Lapas Kelas IIB Purwakarta kini tengah gencar mengembangkan program pembinaan berbasis ketahanan pangan. Program ini menjadi wujud nyata strategi Lapas dalam mencetak Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang mandiri, terampil, dan produktif saat kembali ke masyarakat.
Sejak digagas oleh Kepala Lapas Purwakarta, Mizan Muhami, para warga binaan kini aktif mengikuti pelatihan dan praktik bercocok tanam di area pembinaan. Mereka turun langsung mengolah lahan, menanam sayuran, hingga merawat tanaman setiap hari.
"Kegiatan ini tidak hanya melatih keterampilan pertanian, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama, dan disiplin di antara sesama warga binaan," ujar Mizan, Sabtu (11/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pelaksanaan program ini, Lapas Purwakarta menyiapkan rencana strategis untuk meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan WBP. Melalui pelatihan ketahanan pangan yang mendukung Asta Cita Presiden serta program akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, warga binaan dibekali keterampilan yang bisa menjadi bekal hidup setelah bebas.
WBP mendapatkan pendampingan intensif dari petugas pembinaan dan tenaga ahli yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Proses belajar dilakukan langsung di lapangan, mulai dari pengolahan tanah, pembuatan pupuk organik, hingga penerapan strategi penanaman berkelanjutan.
Menurut Mizan, kegiatan pertanian ini bukan sekadar latihan bertani, tetapi juga bagian dari pembinaan mental dan sosial bagi warga binaan.
"Melalui aktivitas bercocok tanam, WBP belajar arti kerja keras, kemandirian, serta manfaat kontribusi nyata bagi masyarakat," tuturnya.
Kolaborasi antara Lapas Purwakarta dan Pemkab Purwakarta diharapkan dapat menciptakan ekosistem pembinaan yang berkelanjutan. Selain memperkuat ketahanan pangan daerah, program ini juga membuka jalan bagi WBP untuk memiliki keahlian baru, memperbaiki masa depan, dan mengurangi risiko residivisme.
"Dengan keterampilan dan pengalaman yang diperoleh, para WBP diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi ketahanan pangan di Purwakarta, sekaligus bukti bahwa proses pembinaan di lapas mampu menghasilkan perubahan positif yang nyata," kata Mizan.
Dukungan penuh datang dari Wakil Bupati Purwakarta, Abang Ijo Hapidin, yang berkomitmen menyediakan sarana penunjang agar program berjalan optimal.
"Kami akan berkolaborasi dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan serta lapas. Pemerintah Daerah akan menyiapkan lahan, ilmunya, bibitnya, pupuknya, strategi, hingga pemasarannya," ujar Abang Ijo.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemkab Purwakarta menyiapkan lahan seluas empat hektar untuk pengembangan kegiatan pertanian warga binaan. Lahan tersebut akan ditanami berbagai jenis sayuran yang hasilnya dapat dijual ke masyarakat dengan harga terjangkau, sekaligus menjadi tabungan bagi WBP sebagai modal ketika bebas.
(dir/dir)