Buntut Panjang Kasus Mahasiswa Baru Disuruh Ciuman-Diajak Berkelahi

Kabar Regional

Buntut Panjang Kasus Mahasiswa Baru Disuruh Ciuman-Diajak Berkelahi

Welly Jasrial Tanjung - detikJabar
Rabu, 24 Sep 2025 17:30 WIB
Boy showing STOP gesture with his hand. Concept of domestic violence and child abuse. Copy space
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/gan chaonan)
Palembang -

Kasus mahasiswa baru (maba) Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang yang disuruh berciuman dengan sesama maba hingga diajak berkelahi oleh kakak tingkat alias senior berbuntut panjang.

Belasan mahasiswa diperiksa pihak kampus. Tujuannya untuk mengungkap lebih jelas kasus yang videonya viral di media sosial ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemeriksaan juga dilakukan untuk melihat apakah ada pelanggaran dalam kasus itu. Jika ada, sejauh apa pelanggaran yang terjadi. Sehingga, pihak kampus bisa mengambil langkah lanjutan.

Dikutip dari detikSumbagsel, Sekretaris Unsri Prof Aidil Fitri mengatakan proses klarifikasi ini mengambil langkah-langkah dengan memanggil pihak Himateta, ketua angkatan, dan ketua pelaksana untuk mengklarifikasi pelaksana kegiatan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Saat ini kami sudah memeriksa 15 orang kakak tingkat. Ke 15 orang inilah yang menyebabkan kejadian ini terjadi. Kita akan berkoordinasi dengan Satgas untuk mengambil keputusan yang bijak terkait kejadian ini," katanya, Selasa (23/9/2025).

"Jika nantinya ditemukan hal-hal yang melanggar mungkin ada status pelanggaran berat maka universitas tidak segan - segan menjatuhkan sanksi akademik kepada pelaku," sambungnya.

Sebagai langkah awal, kata dia, pihak kampus sudah membekukan Himateta selama satu tahun ke depan. Hal ini dilakukan karena ditemukannya pelanggaran yang cukup berat sehingga perlu dievaluasi selama satu tahun ke depan.

Unsri juga mulai mengevaluasi seluruh prosedur perizinan kegiatan mahasiswa. Pihak kampus berencana memperketat pendampingan serta memberikan edukasi bagi organisasi kemahasiswaan agar setiap kegiatan tetap berlandaskan nilai edukasi, kesetaraan, dan tanggung jawab.

"Unsri berkomitmen menciptakan lingkungan edukasi yang sehat, bebas dari kekerasan, dan tetap menjadi ruang aman bagi seluruh civitas akademika," jelasnya.

Aidil turut membantah anggapan bahwa aksi ciuman tersebut merupakan perpeloncoan. Menurutnya, perpeloncoan adalah bentuk perundungan individu, sedangkan kejadian itu spontanitas kakak tingkat.

"Apa yang menurut mahasiswa wajar, menjadi tidak wajar ketika dilihat orang banyak. Hal ini tidak disadari generasi Z," katanya.

"Hasil investigasi sementara akan dilaporkan ke rektor. Keputusan akhir mengenai sanksi tambahan terhadap pelaku akan diambil setelah tim menyelesaikan pemeriksaan secara menyeluruh," lanjutnya.

Artikel ini telah tayang di detikSumbagsel

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads