Aktivitas Alat Berat Revitalisasi Situ Ciburuy Bikin Rumah Warga Retak-retak

Whisnu Pradana - detikJabar
Senin, 13 Okt 2025 17:52 WIB
Rumah di sekitaran Situ Ciburuy 2 Retak akibat aktivitas alat berat (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).
Bandung Barat -

Situ Ciburuy, di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ini sedang direvitalisasi oleh Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat.

Revitalisasi diawali dengan menerjunkan alat berat mengangkat sedimen dari permukaan situ. Insiden terjadi di tengah revitalisasi, ketika satu unit backhoe ambles karena tanah yang diinjaknya labil tak kuat menahan bobot alat berat tersebut.

Tak cuma itu saja, revitalisasi berdampak pada warga. Sebagian rumah yang ada di bantaran Situ Ciburuy 2, retak-retak karena getaran yang ditimbulkan pergerakan backhoe tersebut.

Ketua RW 13 Desa Ciburuy, Ahmad Kusnadi mengatakan, sejak revitalisasi berjalan beberapa pekan lalu, jumlah rumah yang retak-retak kini terus bertambah hingga belasan unit.

"Awalnya itu saya terima laporan cuma 4 rumah, terus semakin hari sampai sekarang ada terus penambahan. Sekarang sudah 15 rumah," kata Ahmad saat ditemui, Senin (13/10/2025).

Dinding rumah warga yang berjarak sekitar 4 sampai 5 meter ke area Situ Ciburuy retak-retak pada bagian dindingnya. Mereka khawatir retakan bisa semakin parah seiring berjalannya waktu.

"Memang retakannya kecil, tapi semua paham kalau tanah di sini itu labil. Jadi kalau beko (backhoe) berjalan itu tanah otomatis bergetar, jadi berdampak ke dinding retak-retak. Warga mengeluh ke saya dan saya sampaikan ke Pak Kades langsung," kata Ahmad.

Mereka sadar tak mungkin menghentikan proyek revitalisasi tersebut. Namun setidaknya, mereka menuntut ada kompensasi atas dampak yang ditimbulkan pada kerusakan di rumah mereka.

"Ya warga bisa apa, mereka nggak berani ngomong cuma bisa disampaikan ke saya. Saya juga nggak ada kewenangan apa-apa. Kalau memang berjalan terus, minimal keamanan diperhatikan, ada kompensasi lah gitu buat yang rumahnya rusak," kata Ahmad.

detikJabar berusaha mengonfirmasi Kepala Desa Ciburuy, Firmansyah terkait dampak yang ditimbulkan revitalisasi tersebut. Namun saat ini belum ada respons dari yang bersangkutan.

Mundur sedikit ke belakang, revitalisasi tersebut diawali dengan penertiban bangunan berupa warung dan rumah-rumah di sempadan Situ Ciburuy pada 18 September 2025 lalu. Saat itu sebagian warga melawan adanya pembongkaran.

Namun perlawanan itu tak berbuah hasil positif. Revitalisasi terus berjalan, dengan anggaran sebesar Rp13 miliar untuk pembongkaran hingga pengerukan sedimentasi demi mengembalikan keandalan situ peninggalan Hindia-Belanda tersebut.

"Kita lakukan penataan kawasan, untuk mengembalikan ke fungsinya. Kita siapkan anggaran sekitar Rp13 miliar," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Revitalisasi Situ Ciburuy pada UPTD Dinas Sumber Daya Air, Wilayah Sungai Citarum, Ninda Agustina, 18 September 2025.

Rencana penertiban itu juga demi mengembalikan luas keseluruhan kawasan Situ Ciburuy yang sudah banyak termakan bangunan. Saat ini, luas Situ Ciburuy tak lebih dari 15 hektare.

"Luasan area Situ Ciburuy itu dikembalikan ke 25 hektar, itu juga secara bertahap karena keterbatasan anggaran. Untuk tahap pertama ini ada di area situ 2, yakni hulunya dulu kita tertibkan untuk memberi batasan. Inilah batas situ yang tidak boleh diganggu gugat oleh masyarakat. Jadi sebetulnya dari 25 hektar menciut jadi 15 hektar dan kita usahakan kembalikan," tutur Ninda.



Simak Video "Video: Kata Hengky Kurniawan soal Usulan Ganti Nama Bandung Barat "

(mso/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork