Warga Cilacap Tewas Diduga Tertimpa Batu di Area PLTMH Sukabumi

Warga Cilacap Tewas Diduga Tertimpa Batu di Area PLTMH Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Sabtu, 20 Sep 2025 13:36 WIB
Ilustrasi Garis Polisi
Ilustrasi garis polisi (Foto: Ari Saputra)
Sukabumi -

Sarno, buruh harian lepas asal Cilacap, Jawa Tengah, tewas diduga setelah tertimpa batu saat bekerja di lingkungan PT Bumi Cikaso Energi (Thamaris Grup), perusahaan yang bergerak di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Desa Mekarsari, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/9/2025).

Kasus ini diketahui setelah foto korban meninggal dunia beredar di aplikasi perpesanan.

Keterangan kemudian diperoleh detikJabar dari Camat Sagaranten, Ridwan Agus Mulyawan. Ia mengatakan, korban pertama kali ditemukan dalam keadaan telungkup di area kerja perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Korban ditemukan sudah meninggal dunia di PT Bumi Cikaso Energi (Thamaris Grup). Dari hasil pemeriksaan medis, diduga ia tertimpa batu dari tebing yang berada di lokasi," kata Ridwan berdasarkan laporan tertulis yang diterima detikJabar, Sabtu (20/9/2025).

ADVERTISEMENT

Menurut Ridwan, peristiwa itu bermula sekitar pukul 15.00 WIB ketika korban bersama sejumlah pekerja lain sedang bekerja di bagian headpond atau penampungan air. Hujan yang turun membuat para pekerja memilih kembali berteduh.

Sarno sempat kembali ke sentro (pusat lokasi kerja) untuk mengambil alat kerja berupa trafo las atau hand tool. Namun hingga pukul 17.30 WIB ia tak kunjung kembali. Dua rekannya kemudian menyusul dan mendapati korban sudah dalam keadaan telungkup. Korban dibawa ke RSUD Sagaranten, tetapi dinyatakan meninggal dunia.

Kabar meninggalnya korban makin ramai setelah beredarnya sebuah foto di aplikasi perpesanan. Dalam gambar itu, korban terlihat mengenakan pakaian kerja berwarna biru tua dengan strip reflektif perak di bagian lengan dan paha. Tubuhnya terbujur di ranjang perawatan, dengan kedua tangan dan kaki terikat kain putih.

Ridwan menyebut hasil visum luar RSUD Sagaranten menunjukkan luka robek tidak beraturan di bagian belakang kepala yang mengeluarkan darah. Luka itu diduga akibat tertimpa batu dari tebing. Ia menambahkan, pihak keluarga yang diwakili kakak korban, Rasman, menolak dilakukan otopsi karena ingin segera memakamkan jenazah di kampung halaman.

"Pihak keluarga menyatakan menerima peristiwa ini sebagai musibah dan sudah menandatangani surat penolakan otopsi," ujar Ridwan.

(sya/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads