Saat Bogor Jadi Laboratorium Politik Nonblok Negara Asia dan Afrika

Saat Bogor Jadi Laboratorium Politik Nonblok Negara Asia dan Afrika

Andry Haryanto - detikJabar
Selasa, 14 Okt 2025 14:00 WIB
Ruangan Panca Negara dengan lima bendera 5 negara di dalamnya
Ruangan Panca Negara dengan lima bendera 5 negara di dalamnya (Foto: Andry Haryanto)
Bogor -

Di gedung yang dulu menjadi simbol tunduknya bangsa-bangsa Timur pada perintah Eropa, kini para pemimpin Asia duduk sejajar, berbicara tentang kedaulatan dan perdamaian. Di tempat para Gubernur Jenderal dahulu menandatangani perintah penaklukan, lima kepala pemerintahan yang baru merdeka menulis bab baru dunia. Tanpa meriam, tanpa bendera penjajah, hanya dengan keyakinan bahwa Asia mampu menentukan jalannya sendiri.

Pada tanggal 28-29 Desember 1954, Jawaharlal Nehru, Ali Sastroamidjojo, U Nu, Mohammed Ali Bogra, dan John Kotelawala bertemu di Bogor untuk membahas rencana besar, yaitu sebuah konferensi Asia-Afrika di Bandung. Namun di balik agenda itu, lahir benih diplomasi baru yang kelak dikenal dunia sebagai Non-Alignment Movement atau Gerakan Nonblok.

Tulisan ini disusun berdasarkan jurnal ilmiah karya Andrea Benvenuti, "Nehru's Bandung Moment: India and the Convening of the 1955 Asian-African Conference," diterbitkan dalam India Review, Volume 21, Nomor 2 (2022), halaman 153-180.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Benvenuti mencatat bahwa suasana konferensi Bogor sebagai pertemuan yang singkat dan secara keseluruhan bersahabat. Namun di balik pertemuan singkat itu, terselip visi besar Nehru tentang dunia pascakolonial yang bebas dari pengaruh dua kutub ideologi.

Ia datang ke Bogor membawa prinsip-prinsip koeksistensi damai yang kelak menjadi dasar politik nonblok, menolak ikut dalam blok mana pun, tetapi tidak bersikap netral terhadap ketidakadilan.

ADVERTISEMENT

Seperti dicatat Benvenuti, Nehru menegaskan bahwa India ingin memperkuat kerja sama antarnegara Asia dan Afrika serta membahas isu-isu kepentingan bersama seperti perdagangan dan penghapusan kolonialisme.

Bagi Nehru, kerja sama itu hanya akan bertahan jika Asia dan Afrika bebas menentukan sikap politik luar negerinya sendiri tanpa tekanan Barat maupun Timur.

Di akhir pertemuan, para pemimpin menyusun komunike bersama yang menegaskan bahwa pertemuan Asia-Afrika yang akan terlaksana kelak bukan sekedar pertemuan sekedar batas negara dan kawasan, tapi sikap tegas dari negara-negara yang baru lepas dari cengekeraman kolonialisasi.

"The five Colombo Powers reaffirmed that they had no intention of making Asian and African countries build themselves into a regional bloc," tulis Benvenuti. ("Kelima negara Colombo menegaskan kembali bahwa mereka tidak bermaksud menjadikan negara-negara Asia dan Afrika membangun diri menjadi blok regional.")

Pernyataan itu menjadi deklarasi moral pertama Gerakan Nonblok. Meskipun istilah non-blok belum muncul secara formal, semangatnya sudah lahir di Bogor.

Dalam membangun gagasan untuk peradaban dunia ini, Indonesia menemukan kesejalanannya dengan India.

"Indonesia did not wish to antagonize the PRC and therefore sided with India and Burma," tulis Benvenuti. ("Indonesia tidak ingin memusuhi Republik Rakyat Tiongkok dan karena itu berpihak pada India dan Burma.")

Bagi Ali Sastroamidjojo, keputusan itu juga bermakna politis, memastikan konferensi Asia-Afrika nanti di Bandung berjalan dengan dukungan luas, tanpa memicu permusuhan dengan negara-negara besar.

Maka Bogor menjadi semacam laboratorium politik Asia-Afrika. Di sinilah para pemimpin Asia berlatih berunding tanpa patron, membangun kesepakatan dengan musyawarah, dan menemukan cara berpolitik baru di luar peta Perang Dingin.

Seperti ditulis Benvenuti, keputusan di Bogor adalah hasil perpaduan seimbang antara idealisme dan pragmatisme yang menjadi dasar Konferensi Bandung dan kemudian memengaruhi kebijakan nonblok.

Tujuh tahun setelah Bogor, semangat itu tumbuh menjadi gerakan global. Pada 1961 di Beograd, para pemimpin dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin berkumpul dan mendeklarasikan Non-Aligned Movement (NAM).

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads