Sensasi Bandung Tiris yang Dirasakan Warga Bandung

Sensasi Bandung Tiris yang Dirasakan Warga Bandung

Wisma Putra - detikJabar
Jumat, 15 Agu 2025 10:00 WIB
Sick mature woman wrapped blanket lying on couch, suffering high fever or seasonal flu. Health care concept.
Ilustrasi wanita kedinginan. (Foto: Getty Images/PrathanChorruangsak)
Bandung -

Tiris alias dingin! Itulah yang dirasakan Andri (32) selepas bangun tidur. Warga Paseh, Kabupaten Bandung ini mengaku kedinginan saat tidur, terutama pada dini hari.

"Dingin banget, tadi subuh suhunya mencapai 16 derajat Celcius," kata Andri kepada detikJabar, Jumat (15/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andri menyebut, kondisi ini terjadi dalam beberapa waktu terakhir. "Sekitar tiga hari belakangan lah," ujarnya.

Hal serupa dikatakan Devi (40), warga Kayu Ambon, Lembang, Kabupaten Bandung Barat ini mengaku, meski suhu udara di Lembang selalu dingin. Namun akhir-akhir ini suhunya berbeda.

ADVERTISEMENT

"Dingin, dingin banget, dari jam 5 sore sudah terasa sekarang, biasanya di malam hari. Akhir-akhir ini sih, dingin dari sore itu seminggu lalu," ungkapnya.

Selain itu, menurut Devi anginnya juga cukup kencang. "Biasanya sejuk, nggak panas, tapi kemarin dingin banget, beda cuacanya, sampai pusing kepala. Malam ke subuh tambah dingin," tambah Devi.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, untuk cuaca di Lembang tembus di suhu 14 derajat Celcius.

"Suhu minimum hari ini 15 Agustus 2025 yang tercatat di Stageof Bandung 17.2°C, dan di POG Lembang 14.4°C*. cukup dingin tetapi masih dalam range klimatologisnya nya di Bulan Agustus," kata Ayu sapaan Teguh Rahayu.

Menurut Ayu, suhu dingin ini diprediksi terjadi hingga akhir Agustus mendatang. "Suhu dingin di pagi hari diprediksi masih akan terjadi sampai dengan akhir Agustus," ujarnya.

Ayu menjelaskan suhu dingin ini terjadi akibat suhu permukaan laut di wilayah Indonesia masih hangat, aktifnya gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuator di Jawa Barat dan keberadaan sirkulasi siklonik yang membentuk daerah perlambatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) di sebagian wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat.

"Kombinasi dari faktor faktor tersebut masih berpengaruh terhadap adanya pertumbuhan awan di sebagian di wilayah Jawa Barat termasuk Bandung Raya," jelasnya.

"Saat ini wilayah Jawa Barat termasuk wilayah Bandung raya sudah memasuki musim kemarau hal ini ditandai dengan dominasi angin monsun Australia yang membawa udara dingin dan kering serta tutupan awan konvektif yang berkurang signifikan sehingga panas matahari diterima maksimum di siang hari dan dilepaskan maksimum pada malam dan dini hari," pungkasnya.

(wip/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads