Sejumlah peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (25/9/2025). Mulai dari Polda Jabar mulai mengusut jejak eksekutor demo ricuh beberapa waktu lalu hingga korban keracunan MBG di Bandung Barat tembus 1.333 orang.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Jejak Eksekutor Demo Ricuh Diusut Polda Jabar
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar masih mendalami keterlibatan Aditya Dwi Laksana (AD) dalam kerusuhan aksi demonstrasi di DPRD Jabar, Jumat (29/8) lalu.
Informasi terbaru terkait keterlibatan mahasiswa UIN SGD Bandung itu berperan sebagai eksekutor dalam aksi demo yang berakhir rusuh itu.
Kepada penyidik Ditreskrimum Polda Jabar, Aditya mengaku terlibat dalam beberapa peristiwa berbeda, seperti melemparkan benda berbahaya di Pos Polisi Gentong, merakit perangkat peledak jenis propane di area pasar yang dekat fasilitas TNI, serta merakit serta menggunakan molotov dalam aksi di depan gedung DPRD.
Selain itu, dalam aksi rusuh di Gedung DPRD Jabar, Aditya mengaku bertugas merekam aksi lalu mengunggah materi dokumentasi dan narasi ke situs luar negeri serta akun media sosial untuk disebarkan. Meski demikian, pengakuan tersangka masih dalam tahap verifikasi.
"Pernyataan tersangka menjadi salah satu bahan penyelidikan. Tim akan memadukan pengakuan ini dengan bukti digital, saksi, dan barang bukti yang diamankan," kata sumber dari penyidik Ditreskrimum yang meminta namanya tidak dipublikasikan, dalam keterangan tertulis Humas Polda Jabar, Kamis (25/9/2025).
Selain keterlibatan langsung di lapangan, Aditya mengaku ikut menerjemahkan dan mendistribusikan materi tertulis serta menjual rilisan fisik sebagai salah satu sumber dana yang menurut pengakuannya dipakai untuk kegiatan kelompok. Penyidik mencatat adanya aliran dana lokal dan hubungan komunikasi dengan kelompok atau akun asing, yang kini juga ditelusuri.
Pihak kepolisian menolak membeberkan rincian taktik atau bahan yang disebut tersangka agar tidak menimbulkan risiko replikasi atau membahayakan publik.
"Kami tidak akan menyebarluaskan detail teknis yang dapat membahayakan keamanan publik. Fokus kami saat ini adalah memastikan fakta, menghimpun bukti, dan menentukan pasal yang tepat untuk penuntutan," ujar sumber penyidik.
Aditya saat ini berstatus sebagai tersangka dan ditahan untuk keperluan penyidikan. Pihak kepolisian menyampaikan bahwa berkas perkara akan segera dilengkapi dan tersangka akan dikenakan sanksi hukum sesuai prosedur jika bukti sudah memadai. Penegakan hukum juga melibatkan pemeriksaan jejak digital serta jaringan yang diduga terkait dengan penyebaran konten provokatif.
Hasil Pemeriksaan Sample MBG Pemicu Keracunan
Laboratorium Kesehatan Jawa Barat (Labkes Jabar) menerima ratusan sampel makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak Januari 2025. Sampel tersebut berasal dari belasan kabupaten/kota di Jabar.
Sampel yang dikirimkan merupakan makanan yang menjadi pemicu keracunan penerima MBG. Kepala Labkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi, mengatakan sampel makanan itu diterima melalui dinas kesehatan kabupaten/kota masing-masing.
"Berdasarkan sampel yang masuk dari Januari-September, didapatkan sampel KLB keracunan makanan dari MBG sebanyak 163 sampel, dengan jumlah instansi pengirim sebanyak 11 dinas kesehatan kota/kabupaten di Provinsi Jawa Barat, antara lain Dinkes Kabupaten Bandung Barat, Dinkes Kabupaten Bandung, Dinkes Kota Bandung, Dinkes Kabupaten Cianjur, Dinkes Kabupaten Garut, Dinkes Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Dinkes Kota Cirebon, Dinkes Kota Cimahi, dan Dinkes Kabupaten Sukabumi," kata Ryan kepada detikJabar, Kamis (25/9/2025).
"Dengan frekuensi KLB MBG sebanyak 20 kali," tambahnya.
Ryan menyebut hasil pemeriksaan KLB MBG di laboratorium mikrobiologi menunjukkan 72% hasil negatif dan 23% hasil positif, antara lain Vibrio cholerae, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Bacillus cereus.
Untuk pemeriksaan laboratorium kimia, sebanyak 92% hasil negatif dan 8% hasil positif nitrit. Mayoritas, ada dua bakteri yang mengkontaminasi makanan.
"Dari parameter pemeriksaan keamanan pangan pada laboratorium mikrobiologi hasilnya berbeda-beda, secara frekuensi didominasi oleh bakteri Salmonella dan Bacillus cereus. Pada pemeriksaan laboratorium kimia paling banyak dari parameter nitrit," ungkapnya.
Ketika disinggung terkait faktor kebersihan air, peralatan memasak, dan higienitas pekerja Dapur MBG, Ryan menyebut ketiganya berpengaruh.
"Ya, kebersihan air, peralatan, dan higienitas pekerja dapur (food handler) sangat berpengaruh terhadap terjadinya keracunan makanan, dan hal ini diatur jelas dalam regulasi," tuturnya.
Menurut Ryan, air yang digunakan untuk mencuci bahan makanan, peralatan, maupun tangan pekerja dapur harus memenuhi syarat kualitas mikrobiologi dan kimia, yakni bebas E. coli dan bahan kimia berbahaya.
"Jika air tercemar, bisa menjadi sumber masuknya kuman penyebab keracunan seperti E. coli, Salmonella, dan Vibrio cholerae," ujarnya.
Ryan menjelaskan, peralatan masak dan saji harus dibersihkan dengan air bersih dan sabun, serta harus ada pemisahan peralatan mentah dan matang untuk mencegah kontaminasi silang, merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Higiene Sanitasi Jasa Boga.
"Higienitas pekerja merupakan faktor utama dalam pencegahan foodborne disease karena manusia sering menjadi pembawa (carrier) bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus. Selain itu, pekerja dapur juga harus memperhatikan kebersihan tangan, kuku, rambut, dan pakaian kerja," jelasnya.
"Pekerja yang sedang sakit dilarang menangani makanan," pungkasnya.
Simak Video "Video: PM Israel Benjamin Netanyahu Keracunan Makanan Basi"
(bba/mso)