Priangan Timur Sepekan: Geng Motor Pembudidaya Bonsai Ganja

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 05 Okt 2025 13:00 WIB
Keracunan MBG (Foto: Edi Wahyono/detikcom).
Tasikmalaya -

Gelombang dugaan keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali melanda Priangan Timur. Dalam sepekan terakhir, empat kabupaten/kota dilaporkan mengalami kasus serupa, Garut, Pangandaran, Tasikmalaya, Kota Banjar, dan Ciamis. Selain itu ada juga kisah geng motor pembudidaya bonsai ganja hingga misteri hilangnya Sri.

Berikut rangkuman berita yang dihimpun dalam Priangan Timur Sepekan :

Keracunan MBG Pekan Ini, Priangan Timur Kembali Tumbang

Kasus keracunan terbesar terjadi di Kecamatan Kadungora, Garut. Sebanyak 282 pelajar dari empat sekolah dilaporkan keracunan usai menyantap MBG pada Selasa (30/9/2025).

Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani, mengatakan jumlah korban naik dua kali lipat dibanding hari sebelumnya.
"Jumlahnya 282 korban. Mayoritas sudah pulang dan menjalani rawat jalan di rumah," kata Leli.

Ia menjelaskan, 193 siswa sudah pulang, 81 masih dirawat di Puskesmas Kadungora, dua di Puskesmas Leles, dan enam dirujuk ke RSUD dr. Slamet Garut.

"Mayoritas kondisinya mulai membaik," ujarnya.

Para korban berasal dari SDN 3 Talagasari, SMPN 1 Kadungora, SMP PGRI, dan SMA Annisa. Mereka menyantap menu nasi, daging sapi, kacang edamame, kol, timun, pisang, serta susu bantal cokelat.

Pemkab Garut telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). "Saya mohon bantuannya kepada Camat, Danramil, Kapolsek, Kepala Desa, untuk disweeping ke perkampungan. Semua korban harus mendapatkan pertolongan medis. Jangan khawatir mengenai biaya," kata Bupati Garut, Syakur Amin.

Sementara itu sebanyak delapan siswa MI Attarbiyah Leuwiliang, Desa Kertajaya, Kecamatan Cigugur, diduga keracunan usai menyantap menu MBG ayam kecap dan capcay pada Rabu (1/10/2025) pagi.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Delapan siswa terdiri dari enam laki-laki dan dua perempuan dibawa ke Puskesmas Cigugur sekitar pukul 09.00 WIB.

Kepala Puskesmas Cigugur, Suharna, membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia mengatakan, penyebab pasti masih dalam pemeriksaan.

"Namun untuk penyebabnya masih dalam pemeriksaan," ucap Suharna.

Empat dari delapan siswa masih dirawat hingga siang hari. "Empat orang masih dirawat sekarang, dan sedang dilakukan pemeriksaan," katanya.

Guru MI Attarbiyah, Tati, menuturkan gejala yang dialami para siswa berupa sakit perut, muntah, mual, dan pusing. "Gejala yang mereka rasakan mulai sakit perut, muntah, mual dan pusing," ucapnya.

Ia menambahkan menu MBG yang disajikan tidak tampak basi. "Menunya ayam kecap dan capcay. Dilihat tadi enggak ada baunya," katanya.

Sementara itu puluhan siswa SMKN Cipatujah di Kabupaten Tasikmalaya juga mengalami gejala serupa usai makan MBG berisi ayam, tahu, timun, nasi, dan jeruk.

Kepala Desa Padawaras, Yayan Siswandi, menyebut sebagian korban ditangani di ambulans dan pustu. "Ini ditangani di ambulans, sebagian ditangani di Pustu Padawaras, belum keluar, nunggu antrian," tutur Yayan.

Kepala Puskesmas Cipatujah, Cepi Anwar, mengaku kewalahan menangani banyaknya korban. "Benar pak ada yang alami gejala keracunan, sedang kami tangani. Agak kelabakan pak, agak banyak. Jadi yang datang ini nyicil," ujarnya.

Sebagian siswa dirujuk ke Puskesmas Bantarkalong. "Kami menerima pasien dari Cipatujah ada enam orang. Dugaannya masih sama dengan yang di Puskesmas Cipatujah," ungkap Kepala Puskesmas Bantarkalong, Riski Tazali.

Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Alayubi memastikan, pemerintah daerah langsung turun tangan.

"Informasi yang kami terima ada keracunan di Cipatujah. Saya sudah tugaskan pemerintah Kecamatan dan Puskesmas Cipatujah agar bekerja maksimal menangani korban," ujar Asep.

Ia menegaskan kasus ini menjadi bahan evaluasi bersama. "Bagaimana arahan Pak Gubernur intinya semua pihak harus memperbaiki standar dalam pelayanan Program MBG," kata Asep.

Lalu sebanyak 68 siswa SMPN 3 Banjar juga tumbang usai menyantap menu MBG, Rabu (1/10/2025). Ambulans hilir mudik mengantarkan korban ke RSUD Kota Banjar, RSU Banjar Patroman (PMC), dan Mitra Idaman.

Salah satu siswa, Denisa, menuturkan gejala yang ia rasakan muncul tak lama setelah makan. "Tadi makan MBG sebelum Zuhur, kemudian habis Zuhur kerasa sakit perut sama pusing," ujar Denisa.

Ia mengaku ayam suwir yang dimakan terasa aneh. "Kalau ayam suwir itu tidak bau, tapi setelah dimakan gak ada rasanya dan aneh, kalau yang lain enak," ungkapnya.

Guru SMPN 3 Banjar, Diandini, mengatakan sekolahnya menerima lebih dari 800 paket MBG.

"Sudah diingatkan, kalau kalian was-was jangan dimakan, dikembalikan cuma ada beberapa anak yang tidak tahu. Ada yang bau dan enggak (ayam suwir), ada yang aman saja. Bau dari ayam suwir. Menunya ayam suwir, tempe, anggur hijau, nasi, selada dan timun," ujarnya.

Menurutnya, jumlah siswa yang mengalami gejala mencapai puluhan. "Di data kami sekitar 68 anak. Siswa yang mengalami gejala dibawa ke PMC, RSUD dan Mitra Idaman," ungkap Diandini.

Kemudian kasus dugaan keracunan MBG di Kabupaten Ciamis terjadi di dua sekolah berbeda.

Di SMPN 4 Pamarican, Senin (29/9/2025), sebanyak 47 siswa mengalami mual, muntah, dan pusing setelah makan MBG. Empat belas siswa dirawat di Puskesmas Pamarican dan dua dirujuk ke RSUD Banjar.

Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya, mengatakan penyebab pasti masih diselidiki.

"Tercatat ada 47 siswa yang keracunan, tapi belum bisa dipastikan apakah dari MBG atau faktor lain. Penerima manfaat MBG di sekolah ini ada 608 orang, dan sudah didistribusikan kepada 422 siswa kelas 7 dan 8. Dari jumlah itu, 47 orang yang mengalami keracunan. Saat ini, 14 siswa masih dirawat di Puskesmas Pamarican dan 2 siswa di RSUD Banjar," jelasnya.

Simak Video "Video: Siswa Keracunan MBG Capai Ratusan dalam Waktu Sepekan"


(sya/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork