Jabar Hari Ini: Aksi Damkar Bantu Makamkan Jenazah Seberat 200 Kg

Jabar Hari Ini: Aksi Damkar Bantu Makamkan Jenazah Seberat 200 Kg

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 14 Okt 2025 22:00 WIB
Petugas damkar membantu proses pemakaman jenazah di Kuningan.
Pemakaman jenazah 200 kg di Kuningan (Foto: Istimewa)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Selasa, 14 Oktober 2025 dari mulai dari aksi damkar bantu memakamkan jenazah 200 kg dan TKW asal Garut ditemukan tewas di Sungai Citarum.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Reni Jadi Korban TPPO dengan Modus Kawin Kontrak di China

Kasus TPPO yang menimpa seorang perempuan asal Cisaat, Kabupaten Sukabumi bernama Reni Rahmawati (23) kini sudah menemui titik terang. Setelah berbulan-bulan menunggu kepastian, kondisi Reni kini aman setelah dievakuasi ke shelter KJRI Guangzhou, China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reni bahkan dihadirkan langsung lewat zoom meeting dengan KJRI Guangzhou di Mapolda Jabar. Reni menjadi korban kawin kontrak paksa dengan seorang warga China berinisial TCC.

"Alhamdulillah, saudari Reni ini sekarang aman dan ada di shelter di KJRI di Guangzhou," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan hari ini.

ADVERTISEMENT

Dalam kasus ini, Polda Jabar menetapkan kakak beradik berinisial Y (30) dan JA (38). Reni terjebak dalam kasus ini setelah dijanjikan bisa bekerja sebagai ART di China dengan iming-iming bayaran sebesar Rp 15-30 juta.

Sebelum dibawa kabur ke China, kakak beradik Y dan JA meminta Reni datang ke Bogor, tepatnya di rumah seseorang berinisial YF alias A terlebih dahulu untuk pembuatan paspor. Namun setelah di sana, Reni ternyata malah dinikahkan dengan WN China berinisial TTC lewat perantara seorang warga China berinisial LKS alias KG.

Dua tersangka kasus TPPO modus kawin kontrak di ChinaDua tersangka kasus TPPO modus kawin kontrak di China Foto: Rifat Alhamidi

Setelah semua administrasinya rampung, Reni pun sempat tinggal bersama TTC di Bogor selama 10 hari di sebuah rumah kontrakan, sebagaimana perjanjian awal kawin kontrak tersebut. Namun, Reni malah dibawa ke China, dan lebih dari sebulan tak kunjung dipulangkan ke Indonesia.

Di China, Reni dipaksa ikut TTC di rumahnya di sebuah pedesaan di wilayah Yongchun yang berjarak begitu jauh dari pusat kota Guangzhou. Di sana, Reni tak pernah dipekerjakan sebagai ART, namun malah jadi istri dari TTC.

Hendra membeberkan, pengungkapan kasus ini tidak terlepas dari koordinasi antarlembaga. Mulai dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Hubinter dan Bareskrim Polri, termasuk KJRI Guangzhou.

"Karena ini menyangkut hak WNI sendiri. Proses pemulangan korban saat ini masih menunggu gugatan perceraian di China," pungkasnya.

Y dan JA dijerat Pasal 4 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang TPPO. Ancaman hukuman paling singkat 3 tahun dan maksimal 15 tahun kurungan penjara, dengan pidana denda paling sedikit Rp 120 juta dan maksimal Rp 600 juta.

Damkar Bantu Makamkan Jenazah Seberat 200 Kg di Kuningan

Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Kuningan membantu memakamkan jenazah dengan berat 200 kilogram. Momen tersebut terjadi pada Senin (13/10/2025) di Desa Peusing, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan.

Kepala UPT Damkar Kuningan, Andri Arga Kusuma memaparkan pihaknya mendapatkan laporan dari pihak pejabat Desa Peusing untuk membantu memakamkan seorang pria berinisial S (51) sekitar pukul 19.30 WIB. Menurutnya, saat itu, karena jenazah yang cukup berat membuat warga meminta bantuan Damkar untuk memakamkan jenazah.

"Kita dapat pelapor dari pemdes. Setelah mereka diskusi dan nggak sanggup. Karena sudah ditaksir berat dua kuintal. Jadi minta dibantu untuk pemakaman warganya yang obesitas. Karena saat itu, sedang menunggu mobil randis. Selang 20 menit dari laporan kita langsung berangkat. Jenazahnya itu laki-laki," tutur Arga hari ini.

Meskipun dari rumah duka menuju pemakaman jenazah dibawa menggunakan mobil. Namun, sesampainya di area pemakaman, di mana mobil tidak bisa masuk ke pemakaman, membuat jenazah harus dibawa oleh warga sekitar dan petugas Damkar.

Arga memaparkan salah satu kesulitannya dalam menangani jenazah adalah ketika proses mengangkat dan membawa jenazah. Menurutnya, dibutuhkan belasan orang untuk mengangkat jenazah dengan berat sekitar 200 kilogram tersebut. Dan itu pun dilakukan secara bergantian.

"Kalau proses pemakamannya memang kesulitan waktu pengangkutan jenazah. Meski pakai mobil tapi sampai jalan terakhir yang bisa dilewati oleh mobil. Sisanya dibantu oleh warga. Ngangkatnya itu banyakan. Sekali mengangkat itu ada 15 sampai 20 orang mah ada. Itu pun saling gantian. Lima langkah ganti, lima langkah ganti, karena berat. Sekitar 100 meteran lah jaraknya dari turunnya mobil sampai pemakaman," tutur Arga.

Sebelum dimakamkan, petugas damkar bersama warga sekitar membuat bambu dan tali terlebih dahulu menggunakan tali webbing. Tali dan bambu tersebut disusun di makam untuk memudahkan proses penurunan jenazah. Setelah semuanya siap. Damkar dan masyarakat sekitar bahu-membahu memegang tali tersebut hingga jenazah berhasil diturunkan ke area makam secara perlahan dan hati-hati.

"Jadi kita di atas liang lahat itu pakai bambu dulu, lalu digelar tali yang kuat sebanyak mungkin. Nah jenazah itu setelah turun dari keranda langsung ke bambu itu. Setelah ditidurkan di situ, nanti dalam hitungan komando bareng, bambunya itu ditarik. Itu yang pegang tali itu banyakan 20 orang mah ada. Karena kalau 10 orang nggak mungkin ketahan. Sedikit demi sedikit diturunkan sampai jenazah ke bawah," tutur Arga.

Setelah berhasil sampai liang lahat. Jenazah langsung dikubur dan didoakan. Proses pemakaman tersebut selesai sekitar pukul 22.00 WIB. Menurut Arga, proses pemakaman jenazah tersebut dilakukan oleh 7 petugas damkar Kuningan yang sebelumnya juga pernah membantu untuk memakamkan jenazah dengan berat mencapai 240 Kilogram.

"Alhamdulillah sudah pernah sebelumnya dan metodenya sama. Cuman karena permintaan warga nggak mau di-share. Jadi nggak disampaikan ke khalayak umum. Kebetulan kemarin regunya yang sama yang pernah menangani itu," pungkas Arga.

Belasan Balita Keracunan MBG di Tasikmalaya

Kejadian keracunan yang diduga akibat mengonsumsi menu program makan bergizi gratis (MBG) kembali terjadi. Kali ini dugaan keracunan itu terjadi di Kampung Sukaasih, Desa Cibeber, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya.

Korbannya bukan anak sekolah, namun belasan anak balita yang juga menerima program MBG. Gejala keracunan ini mulai dialami sejumlah balita usai memakan jatah MBG, hari ini.

Mayoritas mulai mengalami gejala keracunan sejak kemarin sore hingga Selasa pagi ini. Setidaknya ada 11 balita yang dilaporkan mengalami gejala keracunan.

"Anak saya mengalami mual, muntah langsung 5 kali. Itu sesudah konsumsi makan itu dari MBG," kata Deti, salah seorang ibu balita penerima MBG di Kampung Sukaasih.

Menurut Deti, jatah MBG yang diterima kemarin, terdiri dari nasi putih, ayam suwir, sayuran tumis, tahu dan susu. "Menunya itu suwir ayam, wortel ya oseng-oseng (tumis) sayuran, nasi, sama tahu. Ada susu juga, susu UHT," kata Deti.

Deti mengaku tak mengetahui dari ragam makanan di porsi itu, apa yang menyebabkan anaknya mengalami gejala keracunan. Tapi Deti mengaku sempat mencicipi susu, yang menurutnya rasanya agak asam.

"Saya nyicip sedikit, agak masam gitu susunya. Ah langsung dibuang saja. Kalau ayamnya nggak apa-apa," kata Deti.

Usai anaknya mengalami keracunan, Deti mengaku tak sempat membawanya ke Puskesmas, karena petugas dari Puskesmas dan bidan segera datang ke rumahnya untuk memeriksa kondisi anaknya.

"Nggak dibawa ke Puskesmas, bidan langsung datang ke rumah. Alhamdulillah sekarang kondisi anak saya sudah baik," kata Deti.

Selain itu, Deti menambahkan anak balita di kampungnya baru menerima suplai MBG dalam 2 pekan terakhir. "MBG balita di sini baru dua minggu jalan," kata Deti.

Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Manonjaya, Sansan Ayif Santosa membenarkan adanya kejadian dugaan keracunan tersebut. Tapi dia menegaskan ikhwal pemicunya dari menu MBG, itu baru dugaan.

"Ya betul bahwa dari tadi malam kami sudah mendapat laporan dari pemerintah desa, terkait dugaan keracunan dari MBG. Tapi ini masih praduga," kata Sansan.

Dia juga membenarkan jika korban dugaan keracunan ini merupakan balita yang berada di Desa Cibeber Kecamatan Manonjaya. "Ini MBG yang disuplai kepada balita yang ada di Desa Cibeber. Informasi hasil tracking tadi pagi ada 10 sampai 11 balita yang mengalami gejala mirip keracunan," kata Sansan.

Terkait penanganannya, Sansan menjelaskan sejak muncul kejadian tim medis dan unsur pemerintahan setempat langsung mendatangi para korban. Pihak terkait juga sedang berusaha mengambil sampel makanan yang diduga pemicu keracunan.

"Sedang dilakukan pengambilan sampel makanan. Informasi yang kami terima itu diduga dari daging ayam suwir," kata Sansan.

Dia menambahkan sebagian dari korban dugaan keracunan itu mengonsumsi jatah makan pada sore hari. Padahal makanan itu dikirim sejak pagi hari.

"Makanan tersebut yang seharusnya dimakan pagi, itu diberikan sore hari setelahnya dicek oleh orang tua bahwa makanan itu tidak basi. Tapi kan yang namanya balita dengan orang dewasa beda. Nah ini juga perlu sebuah edukasi kepada para orangtua penerima manfaat MBG, agar makanan yang diberikan itu secepatnya dikonsumsi, agar tidak menimbulkan basi," papar Sansan.

Rumah Ridwan Kamil di Cimbuleuit Bandung Didemo Santri

Puluhan santri menggeruduk rumah mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di kawasan Ciumbuleuit, Kota Bandung. Mereka kecewa atas kritik yang disampaikan Anggota Komisi VIII DPR Fraksi Golkar, Atalia Praratya, yang merupakan istri Ridwan Kamil, terkait pembangunan ulang Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny Sidoarjo menggunakan dana APBN.

Koordinator Forum Santri Nusantara Bandung Raya, Riki Ramdan Fadila, mengatakan aksi yang digelar hari ini merupakan bentuk solidaritas terhadap Pesantren Al-Khoziny yang kini sedang dipertaruhkan secara legalitasnya oleh negara.

"Ini dimulai dari satu respons dari legislatif yang punya pandangan atau membentuk satu opini terhadap pesantren di tengah masyarakat dengan mengatakan bahwa kemudian mungkin telah terjadi pelanggaran berat di tubuh pesantren Al-Khoziny. Hal ini yang kemudian membuat satu pandangan buruk atau menciptakan satu pandangan buruk di masyarakat terhadap citra dari pesantren se-Indonesia," kata Riki kepada awak media, hari ini.

Riki mengungkapkan, bicara soal pelanggaran berat, dia membandingkan dengan tragedi Kanjuruhan, Malang, dan kasus pelanggaran HAM berat lainnya yang pernah terjadi di Indonesia.

"Apa kabar hari ini dengan pelanggaran-pelanggaran HAM yang sebenarnya sudah lama? Apa kabar hari ini tentang korupsi? Baik itu korupsi bjb dan sebagainya. Hal ini yang kemudian menjadi satu keresahan para santri atau sakit rasa-sakit yang kemudian dirasakan oleh seluruh santri Indonesia termasuk oleh kami sebagai Forum Santri Indonesia Antara Bandung Raya. Kenapa kami merespons perkataan dari Ibu Atalia ini dengan satu bentuk pernyataan aksi di depan rumahnya? Karena kami tidak menjadi persoalan dengan partainya," ungkapnya.

"Kami tidak menjadi persoalan dengan jabatannya. Tapi kenapa hal ini seperti hal yang sensitif terhadap pesantren dalam pribadi Ibu Atalia ini? Maka kami merespon dengan membawa beberapa tuntutan," tambahnya.

Para santri juga meminta Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, agar mencopot Atalia dari jabatan sebagai anggota DPR RI. "Kami meminta Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia untuk memecat Ibu Atalia dari jabatan sebagai anggota DPR RI karena pernyataan telah menimbulkan kegaduhan dan dinilai bertentangan dengan prinsip keadilan sosial serta konstitusi," ujarnya.

Aksi sejumlah santri di rumah Ridwan KamilAksi sejumlah santri di rumah Ridwan Kamil Foto: Wisma Putra

Massa juga meminta agar Atalia melakukan permintaan maaf terbuka kepada publik dan seluruh komunitas pesantren di Indonesia atas pernyataan yang menyinggung perasaan umat dan keluarga korban tragedi Al-Khoziny.

"Kami juga menuntut Komisi VIII DPR RI untuk menyusun kebijakan nasional keselamatan pesantren yang melibatkan Kementerian Agama, Kementerian PUPR, dan BNPB agar tragedi serupa tidak terulang tanpa mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pesantren. Kami mendesak pemerintah dan DPR untuk memastikan hak-hak korban tragedi Al-Khoziny meliputi santunan keluarga korban, bantuan medis dan psikososial bagi santri yang selamat, juga beasiswa penuh bagi santri yatim piatu akibat tragedi ini," jelasnya.

TKW Garut Dibunuh Lalu Dibuang ke Sungai Citarum

Iis Nurparida, seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kadungora, Kabupaten Garut, ditemukan tewas. Jasadnya mengambang di aliran Sungai Citarum, Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Jasad wanita 44 tahun itu ditemukan oleh seorang pemancing pada 1 Oktober 2025 lalu. Saat ditemukan, jasad Iis terbungkus jaket berwarna hitam pada bagian wajahnya. Ia lalu melaporkan penemuan itu ke polisi.

"Betul kami terima laporan dari warga adanya penemuan mayat mengambang di Sungai Citarum. Kemudian setelah diangkat, ditemukan indikasi pembunuhan dari jasad tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Cimahi, AKP Teguh Kumara saat ditemui di Mapolres Cimahi hari ini.

Pihaknya membawa jasad tersebut ke Rumah Sakit Sartika Asih untuk autopsi demi memastikan dugaan penyebab kematian. Hasilnya jasad tersebut dipastikan korban pembunuhan karena adanya bekas jeratan tali di leher.

"Hasil autopsinya sudah keluar, ada jeratan pada bagian leher yang diduga kuat menjadi penyebab kematian korban," kata Teguh.

Iis diketahui merupakan seorang pahlawan devisa yang baru saja pulang ke tanah air setelah bekerja di Malaysia. Hal itu terkonfirmasi setelah anggotanya menelusuri alamat korban di Garut.

"Pihak keluarga mengonfirmasi bahwa jasad tersebut merupakan IN, anggota keluarga mereka yang baru pulang dari Malaysia. Jadi saat itu dia baru sampai ke tanah air, tapi belum sampai ke rumah namun ditemukan tak bernyawa," ujar Teguh.

Teguh mengatakan pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan penyidikan untuk mengungkap kasus tersebut. Kemudian pada 10 Oktober, diamankan 2 pelaku yang diduga pembunuh Iis Nurparida.

"Hasil penyelidikan ada 2 pelaku yang kami amankan," kata Teguh.




(wip/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads