Sesar Baribis, Patahan Aktif yang Melintasi Bekasi hingga Majalengka

Sesar Baribis, Patahan Aktif yang Melintasi Bekasi hingga Majalengka

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Kamis, 21 Agu 2025 14:02 WIB
BMKG mengatakan gempa M 4,7 di Bekasi dipicu sesar naik busur belakang Jawa Barat segmen Citarum, bukan Baribis. (dok BMKG)
Foto: BMKG mengatakan gempa M 4,7 di Bekasi dipicu sesar naik busur belakang Jawa Barat segmen Citarum, bukan Baribis. (dok BMKG)
Bandung -

Bumi yang ditinggali oleh penduduk Jawa Barat ternyata terdiri atas sejumlah patahan atau sesar, yang sewaktu-waktu, sesar-sesar itu dapat bergerak dan memicu gempa.

Selain Sesar Lembang yang baru-baru ini memicu gempa di Kota Cimahi, di Jawa Barat ada juga sesar yang cukup besar seperti Sesar Cimandiri, Sesar Rajamandala, dan terus ke timur ada yang dikenal sebagai Sesar Baribis.

Sesar Baribis yang diduga menjadi sumber gempa Bekasi pada Rabu (20/8/2025) malam, membentang dari Kabupaten Purwakarta hingga ke Kabupaten Majalengka. Warga yang tinggal di sekitar sesar ini perlu tahu risiko dan mitigasi bencana jika sewaktu-waktu bumi mengamuk. Apa itu Sesar Baribis? Simak selengkapnya dalam artikel ini yuk!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Sesar Baribis

Dikutip dari studi berjudul "Tektonik Sesar Baribis-Cimandiri" oleh Iyan Haryanto dari Unpad yang disajikan dalam 33rd Annual Convention Indonesia Association of Geologists, dijelaskan bahwa Sesar Baribis merupakan sesar muda yang diduga terbentuk pada masa Plio-Pleistosen.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, Sesar Baribis pertama kali dikemukakan oleh seorang Geolog Belanda kelahiran Batavia, Rein van Bemmelen (1904-1983). Van Bemmelen menyebut-nyebut tentang sesar itu dalam tulisannya pada tahun 1949.

Dalam pandangan van Bemmelen, Sesar Baribis digambarkan sebagai sesar naik yang membentang dari Purwakarta hingga Majalengka.

Namun, para ahli berbeda pandangan mengenai ujung dari Sesar Baribis ini. Iyan Haryanto mengutip pandangan peneliti seperti Simadjuntak, bahwa Sesar Baribis terus memanjang ke Timur melewati Kendeng dan berakhir di Nusa Tenggara Barat.

Bukti Adanya Sesar Baribis

Dari Purwakarta ke Majalengka, Sesar Baribis melintasi sejumlah kabupaten seperti Subang dan Sumedang. Apalagi pada Sesar Baribis segmen Subang-Kadipaten, polanya melintang barat-timur hingga barat-barat laut-timur-tenggara. Artinya, bagian dari Sumedang terlintasi sesar ini.

Salah satu bukti bahwa Sesar Baribis ada, adalah singkapan bumi yang menampilkan batu gamping di wilayah Baribis-Kadipaten.

"Tubuh batugamping ini dipotong oleh ratusan sesar minor mulai dari yang berukuran centimeter hingga puluhan meter. Hasil pengamatan dan pengukuran lapangan menunjukkan bahwa sesar minor tersebut terdiri atas berbagai macam arah serta jenis pergerakannya," tulis Iyan Haryanto.

Sesar Baribis Aktif Sejak 11 Ribu Tahun Lalu

Dikutip dari laman BRIN (brin.go.id), menurut Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sonny Aribowo Pulau Jawa mempunyai satu dari sekian sesar yakni Sesar Baribis-Kendeng. Dalam penjelasannya, Sonny memakai pola Timur-Barat untuk menjelaskan wilayah-wilayah yang dilintasi sesar ini.

"Di Jawa Barat, sesar ini melewati Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, Purwakarta, Karawang, dan Bekasi. Ada indikasi melalui daerah selatan Jakarta (perbatasan dengan Depok) dan di daerah Bogor," kata Sonny pada laman tersebut, dilihat detikJabar, Kamis (21/8/2025).

Sonny pada tahun 2024 terlibat dalam Ekspedisi Sesar Baribis. Dalam artikelnya yang berjudul "Active Back-arc Thrust in North West Java, Indonesia" pada jurnal Tectonics tahun 2022, Sony mengungkapkan bahwa Sesar Baribis diketahui aktif pada segmen Tampomas sejak 50 ribu tahun lalu.

"Jejak morfologi Java Back-arc Thrust ini menerus ke arah barat melewati Subang hingga ke selatan Jakarta dan Bogor," katanya.

Dari sisi pergerakannya, Sonny mengatakan Sesar Baribis telah aktif bergerak sejak 11 ribu tahun yang lalu. Pergerakannya melalui kota-kota padat penduduk. Sonny mengimbau masyarakat yang tinggal di lokasi di mana sesar ini melintas, supaya waspada.

Imbauan Jika Terjadi Gempa di Zona Sesar Baribis

Dikutip dari detikEdu, Kepala Badan Geologi mengeluarkan sejumlah rekomendasi setelah gempa Bekasi terjadi. Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak terpancing isu yang tidak jelas.

Wafid mengajak warga sekitar untuk proaktif juga dalam melakukan pemeriksaan pasca gempa. Warga bisa menjauhi beberapa daerah yang rawan seperti area tebing.

"Masyarakat diimbau menjauhi daerah tebing yang berpotensi terjadi gerakan tanah, terutama saat terjadi hujan. Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak diikuti oleh bahaya ikutan, seperti retakan tanah, penurunan lahan, likuefaksi dan longsoran. Oleh karena itu masyarakat tidak perlu khawatir," kata Wafid.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads