Gelombang Kritik Rakyat, Deretan Legislator Ini Dinonaktifkan

Kabar Nasional

Gelombang Kritik Rakyat, Deretan Legislator Ini Dinonaktifkan

Tim detikNews - detikJabar
Senin, 01 Sep 2025 09:00 WIB
Ahmad Sahroni dan Eko Patrio dinonaktifkan sebagai anggota dewan
Ahmad Sahroni dan Eko Patrio (Foto: dok detikcom)
Jakarta -

Derasnya kritik rakyat dalam gelombang demonstrasi belakangan ini berujung pada keputusan politik yang jarang terjadi. Lima anggota DPR RI dari tiga partai berbeda resmi dinonaktifkan.

Sebagaimana dilansir detikNews, lima anggota DPR tersebut mulai dari Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio, Uya Kuya hingga Adies Kadir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NasDem: Sahroni dan Nafa Urbach

Partai NasDem jadi partai pertama yang mengumumkan langkah tegas. Ahmad Sahroni, yang sebelumnya dikenal sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR, dan Nafa Urbach, Bendahara Fraksi NasDem di DPR yang duduk di Komisi IX, keduanya dinonaktifkan.

"Bahwa atas pertimbangan hal-hal tersebut di atas dengan ini DPP Partai NasDem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025, DPP Partai NasDem menonaktifkan saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem," demikian isi surat yang ditandatangani Ketum Surya Paloh dan Sekjen Hermawi Taslim.

ADVERTISEMENT

Surat itu dibenarkan langsung oleh Charles Meikyansah. "Iya benar," ujar Charles yang juga Ketua DPP NasDem tersebut.

PAN: Eko Patrio dan Uya Kuya

Kritik publik menyasar Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio dan Surya Utama atau Uya Kuya. Salah satu yang publik sorot aksi mereka yang berjoget di sidang tahunan MPR.

"Mencermati dinamika dan perkembangan saat ini, DPP PAN memutuskan untuk menonaktifkan Saudaraku Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) dan Saudaraku Surya Utama (Uya Kuya) sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PAN DPR RI, terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025," kata Viva Yoga dalam keterangan resmi.

Sebelum keputusan partai, keduanya sempat meminta maaf terbuka. Eko misalnya, meminta maaf atas perbuatannya yang dianggap sudah menimbulkan keresahan.

PAN menonaktifkan Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio dan Surya Utama alias Uya Kuya, dari jabatannya sebagai anggota DPR RI. Keputusan ini diumumkan oleh Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi, Minggu (31/8).Penonaktifan Eko Patrio dan Uya Kuya dilakukan per 1 September 2025.PAN menonaktifkan Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio dan Surya Utama alias Uya Kuya, dari jabatannya sebagai anggota DPR RI. Keputusan ini diumumkan oleh Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi, Minggu (31/8).Penonaktifan Eko Patrio dan Uya Kuya dilakukan per 1 September 2025. Foto: 20Detik

"Dengan penuh kerendahan hati, saya Eko Patrio menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada masyarakat atas keresahan yang timbul akibat perbuatan yang saya lakukan," kata Eko.

Tak berbeda, Uya juga menyampaikan permohonan maaf. Dia menekankan penyesalannya.

"Saya Uya Kuya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, tulus dari hati saya yang paling dalam untuk seluruh masyarakat Indonesia atas apa yang terjadi beberapa hari terakhir ini, atas apa yang saya lakukan baik sengaja maupun tidak sengaja," ucapnya.

Golkar: Adies Kadir

Satu nama lain datang dari Golkar, Adies Kadir, Wakil Ketua DPR RI periode 2024-2029. Golkar mengambil keputusan menonaktifkan Adies Kadir.

"Menonaktifkan saudara Adies Kadir sebagai Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, terhitung sejak Senin, 1 September 2025," kata Sekjen Golkar Sarmuji.

Wakil Ketua DPR RI Adies KadirWakil Ketua DPR RI Adies Kadir Foto: Dok. DPR RI

Ia menegaskan bahwa partainya tetap berpijak pada suara rakyat.

"Mencermati dinamika masyarakat yang berkembang belakangan ini, DPP Partai GOLKAR menegaskan bahwa aspirasi rakyat tetap menjadi acuan utama perjuangan Partai GOLKAR. Seluruh kiprah partai sesungguhnya merupakan kristalisasi dari semangat kerakyatan yang berlandaskan pada cita-cita nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945," ujarnya.

Nama Adies ramai disorot karena pernyataannya soal tunjangan DPR. Ia sempat menyebut kenaikan tunjangan beras dan bensin.

"Jadi yang naik cuma tunjangan itu saja yang saya sampaikan tadi, tunjangan beras karena kita tahu beras telur juga naik, mungkin Menteri Keuangan juga kasihan dengan kawan-kawan DPR. Jadi dinaikkan, dan ini juga kami ucapkan terima kasih dengan kenaikan itu," katanya.

Namun keesokan harinya ia melakukan klarifikasi. "Saya ingin klarifikasi terkait dengan kemarin ada beberapa hal yang saya salah memberikan data. Setelah saya cek di Kesekjenan, ternyata tidak ada kenaikan, baik itu gaji maupun tunjangan seperti saya sampaikan," ucapnya.


Artikel ini sudah tayang di detikNews

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Ahmad Sahroni-Uya Kuya Dinonaktifkan dari DPR, Ketua MKD Bilang Gini"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads