukul 12.00 WIB, gejala keracunan mulai muncul. Pihak sekolah bergerak cepat: ruangan laboratorium komputer dan aula disulap jadi posko darurat. Orang tua siswa panik, berbondong-bondong datang menjemput anak mereka.

"Jumlahnya sekitar 54-an. Kita berharap tidak ada kejadian yang terlalu masif. Kita tangani di ruang lab komputer, aula, dan kelas," ujar Kepala SMPN 1 Cisarua, Agus Solihin, Selasa (14/10/2025).

ADVERTISEMENT

Dari total 1.300 paket MBG yang diterima sekolah, sekitar 1.250 paket telah dikonsumsi siswa. Sisanya tidak terbagi karena ada siswa yang tidak masuk.

Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah korban bertambah drastis. Hingga malam hari, data terbaru dari Dinas Kesehatan KBB mencatat 115 siswa menjadi korban keracunan.

"Informasi terbaru dari petugas di lapangan, saat ini siswa yang terdampak keracunan MBG sebanyak 115 anak," kata Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail.

Jeje langsung memerintahkan Dinas Kesehatan dan seluruh puskesmas untuk siaga penuh. "Penanganan dipusatkan di sekolah. Sebagian ada yang dirujuk ke RSUD Lembang, ke RSUD Cibabat, dan sebagian lagi ditangani di posko sekolah kalau gejalanya ringan," ujarnya.

Menurutnya, sekolah tersebut menerima MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) milik Yayasan Tarbiyatul Quran Cisarua. Dari total 3.600-an porsi yang disalurkan, sekitar 1.300 porsi dikirim ke SMPN 1 Cisarua.

"Total SPPG itu menyalurkan 3.600-an porsi, untuk SMP Cisarua saja 1.300-an porsi. Sampai saat ini belum ada laporan kasus keracunan di sekolah lain selain SMPN 1 Cisarua ini," kata Jeje.

Keesokan harinya, Rabu (15/10/2025), giliran siswa SMK Negeri 1 Cisarua dan SD Negeri 1 Garuda, MA Bina Insani, MA Ponpes Al Furqon, MTs Ponpes Al Furqon, PAUD Al Muslimin, dan SDN 1 Barukai dengan porsi MBG yang dibagikan sebanyak 3.649 porsi.

"Bukan cuma dari SMPN 1 Cisarua, ada juga dari siswa SMK. Cuma kami belum pastikan dari sekolah mana, karena fokus menangani korban," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N. Sukandar.

Lia menyebut sebagian korban dirujuk ke Klinik Advent, RSUD Lembang, RS Kharisma Cimareme, dan klinik swasta di Cimahi. "Gejalanya mual, pusing, muntah, kemudian ada yang sesak napas. Untuk yang agak parah sudah dirujuk ke rumah sakit dan klinik," katanya.

Melihat perkembangan situasi, Bupati Jeje akhirnya menghentikan sementara operasional dapur SPPG di Cisarua untuk kepentingan investigasi. "Kami hentikan dulu operasional dari dapur SPPG di Cisarua setelah keracunan massal," ujar Jeje, Rabu (15/10/2025).

Menurutnya, langkah itu perlu agar penyebab keracunan bisa diungkap dengan jelas. Namun, Pemkab Bandung Barat belum menetapkan insiden ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), berbeda dengan kasus serupa di Cipongkor dan Cihampelas yang menimpa lebih dari seribu siswa.

"Belum (KLB), penanganannya lebih cepat daripada kasus waktu di Cipongkor. Sekarang kita fokus ke penanganan korban dulu," kata Jeje.

Hingga Rabu siang, data korban terus bertambah. Koordinator lapangan posko penanganan SMPN 1 Cisarua, Aep Kunaefi, mencatat ada 345 korban dugaan keracunan MBG dari berbagai jenjang sekolah.

"Sampai jam 11.15 tadi, data terakhir kami mencatat ada 345 korban," kata Aep.

Menurut Aep, gelombang kedua korban didominasi siswa SD dan SMK yang baru merasakan gejala sehari setelah menyantap menu MBG.

"Untuk korban keseluruhan itu ada dari SD, SMP, SMK. Tapi yang hari ini, itu hanya SD sama SMK. Kalau yang kemarin terkonsentrasi di anak SMP," ucapnya.

Di SMPN 1 Cisarua, sembilan ruangan disulap menjadi tempat perawatan darurat. Ambulans hilir mudik membawa siswa ke rumah sakit rujukan.

"Sampai tadi malam, untuk kasus yang dialami siswa SMPN 1 Cisarua ada 182 orang. Tidak ada penambahan lagi, tapi masih ada beberapa yang dirawat di rumah sakit," ujar Guru SMPN 1 Cisarua, Fakhmi Nurdiansyah.

Meski sebagian sudah pulih, masih ada siswa yang kembali mengalami gejala di hari berikutnya. "Tadi pagi catatan kami ada empat siswa yang sudah sembuh kemarin itu datang lagi, jadi mereka merasakan lagi gejala keracunan. Kita masih pantau kondisi siswa yang seperti itu," tandasnya.




(bba/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads