Pernyataan Resmi Unpas soal Insiden di Tamansari

Pernyataan Resmi Unpas soal Insiden di Tamansari

Bima Bagaskara, Oris Riswan Budiana - detikJabar
Selasa, 02 Sep 2025 14:53 WIB
Rektor Unpas Azhar Affandi (kiri).
Rektor Unpas Azhar Affandi (kiri). (Foto: Dok. Unpas)
Bandung -

Pihak Universitas Pasundan (Unpas) buka suara soal kericuhan yang terjadi di Jalan Tamansari, Kota Bandung, pada Senin (1/9/2025) malam. Unpas juga menegaskan tidak ada intervensi dari aparat di balik kejadian itu.

Rektor Unpas Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc., mengatakan saat ini keadaan di sekitar kampus Unpas di Jalan Tamansari sudah kondusif, aman, dan terkendali.

Pihak kampus juga sudah mengambil sejumlah langkah. Harapannya, situasi kondusif bisa terus terjaga ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahwa saat ini kami telah melakukan Langkah-langah dan upaya dengan berbagai pihak untuk menciptakan kondisi yang lebih baik ke depannya," kata Azhar dalam keterangan resminya, Selasa (2/9/2025).

Azhar lalu menegaskan, pihaknya tidak melihat adanya intervensi dari aparat keamanan ke area kampus. "Kami tidak melihat adanya intervensi berlebihan dari aparat keamanan terhadap kampus dan mahasiswa," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Azhar menyampaikan kronologi versinya. Ia membenarkan jika mahasiswanya ikut dalam demnstrasi damai di Gedung DPRD Jawa Barat pada pukul 15.00-17.30 WIB. Setelah itu, mereka yang ikut aksi kembali ke kampus dan tiba sekitar pukul 18.00 WIB.

"Setelah itu, mahasiswa kami membubarkan diri. Namun demikian, masih ada yang tertinggal atau tertahan yaitu mahasiswa relawan Kesehatan," jelasnya.

Ia sendiri tidak menampik jika ada aparat keamanan yang bertugas di sekitar area luar kampus, tepatnya di sekitar Jalan Tamansari. Namun hal itu merupakan bentuk antisipasi karena ada kelompok tak dikenal di sana yang bukan dari internal Unpas.

"Betul ada upaya pengamanan pihak kepolisian di sepanjang Jalan Tamansari dan disinyalir banyak ditemukan kelompok-kelompok yang bukan mahasiswa Unpas," ungkap Azhar.

Azhar pun menyayangkan insiden yang terjadi. Ia berharap situasi kembali seperti semula. "Kami prihatin atas kondisi ini dan berharap situasi dapat normal kembali," pungkas Azhar.

Kampus Unpas di Jalan Tamansari, Kota Bandung.Kampus Unpas di Jalan Tamansari, Kota Bandung. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)

Wakil Rektor III Unpas, Muhammad Budiana, mengungkap analisanya soal kelompok yang memang sengaja ingin membuat situasi tidak kondusif di berbagai daerah, termasuk dalam insiden yang terjadi di Tamansari.

Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut adanya aktor-aktor lain di balik aksi demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah akhir-akhir ini. Dia menyebut, kelompok-kelompok itu sengaja ingin mengadu domba antara mahasiswa dan aparat.

"Ini sangat disayangkan karena pola-pola anarkistis itu mengadu-domba mahasiswa dan aparat keamanan, lalu merugikan tempat-tempat publik, baik milik pemerintah maupun swasta, termasuk kami yang kemudian menjadi korban," paparnya.

Budiana menegaskan pihak kampus sangat menyayangkan pola-pola anarkis yang menunggangi aksi mahasiswa. Ia pun berharap mahasiswa Unpas tetap waspada dan tidak terpengaruh pihak luar.

"Mudah-mudahan mahasiswa Unpas tidak terpengaruh oleh para free rider, penunggang gelap dalam aktivitas aksi massa di hari-hari ini," tegas Budiana.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, polisi yang dibantu TNI awalnya sedang menyisir sejumlah area setelah memukul mundur massa yang berdemo di depan Kantor DPRD Jabar. Setibanya di wilayah Tamansari, Kota Bandung, petugas menemukan tumpukan batu, kayu hingga ban yang dibakar di tengah jalan.

"Di saat yang sama, adanya sekelompok orang memakai baju hitam yang diduga sebagian besar Anarko. Mereka itulah awalnya yang menutup dan memblokade jalan di Tamansari sambil anarkis. Sehingga tim patroli sekala besar Gabungan TNI-Polri turun," katanya, Selasa (2/9/2025).

Hendra menyebut, massa berpakaian hitam yang diduga kelompok Anarko ini merancang skenario provokasi. Mereka kata dia, disinyalir memancing petugas, kemudian mundur ke kampus Unisba hingga Unpas dengan tujuan agar pasukan polisi menyerang masuk ke kampus.

"Mereka merancang skenario provokator, dimana mereka memancing petugas dan mundur ke kampus Unisba dengan harapan petugas menyerang masuk kampus," ungkapnya.

"Namun kita tetap tenang, tidak terpancing dengan skenario mereka. Dan kita lakukan penyisiran di sepanjang jalan," tambahnya.

Hendra pun memastikan tidak ada anggota polisi yang masuk ke dalam area kampus. Ia juga membantah soal narasi petugas yang menembakkan peluru karet.

"Anarko melakukan provokasi dari dalam kampus Unisba dengan melempar bom molotov ke tim patroli kendaraan roda 2 dan roda 4 mobil rantis Brimob. Tim kemudian menembakkan gas air mata di jalan raya, yang kemudian tertiup angin ke arah parkiran Unisba," ungkapnya.

"Ini yang kemudian provokator dari Anarko inginkan dan memang menunggu moment untuk membenturkan antara mahasiswa dan petugas. Mereka membuat framing bahwa petugas masuk ke kampus, membawa senjata peluru karet dan menembakkan gas air mata. Yang dimana semua itu hoax," tegasnya.

"Pada kenyataan di lapangan, tidak ada satupun petugas yang masuk ke area kampus, tidak ada satupun petugas yg membawa senjata. Jarak petugas 200 meter dari kampus Unisba dan tembakan flass ball tidak ada yg di arahkan ke kampus, semua ke jalan raya. Setelah kondisi jalan taman sari aman kami tetap melanjutkan patroli keliling," pungkasnya.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads