Cara Mengetahui di Tubuh Kita Ada Cacing Atau Tidak

Cara Mengetahui di Tubuh Kita Ada Cacing Atau Tidak

Yudha Maulana - detikJabar
Rabu, 20 Agu 2025 20:00 WIB
cacing bersarang (B/W)
Ilustrasi cacing bersarang (Foto: Journal of Medical Case Reports)
Bandung -

Kasus infeksi cacing menimpa seorang anak berusia 4 tahun di Desa Cianaga, Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Cacing menggerogoti tubuh anak itu dari dalam hingga akhirnya sang anak meninggal dunia.

Infeksi cacing atau cacingan seringkali dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya mengintai anak-anak. Namun, anggapan ini keliru. Orang dewasa sama rentannya, bahkan seringkali tidak menyadari parasit berbahaya hidup dan berkembang biak di dalam tubuh mereka.

Pertanyaannya, bagaimana cara mengetahui tubuh cacingan pada orang dewasa ketika gejalanya seringkali tersamar atau bahkan tidak muncul sama sekali?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perlu diketahui bahwa cacingan bukan hanya masalah di lingkungan pedesaan, melainkan ancaman nyata bagi siapa saja yang abai terhadap kebersihan.

Dikutip dari ciputrahospital, pada orang dewasa infeksi ini bisa berlangsung tanpa gejala yang kentara. Terkadang penderitanya tak menyadari bahwa mereka menjadi inang bagi parasit.

ADVERTISEMENT

Ada beberapa faktor yang membuat penyakit cacingan sulit dideteksi, salah satunya jumlah cacing yang masuk ke dalam tubuh. Selain jumlah cacing, cara masuk cacing ke dalam tubuh pun ikut memberikan pengaruh.

Seperti contohnya cacing gelang. Telur cacing akan menetas menjadi larva, larva ini dibawa oleh lalat yang hinggap ke makanan. Setelah manusia memakan makanan tersebut, akhirnya larva masuk dan berkembang biak.

Berikut tanda dan gejala cacingan yang muncul jika seseorang terinfeksi:

1. Wajah pucat, lesu dan lemas

Lesu dan lemas terjadi akibat kondisi anemia. Anemia ini muncul karena cacing yang berkembang biak memerlukan nutrisi, kemudian mereka mengambil nutrisi dengan menghisap darah.

2. Nyeri di perut

Cacingan juga dapat menimbulkan sakit perut, bahkan kondisi ini bisa berkembang menjadi diare. Sebab cacing yang hidup dalam saluran pencernaan terus memakan dan menggerogoti sari-sari makanan.

3. Berat badan menurun drastis

Orang yang terkena penyakit cacingan seringkali terlihat sangat kurus. Sebab nutrisi yang seharusnya diserap oleh tubuh menjadi makanan cacing.

"Tidak hanya pada anak, tanda ini juga bisa muncul pada orang dewasa. Karena zat gizi di dalam tubuhnya itu diserap oleh cacing, makanya badannya kurus," ujar Prof. dr. Supargiyono, DTM&H., SU., Sp.Par(K), Kepala Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, saat dihubungi detikHealth 2013 lalu.

4. Batuk

Beberapa jenis cacing dapat hidup di paru-paru dan menyebabkan batuk yang tak kunjung sembuh.

Sementara itu banyak yang mengeluhkan munculnya gatal-gatal pada dubur, apakah ini juga tanda dari penyakit cacingan?

"Sebenarnya tidak harus ya duburnya gatal, tapi jika muncul sebenarnya itu bisa saja terjadi karena ada infeksi di dubur yang memang disebabkan oleh cacing. Gatal pada dubur, terutama pada anak, biasanya karena ada cacing kremi yang bertelur," terang Prof Supargiyono.

Jenis-jenis Cacing yang bisa Masuk ke Tubuh Manusia

  • Cacing Kremi (Enterobius vermicularis): Dikutip dari jurnal Unimus, gejala paling khas adalah rasa gatal yang hebat di area anus, terutama pada malam hari. Cacing betina dewasa bermigrasi ke anus untuk bertelur, menyebabkan iritasi dan mengganggu kualitas tidur penderitanya (repository.unimus.ac.id).
  • Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale & Necator americanus): Infeksi sering dimulai dengan ruam kulit yang terasa gatal di lokasi larva menembus kulit, misalnya telapak kaki. Setelah masuk ke aliran darah dan sampai di usus, cacing ini akan mengisap darah dan dapat menyebabkan anemia, ditandai dengan wajah pucat, kelelahan, dan sesak napas.
  • Cacing Pita (Taenia): Infeksi cacing pita dewasa di usus bisa menyebabkan gejala pencernaan ringan. Namun, bahaya terbesar datang dari larvanya (sistiserkosis). Jika larva ini masuk ke aliran darah dan bersarang di otak-sebuah kondisi yang disebut neurosistiserkosis-dapat memicu gejala neurologis parah seperti sakit kepala kronis, kejang, dan bahkan menjadi penyebab utama epilepsi pada orang dewasa di seluruh dunia. Konsumsi daging babi atau sapi yang tidak dimasak matang adalah jalur penularan utamanya.
  • Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides): Dikutip dari jurnal Universitas Brawijaya, pada infeksi ringan, mungkin tidak ada gejala. Namun, jika jumlah cacing di usus sangat banyak, dapat menyebabkan penyumbatan usus. Dalam kasus yang jarang terjadi, cacing dewasa dapat keluar dari tubuh melalui mulut, hidung, atau anus, yang menjadi tanda diagnosis yang pasti (repository.ub.ac.id).

Mengapa Orang Dewasa Bisa Terkena Cacingan?

Penularan terjadi ketika telur atau larva cacing masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, berikut rangkumannya dari berbagai sumber:

  • Makanan dan Minuman Terkontaminasi: Mengonsumsi sayuran mentah yang tidak dicuci bersih, air yang tidak dimasak, atau makanan yang diolah dengan tangan yang kotor.
  • Daging Setengah Matang: Konsumsi daging sapi, babi, atau ikan yang terkontaminasi larva cacing dan tidak dimasak hingga matang sempurna merupakan penyebab umum infeksi cacing pita.
  • Kontak dengan Tanah: Berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi feses mengandung telur atau larva cacing tambang dapat membuat parasit menembus kulit.

Diagnosis Medis: Cara Pasti Mengetahui Tubuh Cacingan

Meskipun gejala dapat menjadi petunjuk awal, satu-satunya cara untuk memastikan diagnosis adalah melalui pemeriksaan medis. Jika Anda mencurigai adanya infeksi cacing, dokter akan merekomendasikan beberapa tes berikut:

  1. Pemeriksaan Feses (Tinja): Ini adalah metode diagnosis paling umum. Sampel tinja akan diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi keberadaan telur atau larva cacing. Dalam kasus seorang nenek di Deli Serdang yang diduga anemia, pemeriksaan feses justru menemukan adanya telur cacing tambang.
  2. Tes Darah: Pemeriksaan darah lengkap dapat membantu diagnosis. Adanya anemia bisa menjadi indikasi infeksi cacing tambang, sementara peningkatan jumlah eosinofil (sejenis sel darah putih) seringkali menandakan tubuh sedang melawan infeksi parasit.
  3. Pemeriksaan Lainnya: Dalam kasus tertentu seperti dugaan neurosistiserkosis, tes pencitraan seperti CT scan atau MRI mungkin diperlukan. Selain itu, diagnosis dapat dikonfirmasi jika cacing dewasa terlihat keluar dari tubuh.
(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads