Angkot Pintar di Bandung Diminta Jangan Sekadar Ganti Warna

Angkot Pintar di Bandung Diminta Jangan Sekadar Ganti Warna

Bima Bagaskara - detikJabar
Minggu, 03 Agu 2025 17:59 WIB
Prototype angkot pintar Kota Bandung.
Prototype angkot pintar Kota Bandung. (Foto: Rifat Alhamidi)
Bandung -

Pemerintah Kota Bandung kembali meluncurkan gebrakan baru dalam sektor transportasi publik. Kali ini, proyek bertajuk Angkot Pintar digadang-gadang menjadi solusi untuk mengatasi persoalan klasik angkutan kota

Purwarupa kendaraan yang memiliki nama Angklung (Angkutan Listrik Kota Bandung) ini disebut-sebut sudah siap diuji coba di jalanan Kota Bandung. Namun, langkah tersebut tak lepas dari sorotan kritis warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasalnya, proyek serupa dengan label 'modernisasi transportasi' bukan sekali dua kali digulirkan, tapi minim realisasi. Publik tentu masih ingat wacana pembangunan cable car yang digembar-gemborkan bertahun-tahun lalu, tapi hingga kini hanya tinggal angan.

Salah satu warga, Bagus Ismail (32), menyambut baik inisiatif ini namun mengingatkan agar pemerintah tidak hanya menjual konsep tanpa komitmen nyata di lapangan.

ADVERTISEMENT

"Saya sebenarnya senang dengan rencana adanya angkot pintar, semoga dengan adanya itu nanti bisa mengurangi kemacetan. Tapi jangan cuma ganti nama, ganti warna, terus dibilang program sukses," ujar Bagus kepada detikJabar, Minggu (3/8/2025).

Ia menyoroti kebiasaan lama angkot yang sering ngetem sembarangan, sopir yang kurang disiplin, hingga sistem yang tak pernah benar-benar diawasi. Modernisasi, menurutnya, bukan hanya soal tampilan kendaraan yang lebih kinclong atau disematkannya fitur digital.

"Yang sering kejadian, ujung-ujungnya tetap aja angkot ngetem sembarangan, nunggu penumpang lama, sopir enggak disiplin. Kalau sistem digitalnya enggak jalan, atau enggak diawasi, ya tetap sama aja bohong," ucapnya.

Tak kalah penting, Bagus juga menyinggung kesiapan para sopir angkot sebagai ujung tombak operasional sistem ini. Perubahan tanpa pelatihan dan perlindungan terhadap nasib sopir hanya akan memunculkan masalah baru.

"Saya juga minta pemerintah memperhatikan para supirnya. Apakah mereka sudah siap atau belum. Saya juga berharap ini tidak hanya janji atau sebatas konsep, tapi harus ada buktinya," tegasnya.

Karenanya, Bagus menginginkan agar wacana itu benar-benar dikaji dan direncanakan dengan matang. Tujuannya tak lain agar proyek yang sedang digulirkan ini tidak sekedar jadi bualan belaka.

"Jangan sampai rencana angkot pintar ini hilang begitu saja seperti rencana cable car dulu. Sampai sekarang belum ada kejelasan," tutup Bagus.




(bba/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads