Tubuh Mungil Raya yang Dipenuhi Cacing, Ini Kata Pakar Kesehatan Unpad

Tubuh Mungil Raya yang Dipenuhi Cacing, Ini Kata Pakar Kesehatan Unpad

Wisma Putra - detikJabar
Jumat, 22 Agu 2025 13:30 WIB
Sebuah laporan mempublikasikan 2 pasien yang tubuhnya dipenuhi cacing parasit. Ini terjadi usai menerima donor ginjal dari Karibia.
Ilustrasi cacing parasit bersarang di tubuh pasien (Foto: New England Journal of Medicine).
Bandung -

Nasib pilu dialami seorang balita perempuan bernama Raya asal Sukabumi, Jawa Barat. Raya yang baru berumur 4 tahun ini, meninggal dengan kondisi tubuhnya dipenuhi cacing gelang.

Ketua IDAI Jawa Barat sekaligus Kepala Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis KSM/Dep. IK Anak RSHS-FK Unpad Anggraini Alam mengaku, prihatin dan berduka cita dengan kejadian yang menimpa Raya.

Anggraini menilai, kecil kemungkinan cacingan bisa menyebabkan kematian. Nah, mengapa kok bisa mengalami atau terinfeksi cacing yang sangat banyak? Menurutnya, hal ini disebabkan beberapa faktor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena kita tahu ya 1/4 penduduk dunia itu sebetulnya cacingan. Namun sebagian, bahkan 85% orang Indonesia yang sosial ekonomi rendah, sanitasinya buruk, 85% cacingan," kata Anggraini kepada detikJabar, Jumat (22/8/2025).

ADVERTISEMENT

Anggraini mengungkapkan, mengapa cacing yang ada di tumbuh Raya banyak? Bisa dilihat dari kondisi kebersihannya baik dari lingkungan, jambannya, makannya, minumnya, tangan. Lalu kondisi kesehatan anak dan daya tahan tubuh yang rendah. Hal itu bisa dilihat dari kondisi fisik anaknya, gizinya kurang, kemudian proteinnya dalam darah setelah diperiksa kurang dan juga tubuhnya pendek.

"Nah, tidak melulu hanya anak, lingkungannya yang menyebabkan banyak kondisi demikian. Namun sekali lagi untuk cacing gelang itu berat iya, tapi bukannya sebagai penyebab kematian," ungkapnya.

"Penyebab kematiannya bukan itu, kita sudah bahas ada penyakit lainnya, yaitu penyakit yang menyebabkan infeksi di otak dan tampaknya juga ini bukan karena yang seperti dikatakan cacing. Setelah dibahas tidak mengarah demikian memang ada penyakitnya dan penyakitnya ternyata kalau berdasar gejala penyakitnya ini sudah cukup lama," tambahnya.

Anggraini menyebut, kondisi cacingan yang dialami Raya bukan lagi bisa diobati oleh obat cacing yang diberikan setahun dua kali. Namun menurutnya jika kondisi yang dialami Raya harus sudah dilakukan tindak lanjut ke rumah sakit.

"Jadi walaupun sudah 6 bulan sekali diberikan obat cacing tetapi itu kan hanya untuk membereskan cacing-cacing kalau ada sedikit. Ini seharusnya memang perlu diobati. Bila mana kelihatan cacing keluar itu harus diobati, diobatinya harus serius. Ini kan kelihatannya belum pernah diobati dengan betul hanya mendapatkan obat-obat cacing yang memang diberikan oleh pemerintah," jelasnya.

Anggraini mengatakan, kejadian yang menimpa Raya, jarang terjadi. Meski demikian, kejadian serupa pernah terjadi.

"Tidak (sering), ada iya (kejadian), banyak (kasus) tidak. Saya pernah (tangani kasus serupa), karena saya orang infeksi (penanganan) ya itu beberapa tahun yang lalu. Ketika ada demikian dibawa ke rumah sakit, ada cacingnya kita tangani segera dengan baik," tuturnya.

Menurut Anggraini, di negara tropis seperti Indonesia dan negara lainnya habitat cacing gelang tinggi, diikuti cacing cambuk yang sebesar parutan kelapa, dan kemudian cacing tambang.

Diagnosa Cacing dalam Tubuh

Anggraini mengatakan, jika cacing gelang sudah ada di dalam tubuh kita, kita akan mengalami kesakitan yang luar biasa.

"Tidak enak banget, kesakitan. Perut nggak enak, buang air besarnya juga bisa sulit atau malah diare, nafsu makan tidak ada. Tidak enak betul apalagi sampai ada keluar dari saluran napas dan dari mulut seperti itu," ujarnya.

Untuk kasus Raya, Anggraini menyayangkan tidak ada kewaspadaan dari keluarga dan lingkungan sekitar.

"Masalahnya adalah tidak segera ditangani. Jadi kesehatan itu masalah bersama, jadi perlu kewaspadaan dan perhatian sosial dari sekitarnya untuk membantu keluarga," pungkasnya.




(wip/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads