Cuaca buruk melanda perairan pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dalam dua hari terakhir. Gelombang tinggi mencapai tiga meter sampai di bibir pantai. Selain itu, angin timur juga berhembus sangat kencang.
"Dari Senin sampai sekarang Rabu (30/7/2025) angin kencang terus gelombang tinggi. Kita nelayan diam aja," kata Ujang, salah seorang nelayan kepada detikJabar, Rabu (30/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbas cuaca buruk, Nelayan di Pantai Pamayangsari berhenti melaut. Mereka memilih menambatkan perahunya di dermaga. "Daripada mengancam keselamatan saya pilih nggak melaut. Nggak akan bagus melaut juga. Tapi nya kitu, parahu ngan di darmaga rusak," kata Ujang.
Ratusan perahu nelayan akhirnya ditambatkan di Dermaga Pamayangsari. Lokasi dermaga yang sempit dan dangkal membuat perahu saling bertabrakan di terjang gelombang tinggi.
Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya Dedi Mulyadi memastikan terdapat 24 perahu nelayan karam hingga Rabu (30/7/25). Lima perahu tenggelam ditelan gelombang. Sementara sisanya empat perahu terdampar.
"Akibat gelombang dan cuaca buruk ads 24 perahu karam di tengah, lima hilang untung ada ada 4 perahu sudah terdampar ke pinggir, sisanya masih karam di jangkar," kata Dedi.
Dedi Mulyadi mengatakan ketinggian gelombang air laut saat kejadian mencapai tiga meter, dengan kecepatan angin mencapai 25 mil per jam. Beberapa perahu bahkan ditemukan terdampar jauh di kawasan Pantai Sindangkerta dan Cipatujah.
"Jadi ketinggian gelombang 2,5 meter sampai 3 meter, angin yang kencang banget 25 mil per jam," kata Dedi.
Dedi juga menjelaskan perahu-perahu nelayan tersebut biasanya bersandar di tengah laut karena dermaga Pamayangsari tidak memiliki kapasitas cukup untuk menampung semua kapal. Hal ini menyebabkan perahu-perahu nelayan rentan terhadap gelombang tinggi dan angin kencang.
"Dermaga Pamayangsari sudah tidak layak. Dangkal dan sempit jadi harus dibesarin. Sementara perahu nelayan banyak kan, jadi aja rusak kan perahu nelayan kalau gelombang tinggi. Saya mau lihat mana gubernur anyar jeng Bupati Tasik anu anyar turun kadieu (gubenur dan Bupati Tasik yang baru turun ke sini), bantuan nelayan, benerin dermaganya ini warga bapak," kata Dedi.
Hingga kini, proses evakuasi perahu-perahu yang karam belum bisa dilakukan karena kondisi laut masih belum aman. Dedi berharap ada perhatian serius dari pemerintah untuk segera melakukan perbaikan infrastruktur di dermaga Pamayangsari.
"Perlu ada renovasi, baik pelebaran maupun pengerukan dermaga. Kalau dibiarkan terus, musibah seperti ini bisa terulang," pungkasnya.
(sud/sud)