Alvira Naila (14) mengantre bersama ratusan teman-temannya. Siswi SMP Negeri 6 Kota Cimahi itu bersiap menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan gratis.
Salah satu yang dilaksanakan yakni pemeriksaan kesehatan mata. Di usia yang masih belia, ternyata kesehatan mata siswi kelas VIII itu sudah mengalami gangguan. Mata gadis itu terindikasi minus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu terungkap ketika Alvira melakukan pengecekan mata secara manual. Telapak tangannya menutup mata secara bergiliran. Dari jarak sekitar 5 meter, ia mesti membaca huruf di dinding dengan ukuran yang berbeda.
Hasilnya, ada beberapa ukuran huruf yang tak bisa dibaca dengan benar oleh Alvira. Matanya samar, hanya warna hitam yang nampak. Kepastian matanya minus berapa perlu diperiksa lebih lanjut di rumah sakit khusus mata.
"Tadi sempat cek mata, keluhannya di situ soalnya nggak jelas. Mungkin karena kebanyakan main HP," kata Alvira sembari terkekeh saat ditemui, Jumat (22/8/2025).
Ia kaget karena ternyata matanya terindikasi minus. Diakuinya, belakangan daya penglihatannya agak menurun dan kerap keletihan mata ketika melihat tulisan di whiteboard kelas selama pembelajaran.
"Kadang capek matanya, soalnya kan kerja keras matanya kalau lihat tulisan. Mungkin setelah ini mau diperiksa, bilang dulu ke orang tua," kata Alvira.
Kasus yang dialami Alvira kemudian berbuntut kebijakan siswa dan siswi SMP di Cimahi dilarang membawa ponsel ke sekolah. Hal itu demi meminimalisir penggunaan gawai secara berlebihan.
"Ya itu sebetulnya sudah berjalan, cuma kan mungkin masih ada yang curi-curi. Dengan pemeriksaan ini, banyak anak yang matanya minus padahal masih muda, jadi sesuai dengan kebijakan kita," kata Wali Kota Cimahi Ngatiyana.
Ngatiyana juga meminta peran dari orang tua agar mengawasi penggunaan ponsel oleh anaknya ketika di rumah. Ia meminta anak disiplin tak cuma ketika ada di sekolah namun juga di rumah.
"Orang tua harus mengawasi juga aktivitas anaknya, jangan sembarangan memberikan izin bermain HP, sudah bagus ke sekolah nggak bawa HP, jadi dikurangi supaya kerusakan mata enggak semakin parah," ucap Ngatiyana.
(sud/sud)