Jabar Kejar Target Investasi Rp 271 Triliun di 2025

Jabar Kejar Target Investasi Rp 271 Triliun di 2025

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 07 Agu 2025 21:15 WIB
Ilustrasi Menabung dan Investasi
Ilustrasi (Foto: Dok. Shutterstock)
Bandung -

Pemerintah Provinsi Jawa Barat membidik capaian ambisius di sektor investasi sepanjang tahun 2025 dengan menargetkan realisasi investasi menembus angka Rp271 triliun. Meski baru sekitar setengahnya tercapai, target itu optimis diraih dalam waktu kurang dari enam bulan ke depan.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar, Dedi Taufik mengatakan, langkah percepatan untuk menggenjot investasi dimulai dengan menggalang kolaborasi lintas sektor dan wilayah.

"Jawa Barat semester 1 2025 ini capaiannya Rp141 triliun. Nah berarti kan kita harus siapkan pranata ke depan. Pranata ke depannya adalah SDM,' kata Dedi usai rapat kordinasi investasi di Kantor DPMPTSP Jabar, Kamis (7/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dedi, keterlibatan para pemangku kepentingan seperti dinas perizinan di tingkat daerah, pelaku industri menjadi kunci agar target tersebut bisa terwujud. Tanpa kerja kolektif, angka Rp271 triliun hanya akan jadi mimpi.

ADVERTISEMENT

"Tanpa dukungan dari DPMPTSP di 27 kabupaten/kota, juga OPD seperti Disnakertrans, Diskuk, Bapenda, dan Disperindag, target investasi akan sulit dicapai," tegasnya.

Dedi menegaskan bahwa strategi khusus untuk semester kedua sudah mulai disusun dan dijalankan. Fokus utama diarahkan ke wilayah-wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan industri dan investasi di Jabar.

"Kita menyiapkan strategi-strategi untuk semester 2. Jadi apa saja yang harus kita sinergikan, baik itu programnya, baik itu pendukungan dan lain sebagainya. Itu yang kita lakukan di hari ini. Jadi strategi enam bulan ke depan ini seperti apa? Karena kan landing-nya ada di kabupaten kota," tuturnya.

Ia menyebut, keberhasilan mengejar sisa Rp130 triliun akan bergantung pada stabilitas lima faktor utama, yakni pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, kepastian hukum melalui kebijakan, ekosistem bisnis, dan konektivitas infrastruktur.

"Kalau melihat sekarang sudah Rp141 triliun, sisa enam bulan harus optimis ya. Asal yang memengaruhi di dalam investasi kan ada 5 faktor. Ada penguatan-penguatan lainnya dari lima faktor tadi," ujar Dedi.

Satgas Anti Preman Dilibatkan

Masalah klasik seperti premanisme yang kerap menghambat proses investasi juga tak luput dari perhatian. Dedi memastikan, telah dibentuknya Satgas Anti Premanisme di Jabar diharapkan dapat mempercepat masuknya investasi.

"Setelah ini kita akan bicara, karena bicara investasi, bicara ekosistem ya. Jadi mungkin kita juga harus kumpulkan nanti dengan Satgas. Sehingga jelas, yang harus kita selesaikan dan tepat sasaran," jelasnya.

Beberapa kawasan industri seperti Bekasi, Karawang, Subang, Bogor, dan kini mulai merambah ke Indramayu serta Majalengka disebut sebagai titik-titik yang rentan gangguan namun tetap memiliki daya tarik besar bagi investor.

"Yang jelas kan pasti investasi yang tinggi kan pasti Bekasi ya, Rp 18 triliun dan kawasannya juga besar. Kedua Karawang, Subang. Sudah mulai diminati, sekarang geser ke Indramayu, Majalengka. Kabupaten Bogor itu juga tinggi," ungkap Dedi.




(bba/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads