Apa Itu Sesar Lembang? Ini Sejarah, Aktivitas, dan Potensi Gempanya

Apa Itu Sesar Lembang? Ini Sejarah, Aktivitas, dan Potensi Gempanya

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Kamis, 21 Agu 2025 11:30 WIB
Rambu di Jalur Sesar Lembang
Rambu di Jalur Sesar Lembang. (Foto: Yudha Maulana)
Bandung -

Sesar Lembang diduga bergerak sehingga menimbulkan gempa magnitudo 2,3 di Kota Cimahi pada Selasa (19/8/2025) pukul 11.41. Sesar Lembang memang membentang dari Timur ke Barat. Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat wilayah empuk sasaran amuk sesar ini.

detikers tentu sering mendengar nama Sesar Lembang. Namun, apa makna sebenarnya dari peristiwa kebumian itu? Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap apa itu Sesar Lembang. Simak yuk!

Nama Lembang

Lembang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Toponimi atau penamaan daerah dengan nama Lembang punya alasan tertentu, bahkan nama itu mengandung informasi kebumian yang sangat penting bagi manusia di zaman kini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam buku "Bandung Purba" (2014), ahli geografi T. Bachtiar dan Dewi Syafriani menjelaskan bahwa nama Lembang berasal dari ungkapan 'Ngalembangkeun' atau me-Lembang-kan.

ADVERTISEMENT

Dalam tradisi Sunda, orang mencuci beras pada sebuah wadah dari bambu bernama boboko (bakul). Ketika selesai mencuci, supaya airnya cepat surut maka boboki dimiringkan. Ya, yang miring itulah disebut Lembang.

Toponimi ini sesuai dengan peristiwa bumi di Lembang, bahwa ada patahan bumi atau sesar yang agak miring ke barat. Sesar Lembang membentang Timur-Barat,

Sesar Lembang

T. Bachtiar dalam buku yang sama menjelaskan bahwa Sesar Lembang adalah ragkaian perbukitan yang membentang Timur-Barat dengan lebar 300 meter dan panjang 22 kilometer, mulai dari Palasari hingga Cisarua.

Menurutnya, mengutip Irwan Meilano, Sesar Lembang merupakan patahan yang aktif, sebab secara teoritis, sebuah sesar disebut aktif jika memiliki bukti pergerakan dalam masa Holosen (dalam rentang waktu 10.000 tahun).

Dengan demikian, Sesar Lembang merupakan ancaman yang nyata yang jika bergerak, dapat menjadi sumber gempa bumi darat yang luar biasa dampaknya.

Sejarah Sesar Lembang

Sebuah Tesis Magister di ITB berjudul "Geologi dan Karakteristik Geomorfologi Sesar Lembang Jawa Barat" oleh Pretty Rosanawita (2013) mengungkapkan bahwa Sesar Lembang terbagi dua dalam sisi sejarah pembentukannya.

Bagian pertama adalah Sesar Lembang sebelah timur, dan kedua Sesar Lembang Sebelah Barat. Menurut penelitian Pretty, sesar yang timur lebih dahulu terbentuk, berdasarkan letusan gunung yang lebih awal pula. Sesar sebelah barat, terbentuk lebih akhir.

Sesar Lembang sebelah timur terbentuk sekitar 200.000-180.000 tahun yang lalu, terkait dengan aktivitas vulkanik Gunung Sunda. Sementara Sesar Lembang sebelah barat, terbentuk sekitar 24.000-62.000 tahun yang lalu, terkait dengan aktivitas vulkanik Gunung Tangkubanparahu.

Menurut studi tersebut, mekanisme terbentuknya Sesar Lembang bagian timur maupun barat sama. Yaitu, circumferential dike yang runtuh pada saat terbentuknya kaldera. Circumferential dike menurut penelusuran detikJabar adalah pola runtuhan tubuh gunung api.

Aktivitas Sesar Lembang

Dikutip dari detikEdu, Sesar Lembang bergerak dengan kecepatan 0.2-2,5 mm/tahun. Sesar Lembang yang masih aktif diperkirakan berpotensi menyebabkan gempa dengan magnitudo 6,5-7, dengan periode terulang sekitar 170-670 tahun.

Sesar Lembang sempat aktif pada 2010-2012. Pada 2011, terjadi gempa dengan magnitudo 3,3. Akibatnya, 384 rusak dan 9 di antaranya rusak parah. Lalu hingga 2021, tidak ditemui catatan akan gempa akibat Sesar Lembang.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, ada potensi pelepasan energi periodik Sesar Lembang per 500 tahun sekali.

Berpotensi Jadi Gempa Pembuka

Direktur Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut, meningkatnya aktivitas seismik Sesar Lembang dapat memicu terjadinya gempa pembuka. Namun dia tak bisa memprediksi kemungkinan gempa terjadi akibat aktivitas Sesar Lembang.

"Fenomena seperti ini yang dikhawatirkan adalah gempa pembuka (foreshocks). Saya tidak katakan peningkatan aktivitas ini akan memicu gempa kuat, karena belum dapat diprediksi kapan gempa besar akan terjadi," kata Daryono, Rabu (21/8/2025).

"Tapi dari 3 tipe gempa, salah satu tipenya itu adalah gempa kuat yang didahului oleh aktivitas gempa pembuka," imbuhnya.

Daryono mengingatkan ancaman dampak Sesar Lembang. Mengacu pada peristiwa gempa Sesar Lembang di tahun 2011 lalu dengan magnitudo 3,3 namun mampu merusak ratusan rumah.

"Pada 2011, cuma dengan magnitudo 3,3 bisa merusak 103 rumah di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat. Itu juga akibat pergerakan Sesar Lembang Segmen Cimeta. Gempa ini magnitudonya kecil tapi merusak karena hiposenter gempanya dangkal, tanahnya lunak. Itu akan makin berdampak jika struktur bangunannya lemah," kata Daryono.

Penyelidik Bumi Ahli Madya pada Badan Geologi, Supartoyo menduga bahwa rentetan kegempaan bermagnitudo kecil yang diyakini dari aktivitas Sesar Lembang kali ini merupakan fase pelepasan energi.

"Tren pelepasan energi ini pelan-pelan, cukup positif dibanding langsung melepaskan energi berkekuatan besar seperti di Cianjur," kata Supartoyo.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads