Fosil Gigi Ungkap Sisi Tak Terduga Buaya Vegetarian

Kabar Internasional

Fosil Gigi Ungkap Sisi Tak Terduga Buaya Vegetarian

Rachmatunnisa - detikJabar
Minggu, 14 Sep 2025 22:30 WIB
Nile Crocodile. Kruger National Park. South Africa.
Ilustrasi (Foto: iStock)
Jakarta -

Ketika membayangkan buaya, yang muncul di benak biasanya rahang kuat penuh gigi tajam, siap mencabik mangsa. Dengan perut super asam yang mampu melumat tulang, buaya modern nyaris sempurna sebagai karnivora puncak. Namun, siapa sangka-beberapa kerabat purbanya justru memilih jalur berbeda menjadi vegetarian.

Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan menemukan sisa-sisa crocodyliform purba, kelompok besar yang mencakup semua kerabat buaya dan aligator, baik yang masih hidup maupun yang sudah punah-yang menunjukkan pola makan herbivora.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukti utama datang dari gigi. Pada 2019, sebagaimana dilansir dari detikInet, tim peneliti dari Utah University dan Utah Natural History Museum menganalisis 146 gigi dari 16 spesies crocodyliform punah. Dari situlah rekonstruksi pola makan mereka dimulai.

"Karnivora memiliki gigi yang sederhana, sedangkan herbivora memiliki gigi yang jauh lebih kompleks. Omnivora, organisme yang memakan tumbuhan dan hewan, berada di antara keduanya," jelas Keegan Melstrom, paleontolog sekaligus penulis utama studi tersebut.

ADVERTISEMENT

"Sebagian dari penelitian saya sebelumnya menunjukkan bahwa pola ini berlaku pada reptil hidup yang bergigi, seperti buaya dan kadal. Jadi, hasil ini memberi tahu kami bahwa pola dasar antara pola makan dan gigi ditemukan pada mamalia dan reptil, meskipun bentuk giginya sangat berbeda, dan berlaku untuk reptil yang telah punah," katanya menambahkan.

Temuan itu membuka tabir bahwa sebagian buaya purba punya gigi kompleks-ciri khas herbivora sejati. Fosil-fosil ini menyingkap kisah panjang evolusi, di mana buaya vegetarian pertama muncul setelah kepunahan massal akhir Trias sekitar 201 juta tahun lalu, dan bertahan hingga 66 juta tahun lalu, saat asteroid raksasa mengakhiri era dinosaurus non-unggas.

Lebih menarik lagi, pola makan tumbuhan ini tampaknya berevolusi tidak hanya sekali, melainkan hingga enam kali secara independen.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa crocodyliform yang telah punah memiliki pola makan yang sangat bervariasi," lanjut Melstrom.

"Beberapa mirip dengan crocodylian yang masih hidup dan utamanya karnivora, yang lain omnivora, dan yang lainnya kemungkinan besar berspesialisasi dalam tumbuhan. Herbivora hidup di berbagai benua pada waktu yang berbeda, beberapa berdampingan dengan mamalia dan kerabat mamalia, dan yang lainnya tidak," imbuhnya.

Dalam dunia evolusi, perubahan pola makan ekstrem bukanlah hal aneh. Panda raksasa, misalnya, kini 99% hidup dari bambu. Namun nenek moyangnya masih memakan daging sekitar dua juta tahun lalu. Bahkan hingga sekarang, panda tetap menyimpan sistem pencernaan karnivora dan sesekali bisa menyantap daging.

Artikel ini sudah tayang di detikInet




(rns/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads