Mimpi Transportasi Massal yang Belum Tuntas Jadi PR Kabupaten Bogor

Mimpi Transportasi Massal yang Belum Tuntas Jadi PR Kabupaten Bogor

Andry Haryanto - detikJabar
Sabtu, 27 Sep 2025 13:04 WIB
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika (Foto: Andry Haryanto/detikJabar).
Bogor -

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika menegaskan, bahwa pembangunan transportasi massal terintegrasi masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar pemerintah daerah. Hal itu, ia sampaikan usai menghadiri peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) ke-55 di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Sabtu (27/9/2025).

Ajat menyebut, dengan jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang mencapai hampir 6 juta jiwa dan posisinya sebagai daerah aglomerasi Jakarta, kebutuhan akan transportasi publik yang efisien tidak bisa ditunda.

"Kalau semua orang bergantung pada kendaraan pribadi atau angkutan kecil berkapasitas 5-10 orang, dampaknya jelas kemacetan. Karena itu PR utama kita adalah menghadirkan transportasi massal yang murah dan ramah lingkungan," kata Ajat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengungkapkan, saat ini sudah ada dua bus listrik yang mulai dioperasikan di Kabupaten Bogor. Meski belum optimal, langkah itu dianggap strategis sebagai awal transformasi layanan angkutan umum.

"Ini inisiatif Pak Bupati Rudy Susmanto untuk mendorong perubahan. Ke depan pola pengembangannya adalah penambahan armada bus dan trayek secara bertahap, menyesuaikan skala prioritas anggaran," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ajat juga menyinggung pentingnya sistem transit yang dapat menghubungkan simpul transportasi di wilayah Bogor. Menurutnya, fasilitas skybridge di Stasiun Bojonggede menjadi modal awal untuk membangun jalur penghubung hingga ke pusat kota dan kawasan Sentul.

"Harapannya di 2026 ada perubahan signifikan, minimal satu rute baru selesai. Dengan begitu, feeder bisa tersambung dari stasiun hingga ke berbagai titik pusat aktivitas warga," jelasnya.

Lebih jauh, Ajat menegaskan transportasi publik di Bogor harus diarahkan menjadi sistem terintegrasi yang menyambungkan moda jalan raya, kereta, dan jalan tol.

"Kita ingin semua simpul transportasi terhubung, sehingga pergerakan masyarakat lebih lancar. Ini tantangan besar, tapi sekaligus peluang untuk meningkatkan pelayanan publik di sektor perhubungan," pungkasnya.

Bupati Bogor, Rudy Susmanto, membacakan amanat Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Dudy Purwagandhi, pada peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2025 di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Sabtu (27/9/2025).

Dalam amanat itu, Menhub menekankan bahwa transformasi transportasi harus menjadi pengingat bahwa setiap infrastruktur dan layanan yang dibangun merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari miangas sampai rote.

Menhub menyoroti pentingnya integrasi transportasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, membuka akses pendidikan, serta memperluas lapangan kerja.

Hal ini sejalan dengan program pembangunan Presiden Prabowo Subianto yang mengusung delapan program prioritas pada 2025 dan dilanjutkan dengan agenda strategis di tahun berikutnya.

Ia juga mengingatkan perlunya memastikan sarana dan prasarana transportasi berfungsi optimal agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat.

"Harhubnas mari kita jadikan momentum untuk memperkuat bakti transportasi, bakti untuk rakyat, bakti untuk negeri, dan bakti untuk masa depan Indonesia yang lebih maju," ujar Rudy.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads