Kala 8,6 Hektare Lahan Tidur Kembali Produktif di Bandung

Kala 8,6 Hektare Lahan Tidur Kembali Produktif di Bandung

Yuga Hassani - detikJabar
Jumat, 01 Agu 2025 22:35 WIB
Penanaman Jagung di lahan tidur Kabupaten Bandung.
Penanaman Jagung di lahan tidur Kabupaten Bandung. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Kabupaten Bandung -

Mentari belum tinggi ketika deru langkah para petani mulai terdengar di Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. Di bawah langit cerah pagi itu, Jumat (1/8/2025), mereka memulai aktivitas dengan semangat menghidupkan kembali lahan tidur demi ketahanan pangan.

Dengan alat tanam sederhana di tangan, satu per satu bibit jagung hibrida ditanam. Alat itu membantu memastikan benih tertancap kokoh di tanah yang lama terbengkalai. Begitu selesai ditanam, benih-benih itu langsung disiram perlahan.

"Saat ini memang kita sepertinya memasuki musim kemarau basah ya. Jadi dominan para petani masih menanam padi yang seharusnya di awal triwulan 2 itu sudah mulai tanam jagung," ujar Sekretaris Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung, Yayan Agustian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 8,6 hektare lahan tidur yang terdiri dari 4 hektare lahan baku sawah (LBS) dan 4,6 hektare non-LBS diubah menjadi ladang jagung. Targetnya menghasilkan hingga 64,5 ton jagung dalam sekali masa panen.

ADVERTISEMENT

"Tanaman jagung akan kita galakkan ketika saat musim kemarau karena ketika sulit air," katanya.

Lahan-lahan tidur di Ciluncat, sebagaimana banyak ditemukan di Kabupaten Bandung, selama ini terabaikan. Namun dengan semangat gotong royong dan dukungan pemerintah, lahan-lahan itu kembali bernapas. Tak sekadar ditanami, tetapi dijadikan simbol ketahanan pangan dan kemakmuran petani.

Yayan menyebutkan, saat ini ada sekitar 13 ribu hektare lahan jagung aktif di wilayah Kabupaten Bandung. Namun, jumlah itu belum cukup memenuhi kebutuhan. Kabupaten Bandung masih harus mendatangkan jagung dari daerah tetangga seperti Bandung Barat, Sumedang, hingga Garut.

"Jadi kita bahkan jagung ngambil dari Bandung Barat, dari Sumedang, dari Garut di Tampung, di Nagreg itu. Ini bisa kekurangan untuk jagung," ucapnya.

Dia menambahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung kerap memberikan bantuan kepada para petani. Diantaranya adalah bantuan benih dan juga bantuan BPJS Ketenagakerjaan.

"Jadi ketika tercangkul kan biar rumah sakit tenang sekarang. Ketika meninggal pun dibiayai santunan Rp42 juta. Alhamdulillah Bupati Bandung Bapak Dadang Supriatna sangat perhatian terhadap para petani," ungkapnya.

Jagung Cocok Jadi Pilihan

Jagung menjadi pilihan tak sekadar karena cocok ditanam saat musim kemarau. Tapi juga karena bisa memberikan nilai tambah. Di antara batang-batang jagung, petani bisa menyisipkan tanaman lain sebagai tumpang sari.

"Ini sangat baik. Kenapa jagung, Karena jagung juga di sela-selanya nanti itu bisa ditanami untuk tumpang sari, sehingga bisa menambah pendapatan petani," ujar Kapolresta Bandung Kombes Aldi Subartono.

Penanaman Jagung di lahan tidur Kabupaten Bandung.Penanaman Jagung di lahan tidur Kabupaten Bandung. Foto: Yuga Hassani/detikJabar

"Jadi untuk per hektare ini rata-rata 7,5 ton per hektare akan terus produktif. Jadi sejauh ini kami dengan unsur terkait sudah menanam lebih kurang 4,6 hektar," kata Aldi menambahkan.

Bagi Aldi dan Forkopimda Kabupaten Bandung, keberadaan aparat bukan hanya soal menjaga keamanan. Tapi juga memastikan bahwa petani tidak berjalan sendirian dalam menghadapi tantangan pertanian modern.

"Kami hadir supaya petani akan lebih mendapat untung yang lebih banyak ya ketimbang yang mungkin selama ini enggak ada sentuhan dari pemerintah atau kurang edukasi. Maka hari ini pemerintah hadir, kita semua hadir memberikan sentuhan kepada para kelompok petani harapannya petani kita lebih makmur," pungkasnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads