16 Tahun Disiksa Selama Jadi TKW, Saodah Kini Perlu Kursi Roda

16 Tahun Disiksa Selama Jadi TKW, Saodah Kini Perlu Kursi Roda

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Jumat, 03 Okt 2025 16:30 WIB
Kepulangan Saodah (56), buruh migran asal Kampung Nangerang
Kepulangan Saodah (56), buruh migran asal Kampung Nangerang (Foto: Syahdan Alamsyah)
Sukabumi -

Saodah (56), buruh migran asal Kampung Nangerang, Desa Purwasedar, Ciracap, Sukabumi, pulang ke tanah kelahiran pada 25 Mei 2025 setelah 16 tahun hilang kabar di Arab Saudi.

Ia pulang dengan tubuh penuh luka, patah tulang paha, bekas jahitan 40 sentimeter di kaki, serta lebam di punggung.

Kini, di rumah panggungnya, Saodah hanya bisa duduk menahan sakit. Menurut Heri, putra pertamanya Saodah membutuhkan kursi roda untuk beraktivitas, namun hingga kini ia tak mampu membeli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Butuh ya butuh, cuma enggak punya," ucap Heri, anak pertama Saodah, kepada detikJabar, Jumat (3/10/2025).

Selama ini, Soadah berjalan kaki mengandalkan tongkat. Terkadang Heri turun langsung memapah sang ibu.

ADVERTISEMENT

Heri menuturkan luka di kaki ibunya bermula dari cedera yang tak pernah ditangani dengan layak selama bekerja di rumah majikan.

"Itu karena tadinya keseleo terus pakai pen dioperasi, bekas jatuh ternyata hingga sekarang kondisinya tidak benar-benar membaik," katanya.

Meski kisah pilu ibunya sudah ramai dibicarakan, Heri menyebut hingga kini belum ada pejabat pemerintah daerah yang datang menengok.

"Belum ada yang datang dari pemerintah daerah untuk sekadar menengok, dari kecamatan pun tidak ada. Hanya Kang Usman dan Kang Awink, tokoh masyarakat di sini, kalau dari pemerintahan tidak ada," ujarnya.

Padahal, menurut Heri, sang ibu tak hanya kehilangan hak gaji, tetapi juga butuh perhatian untuk pemulihan kesehatannya.

Selain penderitaan fisik, Saodah masih menunggu kejelasan soal hak gajinya. Heri menyebut, seharusnya ibunya menerima lebih dari Rp1 miliar selama 16 tahun bekerja, namun kenyataan jauh berbeda.

Saodah hanya pulang dengan uang tunai Rp25 juta dan selembar cek Rp147 juta yang hingga kini tak bisa dicairkan.

"Ibu saya berharap hak-haknya segera diberikan. Saya mohon bantuannya ke bapak presiden sama bapak gubernur," pinta Heri.

(sya/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads