Study Tour Dilarang Dedi Mulyadi, Siswa Cimahi Pilih Walking Tour

Study Tour Dilarang Dedi Mulyadi, Siswa Cimahi Pilih Walking Tour

Whisnu Pradana - detikJabar
Minggu, 03 Agu 2025 19:30 WIB
Lemasmil Poncol dan Gedung Historich, Bangunan Bersejarah di Cimahi
Lemasmil Poncol dan Gedung Historich, Bangunan Bersejarah di Cimahi (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Cimahi -

Deretan bangunan tua yang tersebar di se-antero Kota Cimahi, jadi saksi bisu jejak Belanda di masa lalu. Ketika kota tiga kecamatan ini saat itu dijadikan sebagai basis militer untuk tentara Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL).

Ratusan tahun berlalu, bangunan yang kental akan nuansa arsitektur art deco itu masih berdiri kokoh. Sebagian berfungsi sebagai sekolah, pusat pendidikan militer, bangunan komersil, dan fungsi lainnya. Semuanya bisa dilihat secara kasat mata, bahkan menarik untuk dikupas.

Keberadaan bangunan bersejarah itu diwacanakan sebagai destinasi walking tour pelajar di Cimahi sebagai alternatif study tour ke luar daerah yang dilarang oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sejak beberapa bulan belakangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anak-anak ini kita arahkan untuk melakukan walking tour namanya, supaya mereka kenal tempat dan bangunan bersejarah di Cimahi. Karena memang ada larangan study tour," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Nana Suyatna saat dikonfirmasi, Minggu (3/8/2025).

Sebut saja Rumah Sakit Dustira yang dibangun sejak tahun 1887, lalu ada Gedung Historich di Jalan Gatot Subroto yang dulu merupakan tempat pesta meneer Belanda, kemudian ada Gereja Santo Ignatius yang sudah berusia lebih dari 100 tahun.

ADVERTISEMENT

Tak cuma destinasi bersejarah dengan nuansa militer. Tujuan walking tour lainnya ada Kampung Adat Cireundeu. Kampung adat yang terkenal akan keunikan masyarakatnya cuma mengonsumsi singkong sejak tahun 1918 lalu.

"Ada beberapa sekolah yang sudah membawa muridnya walking tour, kemarin ada salah satu SMP di Cimahi ke Masmil Poncol. Anak-anak antusias karena mereka bisa jalan-jalan, enggak melulu belajar di kelas," ujar Nana.

Walking tour pengganti juga tentunya bakal mewujudkan rencana walking tour heritage, sebagai upaya pengembangan potensi wisata lokal yang dicanangkan pemerintah daerah. Sayang, wacana tersebut tak benar-benar terealisasi sejak berganti-ganti kepala daerah.

"Kami menyambut baik walking tour buat siswa yang dijalankan sekolah dan Dinas Pendidikan. Memang tujuannya sesuai dengan rencana kami mengembangkan wisata lokal," kata Kepala Bidang Kebudayaan dan Pariwisata pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi, Lucky Sugih Mauludin.

Kampung Adat Cireundeu sendiri sudah sejak beberapa tahun belakangan rutin menjadi destinasi wisata dan penelitian. Tak cuma kalangan siswa dan mahasiswa, namun juga masyarakat umum hingga peneliti.

"Kebetulan kami setiap bulan selalu dikunjungi wisatawan, mahasiswa yang penelitian, dan sekolah yang study tour. Mudah-mudahan kami di Cireundeu bisa ikut andil dalam kegiatan positif seperti ini," kata Triana Santika, salah satu tokoh pemuda dan tour leader di Kampung Adat Cireundeu.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads