Banjir masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Kecamatan Rancasari, Kota Bandung. Belum lama ini, ratusan rumah di sana tergenang pada Maret 2025, tepat di awal Ramadan 1446 H.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan pun kemudian mengecek langsung titik masalah pemicu banjir di wilayah Rancasari, tepatnya di Kelurahan Mekarjaya. Ternyata, ada sejumlah masalah yang tidak bisa langsung ditangani Pemkot Bandung, terutama soal status lahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikonfirmasi detikJabar, Farhan mengaku sedang menyiapkan skema untuk penanganan banjir di Rancasari, salah satunya dengan membuat sodetan di aliran sungai. Namun rupanya, lahan yang nantinya bakal digunakan terkendala karena berstatus milik Jasa Marga.
"Tadi ada usulan untuk membuat sodetan dari aliran Sungai Ciorok ke Sungai Cidurian sepanjang 200 meter. Tapi problemnya, tanah yang diincer itu punya Jasa Marga. Terus kalau kita ngambil yang di balik tembok, itu juga punya warga, mesti bayar kompensasi," kata Farhan, Rabu (8/10/2025).
Sebagai catatan, Farhan meminta studi kelayakan atau feasibility study (FS) area itu dikaji lebih mendalam. Sehingga nantinya, kendala soal status lahan untuk rekayasa penanganan banjir di wilayah tersebut menurutnya bisa diatasi menggunakan anggaran daerah.
"Problemnya, upaya untuk melakukan rekayasa tersebut terbentur oleh status tanah. Nah, maka kita harus cari jalan lain, sementara ini ada nggak. Kalau ternyata nggak ada, kita juga enggak tahu bagaimana," ucapnya.
"Makanya saya tadi dalam catatan saya, saya bilang harus dilakukan lagi studi kelayakan yang lebih dalam. Si air yang dari sebelah sana, Ciorok itu, bisa kita belokan ke mana," ungkapnya menambahkan.
Namun sebagai solusinya, Farhan berencana untuk membuat kolam retensi baru di kawasan tersebut. Solusi ini terbilang memungkinkan karena saat ini Pemkot Bandung sudah tidak terkendala masalah status lahan dengan tetangganya, Kabupaten Bandung.
"Tapi yang pasti, saya sudah melihat sendiri ada beberapa titik yang mungkin bisa kita jadikan sebagai kolam retensi. Nah, kolam retensi ini salah satu solusi. Karena kalau dulu kita membuat jalan tol air, kita jadi bentrokan sama Kabupaten Bandung. Sekarang kan enggak nih, mumpung tidak terjadi, maka kita buatkan saja kolam retensi," bebernya.
Di tempat yang sama, anggota DPRD Kota Bandung Adi Widyanto mengaku bakal mendorong penyiapan dana darurat untuk penanganan banjir di wilayah Rancasari. Dana darurat itu nantinya bisa digunakan untuk membangun tanggul agar mampu membendung luapan air.
"Kita lagi coba di teman-teman dewan kolaborasi sama pemerintahan agar bisa dianggarkan dana darurat untuk bikin tanggul dulu sementara untuk antisipasi awal, sekaligus komunikasi dengan BBWS dan Kabupaten Bandung untuk masalah banjir ini," pungkasnya.
(ral/orb)