Warga Desa di Pangandaran Ini Hanya Berharap Perbaikan Jembatan

Warga Desa di Pangandaran Ini Hanya Berharap Perbaikan Jembatan

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Rabu, 08 Okt 2025 12:24 WIB
Jembatan Rusak, warga terpaksa melintasi sungai untuk beraktivitas.
Jembatan Rusak di Pangandaran (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar).
Pangandaran -

Warga di Dusun Mungganggondang, Desa Purbahayu, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, harus menempuh jalan terjal saat melakukan aktivitas harian. Warga di dua dusun ini terisolasi karena fasilitas jembatan bambu di lokasi tersebut rusak.

Warga terpaksa harus menerjang Sungai Mulih untuk bisa berangkat sekolah, bekerja dan kegiatan lainnya.

Jembatan yang membentang sepanjang 30 meter dengan lebar 1,5 meter ini menghubungkan antara Desa Purbahayu dengan Desa Sukahurip, Kecamatan Pangandaran. Akses tersebut digunakan untuk keperluan pendidikan, kegiatan ekonomi dan aktivitas warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, para petani di desa ini menjadikan jembatan itu sebagai alternatif jalan yang lebih ringkas dibandingkan memutar dengan jarak tempuh 5 km.

Tokoh Masyarakat Purbahayu Sukaya (54) mengatakan, jembatan bambu di wilayahnya, dibangun pada tahun 2019 dengan menggunakan biaya swadaya masyarakat. "Namun hanya bertahan hampir 5 tahun," ucap Sukaya saat berbincang dengan detikJabar, Rabu (8/10/2025).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, sudah dua bulan terakhir akses jembatan tersebut tidak bisa dilewati warga. Akhirnya, membuat warga kembali menggunakan cara lama untuk memangkas waktu tempuh perjalanan dengan melewati sungai.

"Ini sebetulnya jalan alternatif warga yang lebih singkat ke pasar, sekolah, dan akses untuk aksesibilitas pertanian," ucap dia.

Selain itu, lanjut dia, menjadi jalan alternatif ibu-ibu ke pengajian dan warga di Desa Sukahurip ke kampung sebelah. "Saat ini terhitung sudah dibangun dua kali di sini, diperbaiki saja, cuman nggak kuat konstruksi nyah karena hanya bambu aja," ucap dia.

Ia mengatakan, belum ada bantuan dari pemerintah saat ini, meski sudah beberapakali mengajukan ke pihak desa.

"Kondisi jembatannya saat ini cukup mengkhawatirkan, apabila ingin lewat harus ke bawah dengan ketinggian debit air semata kaki atau 10-20 cm. Itu kalo pengairannya normal, kalo dikasih hujan nggak bisa dilewati karena banjir dan berisiko," ucapnya.

Ia berharap, pemerintah setempat bisa memperhatikan kondisi jembatan yang rusak untuk warganya.

Warga lainnya Wiwin Hasanah (48) mengatakan, setiap hari harus melewati Sungai Mulih untuk melakukan aktivitas pertanian. "Saya kan buruh tani, kalo mau ke sawah harus melewati sungai ini yang paling dekat, tapi sekarang jembatannya roboh bingung paling harus turun sungai lagi," katanya.

Ia mengatakan, nyaris tidak ada alternatif lain, karena harus memutar cukup jauh. "Seperti anak-anak sekolah pun ada beberapa siswa dari sini yang sama harus melewati bawah," ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Purbahayu Daesum mengatakan, jembatan itu memang sudah lama, dulu sempat ada janji juga dari Pemda akan dibangun. Hanya saja, belum ada realisasi. "Baru beberapa bulan yang lalu tidak tidak bisa digunakan," Ucap Darsum saat dihubungi melalui pesan WhatsApp.

Menurutnya, saat dibangun memang menggunakan swadaya masyarakat. "Ada juga bantuan dari dewan," katanya.

Ia mengatakan rusaknya jembatan diakibatkan terkena air banjir. Selama ini, kata dia, belum menerima laporan dari warga setempat. "Belum, belum ada laporan," ucapnya.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads