Kapolda Jabar soal Ricuh di Unisba dan Unpas: Ada Blokade Jalan-Molotov

Kapolda Jabar soal Ricuh di Unisba dan Unpas: Ada Blokade Jalan-Molotov

Wisma Putra - detikJabar
Selasa, 02 Sep 2025 17:37 WIB
Barang bukti molotov yang ditemukan Polda Jabar
Barang bukti molotov yang ditemukan Polda Jabar (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Kapolda Jawa Barat Irjen Rudi Setiawan menjelaskan soal insiden kericuhan yang terjadi di area kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) Jalan Tamansari. Polisi menyebut ada blokade jalan hingga lemparan molotov ke arah petugas.

Rudi menjelaskan insiden itu bermula saat polisi melakukan patroli skala besar usai demo yang di Gedung DPRD Jabar pada Senin (1/9) kemarin. Menurut Rudi, demo kemudian dibubarkan sesuai waktu dalam UUD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu sekitar pukul 21.00 WIB, aparat gabungan Polrestabes Bandung dan TNI Kota Bandung melakukan patroli skala besar mengelilingi objek vital di Kota Bandung.

Dalam patroli pertama, Rudi mengatakan petugas gabungan dilempar batu hingga molotov. Polisi melakukan tindakan tegas dan menangkap enam orang.

ADVERTISEMENT

Setelah itu, polisi melakukan patroli lanjutan. Hingga akhirnya terjadi kericuhan di Jalan Tamansari yang lokasinya berada di dekat area kampus Unisba dan Unpas.

"Kami bersama-sama kembali melakukan patroli skala besar dan kami dapat informasi dari alat komunikasi bahwa ada ajakan kumpul di Tamansari atau istilahnya kami ketahui adalah TS1, Jalan Tamansari. Ajakan berkumpul di sana, ada kurang lebih 150-200 orang kumpul melewati jam yang sudah ditentukan untuk menyampaikan pendapat dan ini bukan keadaan darurat dan sebagainya," ujar Rudi di Mapolda Jabar, Selasa (2/9/2025).

"Yang kami temukan blokade-blokade untuk ngeblok jalan raya, jalan yang mestinya digunakan oleh rakyat, masyarakat tapi akhirnya masyarakat tidak bisa lewat, dan tentunya mempunyai ketakutan yang besar, karena dengan seragam-seragam dengan baju-baju hitam semuanya dengan tutup muka, segala macam dengan batu, besi, itu ada disana, kayu," katanya menambahkan.

Polisi saat menunjukkan barang bukti kericuhan di BandungPolisi saat menunjukkan barang bukti kericuhan di Bandung Foto: Wisma Putra/detikJabar

Saat akan dilakukan pembubaran oleh tim gabungan, Rudi mengatakan petugas gabungan kembali mendapatkan serangan dan lemparan bom molotov. Bahkan bom molotov hampir membakar kendaraan.

"Bom molotov itu sampai masuk di truk kami. Ini lagi-lagi membahayakan petugas kemudian para petugas patroli skala besar gabungan melakukan tindakan untuk membubarkan massa melakukan penegakan hukum, sesuai dengan ketentuan, secara terukur kita membubarkan massa," ujarnya.

"Kita dari dari patroli skala besar kedua itu kami mengamankan 10 orang," ujarnya.

Dari 10 orang pelaku, 2 di antaranya terbukti membawa senpi dan sepaket ganja.

Penjelasan Rektor Unisba

Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof. Ir. A. Harits Nu'man, M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. angkat bicara terkait kerusuhan yang tarjadi di Kampus Unisba, Senin (1/9) malam. Harits sebut jika massa yang ditembaki gas air mata oleh polisi merupakan gerombolan tidak dikenal.

Menurutnya, demo di Gedung DPRD Jabar berakhir pada Pukul 17.00 WIB, korban yang notabene mengalami sesak nafas berdatangan ke kampus Unisba pada 17.20 WIB, posko buka sampai korban selesai ditangani.

"Proses penanganan korban berakhir pada Pukul 20.30-21.00 WIB korban sudah dibantu evakuasi dan dijemput keluarga dan setelah itu posko tutup," kata Harits kepada wartawan, Selasa (2/9/2025).

Harits mengungkapkan, kerusuhan terjadi di atas Pukul 21.00 WIB.

"Kejadian semalam, kalau kita lihat itu mulai Pukul 21.30 WIB, secara masif, kami lagi cari informasi kenapa kejadian masif hingga dini hari yang tadinya pendemo itu pulang jam 17.00 WIB dari DPRD ke kampusnya masing-masing, di luar dugaan massa bergerombol di titik lain ke titik lainnya," ungkapnya.

"Katanya ada di Jalan Trunojoyo, masuk ke Sulanjana, kemudian di Taman Radio juga ada gerombolan dan mereka memblokir jalan, kemudian di depan gedung LPPM sampai di Jalan Tamansari atas dan bawah, serombongan itu yang menjadi pemicu, tanda kutip di medsos aparat polisi serang kampus Unisba itu akibat dari gerombolan yang tadi," tambahnya.

Harits menyebut, akibat gerombolan tidak dikenal itu, nama Kampus Unisba jadi terbawa-bawa dan menimbulkan isu liar di publik.

"Itu yang sebabkan kerusuhan tadi malam, sehingga isunya berkembang jadi liar. Ini area publik namanya Jalan Tamansari, bukan Jalan Unisba. Itu jalan umum yang diblokir gerombolan tadi, tidak tahu siapa, tapi massa ada di situ dan beredar ke kampus kita," tuturnya.

Unpas Buka Suara

Pihak Universitas Pasundan (Unpas) juga buka suara soal kericuhan yang terjadi di Jalan Tamansari, Kota Bandung, pada Senin (1/9/2025) malam. Unpas juga menegaskan tidak ada intervensi dari aparat di balik kejadian itu.

Rektor Unpas Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc., mengatakan saat ini keadaan di sekitar kampus Unpas di Jalan Tamansari sudah kondusif, aman, dan terkendali.

Pihak kampus juga sudah mengambil sejumlah langkah. Harapannya, situasi kondusif bisa terus terjaga ke depan.

"Bahwa saat ini kami telah melakukan Langkah-langah dan upaya dengan berbagai pihak untuk menciptakan kondisi yang lebih baik ke depannya," kata Azhar dalam keterangan resminya, Selasa (2/9/2025).

Azhar lalu menegaskan, pihaknya tidak melihat adanya intervensi dari aparat keamanan ke area kampus.

"Kami tidak melihat adanya intervensi berlebihan dari aparat keamanan terhadap kampus dan mahasiswa," tegasnya.




(wip/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads