Jabar Hari Ini: Acil Bimbo Tutup Usia hingga Kericuhan di Unpas-Unisba

Jabar Hari Ini: Acil Bimbo Tutup Usia hingga Kericuhan di Unpas-Unisba

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 02 Sep 2025 22:00 WIB
Keluarga menaburkan bunga saat pemakaman jenazah personel grup musik Bimbo, Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah atau Acil Bimbo di TPU Cipageran, Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (2/9/2025). Personel grup musik Bimbo, Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah meninggal dunia pada Senin (1/9) di usia 82 tahun akibat komplikasi penyakit yang dideritanya. ANTARA FOTO/Abdan Syakura/bar
Potret Haru Pemakaman Acil Bimbo di Cimahi. (Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, dari mulai musisi ternama asal Bandung Acil Bimbo meninggal dunia hingga kericuhan terjadi di Jalan Tamansari, Kota Bandung pasca aksi demonstrasi di Gedung DPRD Jawa Barat.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Sosok Acil Bimbo di Mata Keluarga dan Kerabat

Kabar duka menyentak telinga publik usai kabar berpulangnya musisi legendaris Tanah Air, Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah atau yang lebih dikenal dengan nama Acil Bimbo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Personel grup musik Bimbo itu menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada Senin (1/9) malam. Mendiang Acil meninggal di usia 82 tahun setelah bertarung dengan penyakit yang diidapnya sajak lama.

Kepergian Acil Bimbo sudah barang tentu menjadi kehilangan buat dunia musik tanah air. Di mata kakaknya, Sam Bimbo, mendiang Acil dikenal sebagai sosok musisi yang kritis dan juga produktif.

ADVERTISEMENT

"Dia (Acil) itu senang nyentil dengan cara humor misalnya soal kondisi negara, apalagi kan lalau orang Sunda begitu, senang bercanda. Terus kalau membuat lagu, Kang Acil liriknya, saya sama Jaka itu musiknya," ujar Sam Bimbo saat ditemui di pemakaman mendiang Acil Bimbo di Cimahi hari ini.

Misalnya, Sam mengenang daya kritis Acil terhadap kondisi dunia melalui lagu Surat Buat Tuan Reagen dan Tuan Breznev, tahun 1982 silam. Lagu yang berisi pesan untuk Presiden Amerika Serikat Ronald Reagen dan pemimpin Uni Soviet masa itu, Leonid Brezhnev.

"Jadi dari lagu itu kami dapat penghargaan dan bisa berkomunikasi dengan pemimpin dua negara adidaya saat itu. Dulu memang dia (Acil) itu juga kan dekat dengan wartawan, karena bapak kami wartawan, kalau saya sama Jaka enggak," kata Sam.

Di masa senja sampai akhirnya Acil Bimbo berpulang pada Yang Maha Kuasa, mereka tak lagi produktif. Tak ada karya baru yang mereka telurkan. Semuanya lagu-lagu lama, seperti Sajadah Panjang, Tuhan, Ada Anak Bertanya pada Bapaknya. Namun lagu Bimbo, punya tempat tersendiri di telinga para pendengarnya.

"Belum ada karya baru, sudah capek. Jadi masuk dunia rekaman itu capek, apalagi Kang Acil yang dulu produktif mikirin tema lagu, sekarang sudah enggak ada," ujar Sam.

Kepergian Acil Bimbo juga menjadi kesedihan tersendiri buat mantan Wali Kota Bandung, Dada Rosada. Acil dikenal sebagai sosok seniman, budayawan, dan sahabat karibnya semasa hidup.

"Bandung dan Jawa Barat kehilangan seniman dan budayawan yang sangat luar biasa. Dulu saya sebagai wali kota dibantu untuk merealisasikan 7 program prioritas Bandung, salah satunya seni budaya," kata Dada.

Sebelum berpulang, Acil sempat mengucapkan ulang tahun untuk Dada Rosada di tahun 2023. Kondisinya terus menurun, pertemuan keduanya terjadi terakhir kali pada Agustus 2025.

"Waktu ketemu itu saya menjenguk beliau di rumah sakit, itu pertemuan terakhir kami. Kita ngobrol berbagai hal, tapi beliau hanya ketawa saja karena kan kondisi kesehatannya terus menurun," ucap Dada.

Di mata Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Ono Surono, mendiang Acil Bimbo dikenal sebagai aktivis lingkungan yang banyak berkontribusi buat Jawa Barat. Selain kiprahnya yang luar biasa sebagai seniman dan budayawan.

"Kang Acil juga banyak menginspirasi anak-anak muda untuk berkontribusi. Sehingga kepergian beliau, tentunya membuat kita semua sangat merasa kehilangan," kata Ono Surono.

Jukir Hotel di Sukabumi Tewas Misterius

Warga Desa Sudajaya Girang, Kecamatan Sukabumi, digegerkan dengan penemuan jasad seorang juru parkir (jukir) hotel dan kafe berinisial DR (55). Korban ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan, bagian mata tampak keluar dan mengalami luka parah di kepala.

Kepala Desa Sudajaya Girang, Edi Juarsah membenarkan kabar tersebut. Dia mengatakan korban pertama kali ditemukan warga pada Minggu (31/8) pagi di selokan pinggir jalan, tak jauh dari rumahnya.

"Istrinya nyari tapi nggak ketemu, ketemunya sama tetangganya. Ketemunya di luar parkiran, pinggir jalan, jarak rumahnya kurang dari 10 meter. Badannya masuk ke got," ujar Edi saat dihubungi detikJabar, Selasa (2/9/2025).

Edi menyebut kondisi korban sangat memprihatinkan. Bahkan, ia tak kuasa melihat korban saat dievakuasi ke rumah sakit.

"Luka paling parah itu di kepala, di wajah depan. Matanya hampir setengah keluar, saya juga nggak tega lihatnya. Dari telinga keluar darah, bahkan informasi yang memandikan di rumah sakit, darahnya masih terus keluar," tuturnya.

Terkait penyebab kematian, hingga kini belum ada kepastian. "Kenapa meninggalnya? Belum ada kepastian, apakah kecelakaan atau apa. Hasil olah TKP kepolisian juga belum ada konfirmasi lagi," kata Edi.

Meski sempat beredar kabar korban tewas dibunuh, Edi menegaskan hal itu baru sebatas asumsi masyarakat. "Wallahualam, karena baru perkiraan-perkiraan ya. Tapi kan nanti yang membuktikan penyebab kematiannya itu dibunuh atau bukan, hasil penyelidikan polisi. Ada Inafis dan polsek turun juga kemarin," ucapnya.

Rencana autopsi pun urung dilakukan. Pihak keluarga korban menolak proses tersebut dan memilih langsung memakamkan jenazah. "Awalnya mau diautopsi, tapi dari pihak keluarga membuat pernyataan tidak mengizinkan," ujar Edi.

Korban DR diketahui merupakan warga Kampung Selabintana Kulon, RT 06/02, Desa Sudajaya Girang. Jenazahnya dimakamkan pada Minggu siang pukul 12.00 WIB, langsung dari rumah sakit.

Kasi Humas Polres Sukabumi Kota AKP Astuti Setyaningsih membenarkan adanya laporan tersebut. Dia mengatakan, korban ditemukan tergeletak dengan kondisi berlumuran darah di sekujur bagian muka di dalam parit atau solokan di depan warung.

"Setelah tiba di TKP korban dibawa ke RSUD R Syamsudin SH, dengan menggunakan mobil ambulans milk Desa Sudajaya Girang, oleh pihak Kepolisian Polsek Sukabumi didampingi keluarga untuk mendapatan penanganan rumah sakit, kemudian di IDG RSUD R. Syamsudin dinyatakan meninggal dunia," kata Astusi.

Dari hasil olah TKP sementara, korban ditemukan oleh saksi dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri dengan luka di bagian telinga kanan mengeluarkan darah, luka memar di mata kanan, luka robek di jidat, luka di bagian bibir dan luka di bagian lutut kanan.

"Akibat kejadian masih dalam penyelidikan," tutupnya.

Lima Mayat Terkubur di Rumah Indramayu

Lima jenazah ditemukan terkubur di dalam sebuah rumah di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Menurut warga sekitar, kelima jenazah tersebut merupakan satu keluarga yang terdiri dari seorang kakek, anak, menantu, dan dua cucu.

Salah seorang warga sekitar, Sohib (45), mengatakan jenazah yang ditemukan merupakan pemilik rumah rumah bernama Syahroni (70), kemudian putra dari Syahroni yakni Budi, istri Budi bernama Euis (menantu Syahroni), serta dua anak pasangan Budi dan Euis (cucu Syahroni).

"Jenazah yang ditemukan itu pemilik rumah, Pak Haji Syahroni, usianya diperkirakan 70 tahun. Kemudian ditemukan lagi jasad anaknya, namanya Budi umurnya sekitar 40 tahunan. Terus ditemukan lagi menantu, istrinya Mas Budi, namanya Ibu Euis umur sekitar 37 tahunan. Ditemukan lagi anaknya yang pertama umur 7 tahun dan anak yang kedua umurnya sekitar 8 bulan," kata Sohib.

Penemuan kelima jenazah itu terjadi pada Senin (1/9) sore. Peristiwa itu pun menghebohkan warga sekitar. Warga yang mengetahui kejadian tersebut segera melaporkannya kepada pihak kepolisian.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno, membenarkan penemuan lima jenazah yang terkubur di rumah tersebut. Polisi menduga kelima jenazah masih satu keluarga.

"Benar bahwa pada hari Senin 1 September 2025 sekira pukul 17.00 WIB telah ditemukan lima orang dalam keadaan meninggal dunia di sebuah rumah yang beralamat di Jalan Siliwangi, Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu," kata Tarno.

"Jadi di dalam satu lubang terdapat lima jenazah. Untuk identitas lengkapnya masih didalami. Namun diduga kelima jenazah tersebut adalah satu keluarga yang menempati rumah tersebut, yang terdiri dari tiga orang dewasa dan dua anak-anak," lanjutnya.

Polisi langsung mendatangi lokasi setelah menerima laporan dan melakukan olah TKP. Penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkap penyebab kematian lima jenazah tersebut.

Kelima jenazah sudah dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Losarang, Indramayu, untuk proses identifikasi dan autopsi. "Saat ini kelima jenazah sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Losarang untuk proses identifikasi dan autopsi," ujar Tarno.

Retakan yang Hadirkan Pilu di Tasikmalaya

Diguyur hujan cukup deras selama dua hari, belasan rumah di Kampung Cibatu, Desa Sukawangun, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami kerusakan. Sedikitnya terdapat 10 rumah serta satu tempat ibadah mengalami retakan parah. Sejumlah kolam milik warga juga kering usai airnya terbawa retakan.

"Jadi semuanya ada 10 rumah, satu musala yang rusak, dan beberapa kolam. Terjadi retakan tanah parah," kata Kepala Wilayah Kampung Cibatu, Irfan Hilmi, kepada detikJabar hari ini.

Retakan terjadi mulai dari pekarangan rumah, dinding, lantai, hingga beberapa tembok penahan tebing longsor. Diameter retakan berkisar 10 sampai 50 sentimeter.

"Ada yang sampai tembok penahan tebingnya ambrol. Retak-retak parah ini di rumah juga," ujar Irfan.

Puluhan jiwa terpaksa mengungsi ke rumah kerabat hingga Selasa ini. Mereka mulai mengevakuasi barang-barang berharganya.

"Rumah mayoritas tak layak huni yah. Warga jadi mengungsi ke rumah keluarganya," kata Irfan.

Salah satu korban, Sudin (65), mengaku saat kejadian rumahnya retak, ia tengah berada di dalam rumah. Bahkan dinding samping rumahnya ambruk. Beruntung, istri dan anaknya sudah lebih dulu diungsikan.

"Jam tiga subuh kedengeran gubrak. Saya lihat yah dinding rumah sudah ambruk. Saya nangis. Untungnya istri anak tidak di rumah," kata Udin.

Udin mengakui retakan sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu. Namun kondisinya semakin parah usai diguyur hujan deras sejak Minggu kemarin.

"Dah agak lama kalau tanda retakan tapi kecil. Setiap hujan retakan makin luas," kata Udin.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut karena warga sudah diungsikan sebelum kerusakan semakin parah. Saat ini warga bersama pihak terkait berupaya menangani kerusakan dan membantu para korban.

"Semoga kejadian ini dapat segera ditangani dengan baik dan warga dapat kembali hidup dengan tenang," ujar Udin.

Ketua FK Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adi Setia, mengakui akan menurunkan tim untuk melakukan pendataan. Ia juga meminta masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan.

"Kami imbau masyarakat tetap waspada yah, karena kondisi alam sulit diprediksi," kata Jembar.

Kerusuhan di Unpas dan Unisba Pasca Demo di DPRD Jabar

Kampus Universitas Pasundan atau Unpas Bandung yang berada di Jalan Tamansari, Kota Bandung diberondong tembakan gas air mata oleh petugas. Hal tersebut terjadi pascaaksi demonstrasi yang terjadi di Gedung DPRD Jawa Barat, Senin (1/9) kemarin.

Saat massa aksi dipukul mundur oleh pihak kepolisian dari kawasan DPRD, masa berlarian ke arah Jalan Sulanjana, Jalan Tamansari dan masuk ke kampus UNPAS. Massa aksi yang telah berada di dalam kampus, kemudian ditembaki gas air mata dari luar kampus.

"Tembakannya dari luar, langsung ke gedung, termasuk ada kaca pecah, jumlahnya 48 (sisa proyektil gas air mata)," kata Kanit Keamanan Kampus Unpas Rosid hari ini.

Saat ini, sisa proyektil gas air mata ini sudah dikumpulkan di Pos Pengamanan Kampus Unpas sebagai barang bukti. Rosid sebut, mahasiswa yang masuk ke Unpas bukan hanya mahasiswa Unpas saja, tapi banyak mahasiswa lainnya.

"Karena ini jadi titik kumpul, jadi bukan mahasiswa Unpas saja yang start ke Gasibu dari sini. Jadi tujuannya kemarin Gedung DPRD, jadi kumpul di sini bukan mahasiswa Unpas saja, tapi dari berbagai universitas yang dekat di Bandung," ujarnya.

"Jadi pimpinan menginstruksikan kepada kami melalui ajudannya silahkan dibuka saja untuk kemanusiaan, tapi hanya korban yang bisa masuk ke kampus karena KSR PMI sudah siap dari tanggal 30 Agustus. Tapi kenyataannya kemarin bukan korban saja yang ke sini, karena dipukul mundur, jadi semua larinya ke sini dan pada diam di sini sampai larut malam," tuturnya.

Rosid menyebut, semalam ada lebih dari 100 orang berlari ke dalam kampus Unpas. "Lebih dari 100 orang, yang pingsan 12 orang," ucapnya.

Disinggung tembakan gas air mata itu dipicu akibat lemparan bom molotov, Rosid menyebut tak ada lemparan Molotov dari dalam kampus ke arah luar.

"Enggak kalau di sini, tapi kalau di sana (arah UNISBA) saya tidak tahu kejadiannya. Kalau di sini mah enggak," ujarnya.

Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof. Ir. A. Harits Nu'man, M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. angkat bicara terkait kerusuhan yang tarjadi di Kampus Unisba, Senin (1/9) malam. Harits sebut jika massa yang ditembaki gas air mata oleh polisi merupakan gerombolan tidak dikenal.

Menurutnya, demo di Gedung DPRD Jabar berakhir pada Pukul 17.00 WIB, korban yang notabene mengalami sesak nafas berdatangan ke kampus Unisba pada 17.20 WIB, posko buka sampai korban selesai ditangani.

"Proses penanganan korban berakhir pada Pukul 20.30-21.00 WIB korban sudah dibantu evakuasi dan dijemput keluarga dan setelah itu posko tutup," kata Harits kepada wartawan hari ini.

Harits mengungkapkan, kerusuhan terjadi di atas Pukul 21.00 WIB.

"Kejadian semalam, kalau kita lihat itu mulai Pukul 21.30 WIB, secara masif, kami lagi cari informasi kenapa kejadian masif hingga dini hari yang tadinya pendemo itu pulang jam 17.00 WIB dari DPRD ke kampusnya masing-masing, di luar dugaan massa bergerombol di titik lain ke titik lainnya," ungkapnya.

"Katanya ada di Jalan Trunojoyo, masuk ke Sulanjana, kemudian di Taman Radio juga ada gerombolan dan mereka memblokir jalan, kemudian di depan gedung LPPM sampai di Jalan Tamansari atas dan bawah, serombongan itu yang menjadi pemicu, tanda kutip di medsos aparat polisi serang kampus Unisba itu akibat dari gerombolan yang tadi," tambahnya.

Harits menyebut, akibat gerombolan tidak dikenal itu, nama Kampus Unisba jadi terbawa-bawa dan menimbulkan isu liar di publik.

"Itu yang sebabkan kerusuhan tadi malam, sehingga isunya berkembang jadi liar. Ini area publik namanya Jalan Tamansari, bukan Jalan Unisba. Itu jalan umum yang diblokir gerombolan tadi, tidak tahu siapa, tapi massa ada di situ dan beredar ke kampus kita," tuturnya.

Menurutnya, secara otomatis perusuh disisir dari atas Taman Radio, kemudian di Purnawarman, kemudian ditekan lagi sampai ke depan Taman Segitiga dan diblok otomatis hingga Kampus Unisba.

"Pelariannya kemana lagi kalau bukan ke tempat aman, karena memang kampus Unisba kampus umat, dia loncat dan masuk," ucapnya.

Disinggung kembali gerombolan itu bukan mahasiswa Unisba, Harist sebut mungkin ada beberapa di antaranya mahasiswa yang hendak pulang saat kerusuhan berlangsung.

"Logisnya kalau mahasiswa jam 17 pulang, tapi kenapa sampai terjadi sampai larut malam, ini harus ditelusuri mengapa mereka demo sampai larut malam, pertama, bahwa kerusuhan itu boleh jadi sebagian ada mahasiswa Unisba yang baru pulang karena kami closing jam 9 malam," tuturnya.

"Tetapi pada umumnya, kalau disaksikan sendiri itu aksinya tidak seperti mahasiswa dan dia masuk ke area kampus kita dan kampus kita masih terjaga, kami memaknai penembakan itu untuk mengurai massa yang bergerombol," pungkasnya.

(wip/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads