Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (29/7/2025). Mulai dari potret memilukan dunia pendidikan di Tasikmalaya setelah atap ruang kelas SD negeri ditopang bambu agar tak runtuh, hingga bu kades di Sukabumi jadi tersangka usai jual posyandu Rp 45 juta.
Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Atap SDN di Tasikmalaya Ditopang Bambu Agar Tak Runtuh
Potret pendidikan di Tanah Air masih saja menyisakan cerita yang memprihatinkan. Seperti yang dialami Sekolah Dasar Negeri Ciawi 5, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Semua ruang kelas di sekolah ini terancam ambruk dengan atap yang sudah ditopang puluhan bambu.
"Ini sejak saya ke sini sudah begini pak. Ada informasi sejak 2008 delapan mulai rusak," kata Kepala sekolah SDN Ciawi 5, Herlina Senin Siang (28/7/25).
Atap ruang kelas satu sampai enam rusak. Selain telah berlubang, atap kelas juga berlumut karena genting bocor dan air hujan masuk. Rata-rata setiap kelas ditopang dua sampai empat bambu. Tujuanya agar atap tidak ambruk.
"Seluruh ruangan ditopang bambu yah atapnya. Bolong, anak anak khawatir belajar juga," kata Herlina.
Herlina menambahkan dari enam lokal ruang kelas yang rusak, kondisi ruang kelas 3 dan 4 merupakan yang paling parah. Atap kelas bocor akibat getaran gempa dan hujan, serta kondisi atap yang sudah lapuk dimakan usia.
"Jadi kelas 3 dan kelas empat yang rusak parah. Pihak sekolah sudah melakukan upaya untuk menopang atap dengan bambu agar tidak ambruk, namun khawatir jika tiba-tiba ambruk saat proses belajar mengajar," kata Herlina.
Pihak sekolah sudah melaporkan dan mengusulkan bantuan untuk merehabilitasi ruang kelas. Mereka berharap pemerintah segera memperbaiki kerusakan sekolah.
"Kami berharap sekolah kami segera diperbaiki, kasihan anak-anak," kata Herlina.
Herlina menyebut jika hujan deras kegiatan belajar mengajar dilaksanakan daring. Siswa belajar dari rumah untuk hindari hal yang tidak diinginkan.
"Kalau hujan deras belajar jadinya daring yah. Kita antisipasi yang tidak bagus," kata Herlina.
Para siswa kelas 1 sampai kelas 6 harus belajar dengan dihantui rasa was-was. Para siswa ketakutan ruang kelasnya tiba-tiba ambruk saat belajar. Apalagi saat musim hujam tiba.
"Was-was takut ambruk pas belajar. Apalagi hujan kayak sekarang," kata Siswa Kelas 5 M Alby.
Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar, Ahmad Solihin memastikan seluruh sekolah yang rusak akan mendapatkan giliran perbaikan. Pihak sekolah harus memasukan ke dalam dapodik agar diusulkan di sistem Krisna Kementrian Pendidikan. Namun, yang menentukan mendapat rehab dari pusat.
"Artinya semua yang kondisinya tidak baik muncul divdapodik kita masukan ke sistem Krisna di kementrian tahun lalu kami masukan 400 lebih. Tapi kan yang menentukan rehab dipusat," kata Ahmad Solihin.
"Yang menjadi keharusan setiap satuan pendidikan up date terus dapodik. Maka kalau kadaluarsa segera diperbaiki biar tersentuh perbaikan," ujar Ahmad Solihin.
Guru SMAN 1 Bandung Hilang Misterius
Seorang guru SMAN 1 Bandung bernama Ardie Richardiansyah (35) dilaporkan hilang sejak Kamis, 24 Juli 2025. Ardie terakhir diketahui keluar rumah di kawasan Dipatiukur, Kota Bandung sekitar pukul 12.30 WIB.
Hilangnya Ardie pertama kali disadari oleh pihak sekolah tempat ia mengajar, setelah ia tidak bisa dihubungi seperti biasa. Keluarga yang merasa ada kejanggalan segera melakukan pencarian dan melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.
Berdasarkan kronologi yang dihimpun dari keterangan keluarga, pada pukul 09.30 WIB, Ardie diantar oleh sang ayah ke sebuah laundry. Kemudian, ia diantar lagi ke kawasan Jalan Surya Kencana pada pukul 09.45 WIB. Sekitar pukul 11.00 WIB, Ardie sudah kembali ke rumah.
Namun, pada pukul 12.30 WIB, Ardie kembali keluar rumah. Saat itu tidak ada yang mencurigakan. Ia masih sempat berkomunikasi dengan adik kandungnya, Amelia, sekitar pukul 15.00 WIB. Namun satu jam kemudian, sekitar pukul 16.00 WIB, seorang staf dari sekolah menghubungi Amelia karena Ardie tidak dapat dihubungi.
"Awalnya hari Kamis tanggal 24 Juli, itu awalnya biasa aja. Cuma jam 3 sore masih chat dan jam 4 itu ada yang WhatsApp nyariin Aa di sekolah," ujar Amelia saat dikonfirmasi, Selasa (29/7/2025).
Merasa khawatir, Amelia langsung mencoba menghubungi nomor ponsel Ardie. Namun, saat itu nomornya sudah tidak aktif. "Setelah itu saya tanya ke teman-teman aa, memang enggak lagi bareng gitu karena nomornya memang sudah gak aktif," katanya.
Kekhawatiran semakin memuncak karena hingga malam hari tidak ada kabar dari Ardie. Sekitar pukul 21.00 WIB, keluarga memutuskan untuk melaporkan kehilangan ke pihak kepolisian, memeriksa rekaman CCTV, dan menyisir sejumlah tempat yang biasa dikunjungi Ardie.
Menurut Amelia, hingga saat ini belum ada kabar atau petunjuk baru terkait keberadaan Ardie. Namun ia menyebut ada kemungkinan sang kakak sedang mengalami masalah pribadi.
"Untuk saat ini perkembangan polisi, kalau lihat polanya kayaknya lagi ada masalah dan sedang menghindar. Sampai sekarang belum ada kabar," ungkapnya.
Pihak keluarga berharap siapa pun yang melihat atau mengetahui keberadaan Ardie Richardiansyah dapat segera menghubungi pihak keluarga atau kepolisian terdekat.
Sementara Kepala SMAN 1 Bandung Tuti Kurniawati membenarkan Ardhie merupakan salah satu pengajar di sekolah. Menurutnya Ardhie adalah guru ekonomi yang sejak Kamis lalu dinyatakan hilang.
"Belum kembali sejak hari kamis," singkat Tuti.
Simak Video "Video: Hindari Hal Ini Saat Ajarkan Anak soal Menjaga Privasi Tubuh"
(ral/mso)