Sejak Senin (22/9), Pemkab Bandung Barat disibukkan dengan malapetaka yang menimpa pelajar di sana. Ada 364 siswa PAUD hingga SMA/SMK di Kecamatan Cipongkor yang mengalami keracunan massal setelah menyantap menu makanan bergizi gratis (MBG).
Alhasil, status Kejadian Luar Biasa (KLB) pun harus ditetapkan di KBB. Tak hanya itu saja, distribusi MBG juga dihentikan sementara, terutama di wilayah Cipongkor, sembari melakukan investigasi atas peristiwa yang terjadi.
"Fokus utama kami yakni penanganan para korban. Jadi sekarang kita sudah menetapkan kasus ini sebagai KLB supaya penanganannya lebih cepat dan juga lebih menyeluruh," kata Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail saat ditemui, Selasa (23/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelajae yang keracunan mayoritas mengeluhkan gejala mual, muntah, hingga sesak napas. Keracunan massal itu berawal pada Senin (22/9/2025). Para siswa kemudian dikumpulkan di GOR Kecamatan Cipongkor, RSUD Cililin, Puskesmas Cipongkor, serta RSIA Anugrah.
Mereka yang dirujuk ke rumah sakit karena kondisi kesehatannya terus memburuk karena sesak napas parah. Namun mayoritas sudah membaik sehingga sudah diizinkan pulang pada Selasa (23/9/2025) subuh.
"Saat ini juga kita melakukan investigasi terhadap dapur SPPG, mulai dari perizinan, kemudian standarisasi pengelolaan makanan, itu harus kita cek. Kalau memang belum layak ya kita harus melakukan perbaikan," kata Jeje.
"Dan khusus untuk semua dapur MBG di Cipongkor ini kita tutup dulu untuk kita lakukan investigasi, kami juga Informasinya ada 5 sampai 6 dapur," imbuhnya.
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat sudah mengambil sampel bekas muntahan dari siswa yang keracunan usai menyantap menu MBG. Menu yang dikonsumsi di antaranya ayam kecap, tahu goreng, sayuran, dan buah-buahan.
"Saat ini kan kita investigasi dulu, Dinkes juga sudah mengambil sampel baru tadi malam, mungkin baru ada hasil 2-3 hari kedepan. Kita akan tahu penyebab keracunannya apa," kata Jeje
Berdasarkan hasil penelusuran sementara, Koordinator Sarana Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wilayah Bandung Barat, Gani Djundjunan mengatakan dugaan makanan yang disantap para siswa hingga memicu keracunan karena proses pengolahan yang terlalu awal.
"Menurut info terakhir itu karena menunya dimasak terlalu dini, jadi mengakibatkan makanan didistribusikan ke siswa dalam keadaan sudah tidak bagus," kata Gani saat ditemui.
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat sudah mengambil sampel bekas muntahan dari siswa yang keracunan usai menyantap menu MBG. Menu yang dikonsumsi di antaranya ayam kecap, tahu goreng, sayuran, dan buah-buahan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N. Sukandar mengatakan dari keterangan siswa yang keracunan, mereka mencium bau tak sedap ketika membuka kotak MBG berbahan stainless tersebut. Kebanyakan siswa tak menghabiskan makanan tersebut.
"Iya katanya ada bau tidak sedap dari makanannya, memang rata-rata seperti itu pengakuannya. Gejala yang dirasakan seperti muntah, mual, dan sesak napas," kata Lia.
(ral/dir)