Waspada! Ortu Rentan Jadi Korban Penipuan Modus Baru di WhatsApp

Waspada! Ortu Rentan Jadi Korban Penipuan Modus Baru di WhatsApp

Aisyah Kamaliah - detikJabar
Minggu, 28 Sep 2025 06:00 WIB
Friends group having addicted fun using mobile smart phone - Close up of people hands sharing content on social media network with smartphone - Technology concept with millenials online with cellphone
Ilustrasi menggunakan smartphone atau ponsel. Foto: Getty Images/iStockphoto/ViewApart
Jakarta -

Kalau sayang orang tua, jangan lupa mengingatkan mereka untuk lebih berhati-hati saat menggunakan WhatsApp. Belakangan ini muncul modus baru yang bisa membuat akun WA dibajak, yakni lewat ajakan mengikuti voting.

Dikutip dari Mirror, pelaku biasanya mengirim pesan berisi ajakan memilih aktor atau atlet favorit. Sekilas tampak seperti aktivitas ringan, padahal sebenarnya itu adalah trik untuk menjebak korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim keamanan Kaspersky menjelaskan, pesan tersebut sering kali tidak seperti kelihatannya. Alih-alih benar-benar menawarkan voting interaktif, tautan di dalam pesan justru mengarahkan pengguna ke situs palsu. Di situlah data pribadi bisa dicuri.

"Penipuan ini dimulai dengan mengarahkan pengguna ke halaman web yang tampaknya asli dan mengklaim menyelenggarakan kontes pemungutan suara," jelas Kaspersky.

ADVERTISEMENT

"Misalnya, halaman tersebut dapat menampilkan foto-foto atlet, masing-masing disertai tombol 'Pilih' dan penghitung waktu nyata yang menampilkan total suara yang diduga dan jumlah pengguna yang telah berpartisipasi. Elemen-elemen ini menciptakan kesan autentik yang palsu, mendorong keterlibatan pengguna," tambahnya.

Bila terjebak, korban bisa saja memberikan nama pengguna dan kode enam digit mereka kepada penipu. Informasi ini sudah cukup untuk mengambil alih akun WhatsApp.

Tatyana Shcherbakova, Analis Konten Web di Kaspersky, menegaskan bahwa kontes online dengan sistem voting memang sedang populer. Hal itu dimanfaatkan penyerang untuk mengeksploitasi kepercayaan pengguna.

"Dengan menggabungkan rekayasa sosial dengan antarmuka palsu yang meyakinkan, penyerang mempersenjatai keterlibatan pengguna untuk mencuri data sensitif. Kewaspadaan dan kewaspadaan sangat penting untuk menjaga keamanan," ujarnya.

Untuk mencegah akun dibajak, Kaspersky memberikan empat langkah pencegahan:

  • Aktifkan verifikasi dua langkah. Tambahkan lapisan keamanan ekstra dengan PIN untuk melindungi akun WhatsApp.
  • Periksa keaslian situs. Jangan masukkan data pribadi di situs yang mencurigakan atau berasal dari tautan tidak dikenal. Selalu cek URL dengan teliti.

  • Jangan bagikan kode verifikasi. WhatsApp tidak pernah meminta kode verifikasi. Jangan berikan kepada siapa pun, meski terlihat terpercaya.
  • Gunakan perangkat lunak keamanan. Pilih software keamanan yang terpercaya untuk mendeteksi serta memblokir situs dan tautan berbahaya.

Artikel ini telah tayang di detikINET.

(ask/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads