Sopir Ambulans yang Ikut Berjibaku di Tengah Petaka Keracunan MBG

Bandung Barat

Sopir Ambulans yang Ikut Berjibaku di Tengah Petaka Keracunan MBG

Whisnu Pradana - detikJabar
Kamis, 25 Sep 2025 14:47 WIB
Deretan ambulans masih siaga di posko penanganan keracunan massal Cipongkor
Deretan ambulans masih siaga di posko penanganan keracunan massal Cipongkor (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).
Bandung Barat -

Jerit dan teriakan orang-orang membuat suasana di Gor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) riuh. Kepanikan semakin terasa ketika sirine ambulans tak berhenti bersuara.

Senin (22/9/2025), petaka terjadi secara tiba-tiba. Diawali cuma belasan siswa, sampai Kamis (25/9/2025), seribuan siswa di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas, keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

Mereka merasakan gejala mual, muntah, pusing, hingga kejang-kejang. Ada yang sudah mulai pulih, namun banyak juga yang masih berjuang sembuh di ranjang perawatan RSUD Cililin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siswa-siswa itu dirujuk dari posko penanganan utama di Gor Kecamatan Cipongkor. Mereka diangkut ambulans yang bersiaga setelah kabar keracunan massal diterima hingga viral di media sosial.

Di hari pertama saja, ada 30 lebih ambulans yang disiagakan. Berasal dari berbagai instansi, baik swasta maupun milik pemerintah daerah hingga desa. Dari malam hingga pagi tiba, semua siaga mengantarkan pasien ke rumah sakit rujukan.

ADVERTISEMENT

"Saya dari Desa Cijenuk, Cililin. Sudah terlibat dari hari Senin, sampai sekarang masih standby," kata Miftah, sopir ambulans saat ditemui, Kamis (25/9/2025).

Ia berjibaku mengantarkan pasien dari sekolah yang keracunan di Kecamatan Cipongkor ke Posko Kecamatan Cipongkor. Jika ada yang perlu dirujuk, maka ia akan duduk di balik kemudi, tancap gas ke RSUD Cililin.

"1 hari itu kalau kejadian pertama, itu bisa 10 kali perjalanan. Jadi dari sekolah ke kecamatan (Cipongkor), dari situ kadang lanjut lagi ke RSUD (Cililin). Perjalanan dari Cipongkor kalau malam 30 sampai 40 menitan, kalau siang ya sekitar 50 menitan," kata Miftah.

Di hari pertama, menurutnya situasi tak terkendali sampai malam hari. Dari belasan pasien, kesibukan terjadi sampai dini hari dengan pasien mencapai 300-an orang.

"Kalau hari pertama itu menurut saya chaos banget, sampai dini hari itu masih terus bertambah pasiennya. Besoknya juga masih banyak. Nah kalau kejadian kedua, Rabu kemarin, itu memang chaos di jam 2 siang sampai jam 5an, nah setelahnya landai," kata Miftah.

Pengemudi ambulans lainnya, Cucun Cahyadi, juga mengerahkan tenaganya demi membantu penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan massal di Bandung Barat.

"Alhamdulillah bisa terlibat, saya sopir dari ambulans Desa Cililin. Ya sama seperti yang lainnya, kita bolak-balik antar pasien ke posko, lanjut ke RSUD Cililin. Balik lagi, berangkat lagi, yang penting kita ikhlas," kata Cucun.

Tenaga terkuras sudah biasa. Namun kendala yang dihadapi terutama teknis seperti bahan bakar kendaraan, juga ia alami. Misalnya kehabisan bahan bakar di tengah jalan, hingga kendaraan yang perlu perawatan.

"Ya ada teknis di awal, bensin itu agak susah. Kemarin kan sempat tutup SPBU kalau malam, tapi alhamdulillah katanya sama Pak Wabup KBB diminta buka sampai tengah malam. Mudah-mudahan kasus segera berakhir," kata Cucun.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads