Jejak Perjumpaan Abah Ocang dan King Kobra yang Membunuhnya

Jejak Perjumpaan Abah Ocang dan King Kobra yang Membunuhnya

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 07 Okt 2025 12:44 WIB
Polisi saat melakukan olah TKP kematian petani Sukabumi gegara King Cobra
Polisi saat melakukan olah TKP kematian petani Sukabumi gegara King Cobra. Foto: istimewa
Sukabumi -

Fakta baru terungkap di balik kematian Abah Ocang (73), warga Kampung Cipetir, Desa Cidadap, Kabupaten Sukabumi, yang tewas setelah berduel dengan ular king cobra sepanjang empat meter pada Senin (6/10/2025) pagi.

Dari keterangan baru yang diperoleh Apih Libra Rustiana, sahabat korban, diketahui bahwa ular yang menyerang Abah Ocang ternyata sudah tiga kali datang ke rumahnya sebelum kejadian tragis itu terjadi.

"Di lokasi sekitar situ memang banyak ular hitam, sebulan sebelumnya korban pernah melakukan penanganan ular yang mencegah seorang tukang ojek. Karena membahayakan, Abah Ocang akhirnya membunuh ular tersebut. Warna dan bentuknya sama, hanya ukurannya jauh lebih kecil, kejadiannya sekitar sebulan sebelumnya," kata Libra kepada detikJabar, Selasa (7/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Libra, cerita itu ia dapat langsung dari Elut, anak korban. Dalam sebulan terakhir, ular yang sama sering muncul di sekitar rumah. Tiga kali datang, tiga kali pula ayam-ayam peliharaan Abah Ocang hilang dimangsa.

ADVERTISEMENT

"Ular yang terlibat duel diduga sudah tiga kali datang ke rumah korban, hal itu diketahui karena korban sudah tiga kali ayam peliharaannya dimangsa diduga oleh ular itu. Pas kali terakhir atau keempat kalinya akhirnya pertemuan antara Abah Ocang dan ular hitam besar itu terjadi," ujarnya.

Subuh itu, sekitar pukul 04.30 hingga 05.00 WIB, Abah Ocang mendengar suara gaduh dari kandang ayam di samping rumahnya. Ia keluar, membawa parang, tanpa sadar bahwa kali ini ular yang datang bukan seperti sebelumnya.

"Abah Ocang diduga curiga mendengar suara ayam dari kandang, saat keluar rumah Ocang dan ular tersebut berhadap-hadapan. Karena mungkin biasa berhadapan dengan ular, akhirnya Ocang berusaha menaklukan ular itu, sepertinya begitu. Dia tidak tahu ular yang dihadapi itu berukuran besar panjang dan sangat berbisa," jelas Libra.

Duel terjadi di halaman rumah. Abah Ocang sempat dipatuk di sela jempol kaki kanan. Ia lalu mengikat kakinya dengan tali, mencoba menahan aliran racun. Dengan sisa tenaga, ia melawan balik dan berhasil menusuk kepala ular dengan potongan bambu hingga menembus tanah.

"Ular ini sempat duel dulu, Ocang memegang parang, saat bergumul itu si ular mematuk kaki korban, bahkan korban sempat mengikat menahan aliran darah menggunakan tali. Selepas itu, Ocang berhasil menaklukan ular itu, bahkan kepalanya ditsuk pakai potongan bambu sampai tembus ke tanah, dia biarkan setelah itu," kata Libra.

Tapi racun king cobra sudah lebih cepat bekerja. Dalam kondisi lemah, Abah Ocang keluar rumah, mencoba mencari pertolongan. "Ocang kemudian pergi, maksudnya mau cari pertolongan, karena di bawah rumahnya itu ada semacam pangkalan ojek, di pertigaan Cipetir. Saat ditemukan ponsel dia taruh di dada. Mungkin saat duel, bisa ular bereaksi ke tubuhnya, dia itu ikat sendiri bekas patukannya," ujar Libra.

Korban ditemukan tak jauh dari rumahnya, sekitar 10 meter dari lokasi duel. Ular yang dibunuhnya tergeletak mati di halaman dengan kepala tertancap bambu. Dari pemeriksaan polisi, luka di kaki korban telah menghitam dan membiru akibat racun yang menyebar cepat.

Rumah Abah Ocang berdiri di perbatasan antara Desa Padasenang dan Desa Cidadap, dekat jalan Cagak. "Dari rumah korban ke puskesmas itu paling hanya 10 menit, 5 menitan lah, tidak jauh. Rumahnya di tengah-tengah pertigaan," kata Libra.

(sya/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads